Terkini Internasional
Tentara Wanita Mengaku Dirudapaksa di Istana Presiden Emmanuel Macron, Prancis Gelar Penyelidikan
Pihak berwenang Prancis gelar penyelidikan terkait kasus dugaan rudapaksa yang dialami tentara wanita di Istana Presiden Emmanuel Macron oleh rekannya
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM – Kantor Kejaksaan Prancis mengatakan pihak berwenang sedang menyelidiki dugaan rudapaksa yang terjadi awal tahun ini di Istana Kepresidenan, Jumat (12/11/2021).
Dilansir dari Associated Press, menurut Kantor Presiden Prancis Emmanuel Macron, penyelidikan dilakukan seusai seorang tentara wanita mengaku dirudapaksa oleh rekannya.
Keduanya awalnya ditempatkan di Elysee, tetapi prajurit yang dituduh melakukan rudapaksa telah dipindahkan dari jabatannya.

Baca juga: Terungkap Isi Pesan Macron ke Morrison soal Kapal Selam, Hubungan Prancis dan Australia Makin Panas
Baca juga: Berbaring hingga Tidur di Rel, 4 Migran Aljazair Tertabrak Kereta di Prancis, 3 Tewas dan 1 Terluka
Kantor Kejaksaan mengatakan bahwa penyelidikan dibuka pada 12 Juli dan telah menginterogasi prajurit yang dituduh sebagai saksi.
Namun, kantor kejaksaan enggan memberikan rincian lebih lanjut terkait pemeriksaan tersebut.
Di sisi lain, Kantor Kepresidenan Prancis juga mengungkapkan tidak akan mengomentari penyelidikan yudisial yang sedang berlangsung.
Tetapi, dikatakan bahwa begitu mereka mengetahui tentang adanya kasus tersebut, Elysee akan mendengar, mendukung dan menemani korban.
Kantor Kepresidenan juga menyebutkan para pejabat sedang menunggu temuan penyelidikan sebelum memutuskan apa tindakan selanjutnya yang diperlukan.
Seorang pejabat Prancis yang tidak disebutkan namanya secara publik, mengatakan bahwa Menteri Pertahanan Florence Parly, meluncurkan penyelidikan administratif internal atas dugaan rudapaksa yang melibatkan prajuritnya.
Surat kabar Liberation melaporkan peristiwa rudapaksa itu terjadi setelah pesta perpisahan untuk anggota staf Elysee pada 1 Juli lalu, Jumat (12/11/2021).
Presiden Emmanuel Macron juga disebutkan menghadiri pesta tersebut, tetapi kemudian pergi.
Dugaan rudapaksa terjadi di sebuah gedung dengan keamanan tinggi yang merupakan bagian dari kompleks presiden.
Macron pun diketahui tinggal di Elysee.
Pengungkapan tentang penyelidikan rudapaksa tersebut muncul di tengah upaya yang berkembang untuk melawan dan dan berbicara tentang kekerasan seksual di Prancis.
Baca juga: Fenomena yang Ditutupi, 216 Ribu Anak Jadi Korban Pelecehan Seksual di Gereja Prancis dalam 7 Dekade
Baca juga: Ribuan Pedofil Ditemukan di Gereja Katolik Prancis Lecehkan Anak, Hasil Penyelidikan Segera Rilis
“Ini menunjukkan bahwa rudapaksa bisa terjadi di mana saja, di lingkungan sosial ekonomi apa pun, kepada siapa pun. Bahkan di tempat yang paling aman,” kata juru bicara Women’s Rights Collective sekaligus pendiri kelompok Prancis untuk korban rudapaksa, Suzy Rotman.