Breaking News:

Terkini Nasional

Terpilih Jadi Ketum PBNU, Gus Yahya Sebut yang Patut Dipuji adalah Aqil Siradj

Gus Yahya resmi terpilih sebagai Ketum PBNU 2021-2026 mengalahkan pesaingnya sekaligus petahana Said Aqil Siradj.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
youtube kompastv
Berdasarkan hasil pemungutan suara Jumat (24/12/2021), KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa dengan nama Gus Yahya resmi terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026. 

TRIBUNWOW.COM - Berdasarkan hasil pemungutan suara Jumat (24/12/2021), KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa dengan nama Gus Yahya resmi terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026.

Gus Yahya meriah 337 suara mengungguli KH Said Aqil Siradj yang memeroleh 210 suara.

Dalam tayangan langsung YouTube Kompastv, setelah momen pemilihan selesai tampak Gus Yahya dan Said Aqil saling berpelukan dan bersalaman.

Baca juga: Ada Peserta Demo Angkat Kaki di Meja Gubernur Banten, Buruh Ungkap Alasannya

Setelah saling bersalaman dan berpelukan, suasana Muktamar ke-34 NU tersebut ramai bacaan salawat.

Seusai terpilih menjadi Ketum PBNU 2021-2026, Gus Yahya sempat memberikan pesan.

Awalnya Gus Yahya mengucap Alhamdulillah dan syukur.

Ia kemudian membahas tentang lancarnya proses Muktamar ke-34 NU.

Kemudian Gus Yahya menyampaikan terima kasih kepada gurunya yang tak lain adalah saingannya sendiri yakni KH Said Aqil Siradj.

"Saya tidak tahu apakah akan cukup umur saya untuk membalas jasa-jasa Beliau," ujar dia.

Keberhasilannya terpilih menjadi Ketum PBNU, menurut Gus Yahya seharusnya yang dipuji adalah Said Aqil karena telah berhasil mendidik sebagai guru.

Selanjutnya Gus Yahya menyampaikan terima kasih kepada peserta hingga panitia yang melancarkan proses berjalannya Muktamar ke-34 NU.

Ia juga menegaskan sesudah ini semua akan tetap bekerja bersama-sama.

"Semoga segala niat baik kita sungguh dilihat oleh Allah SWT sebagai layak dan patut untuk dilimpahi barokah dan pertolongannya sehingga NU dapat terus melangkah maju untuk mengejar cita-cita luhur masa depan yang mulia," terang Gus Yahya.

Baca juga: Buka-bukaan soal Luka Korban Tabrak Lari di Nagreg, dr Hastry: Masih Bernapas Waktu Dibuang

Simak videonya:

Said Aqil Ungkit FPI dan HTI

Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj digadang-gadang bakal kembali memimpin PBNU untuk periode 2021-2026.

Dari rilis yang diterkma TribunWow.com, Said sendiri telah menyatakan siap dicalonkan kembali menjadi Ketum PBNU dalam Muktamar ke-34 NU.

Dalam pidato pembukaan Muktamar ke-34 NU, Rabu (22/12/2021) di Lampung Tengah, Said mengungkit soal sikap NU terhadap Hizbut Tahrir (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI).

Dalam pidato Said yang diterima oleh TribunWow.com, awalnya Said menjelaskan bagaimana pengalaman dirinya belasan tahun hidup di Arab.

Baca juga: Habib Bahar Terus Tertawa Bahas Viral Video di Jacuzzi: Saya di Situ Pakai Sarung, Baju

Ia membandingkan perbedaan mencolok tentang ulama di negara-negara Arab dan di Indonesia.

Perbedaan yang dimaksud oleh Aqil adalah hanya di Indonesia ulama memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.

Said menyebut, tidak adanya rasa nasionalisme itu turut menyumbang terjadinya konflik di negara-negara timur tengah.

"Di Timur Tengah, tak banyak kita jumpai ulama yang nasionalis, sebagaimana sangat jarang kita temukan kaum nasionalis yang
sekaligus ulama.

Sebagai akibatnya, nasionalisme dan agama seringkali bertentangan lalu lahirlah satu demi satu konflik-konflik sektarian. Apa yang kita saksikan di Palestina, Myanmar, Rohingya, Israel, Somalia, Suriah, Yaman, hingga Afghanistan adalah rangkaian  ketidaktuntasan menjawab tantangan zaman."

Said kemudian mengungkit upaya NU bersikap tawasuth atau moderat dan berusaha memoderasi kutub-kutub ekstrem di Indonesia, di antaranya HTI dan FPI.

"Nasionalisme dan Agama adalah dua kutub yang salingmenguatkan. Keduanya jangan dipertentangkan. Demikianlah
pusaka wasiat dari Hadratussyaikh Kyai Hasyim Asy’ari yang diamini dan disuarakan ribuan ulama Pesantren.

Dan dengan demikian kita mengerti bahwa ujian atas sikap tawasuth, ujian memoderasi polarisasi dua kutub ekstrim, memang sudah khas NU sejak awal mula pendiriannya.

Mereka yang tidak faham sikap tegas NU atas HTI maupun FPI barangkali memang belum mengerti betapa berat amanah memoderasi kutub-kutub ekstrim di negeri ini.

Bagi NU dan Pesantren, menjaga NKRI adalah amanah karena hanya dengan bersetia kepada konstitusi, tatanan bersama dapat terselenggara."

Said lalu menjelaskan bagaimana sulitnya bersikap tawasuth karena harus memiliki kecakapan antara pengetahuan dan kebijaksanaan.

"Tawasuth mempersyaratkan kecakapan pengetahuan dan kebijaksanaan. Dua hal ini lah yang diteladankan para Imam Mazhab dan Ulama-ulama kita. Sementara untuk menjadi ekstrimis, seseorang cukup bermodalkan semangat dan fanatisme buta." (TribunWow.com/Anung)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Muktamar NU 2021, Said Aqil dan Yahya Cholil Siap Lanjutkan Proses Pemilihan Lewat Voting

Berita lain terkait Said Aqil

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)Gus YahyaSaid Aqil SirajYahya Cholil StaqufmuktamarFront Pembela Islam (FPI)Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved