Konflik di Afghanistan
Sehari setelah Serangan Bom di Masjid, Sebuah Minibus Meledak Tewaskan Jurnalis Terkenal Afghanistan
Sebuah minibus meledak dan menewaskan seorang jurnalis terkemuka di Kabul, Afghanistan, hanya satu hari setelah serangan bom di masjid di Nangarhar.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Gambar yang dibagikan di media sosial pada Sabtu (13/11/2021), menunjukkan api dan asap hitam tebal membumbung ke langit.
Ledakan itu terjadi sehari setelah sedikitnya tiga orang tewas dan 15 luka-luka akibat bom di sebuah masjid di Nangarhar.
Dalam sebuah pernyataan, kantor gubernur Nangarhar mengatakan para pejabat telah menangkap dua “pelaku” pengeboman masjid.
Namun, mereka tidak memberikan rincian terkait penangkapan tersebut.
Baca juga: Perketat Hukum Syariah, Taliban Disebut Punya Daftar Komunitas Gay Afghanistan yang Terancam Dibunuh
Baca juga: Terjebak Krisis, Keluarga Afghanistan Jual Anak Berusia 9 Tahun sebagai Pengantin Seharga Rp 31 Juta
Hingga kini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom di Nangarhar tersebut.
"Investigasi lebih lanjut atas insiden itu sedang berlangsung dan lebih banyak tindakan akan diambil," kata pernyataan kantor gubernur Nangarhar.
Seorang dokter mengatakan tiga orang tewas dan 15 lainnya terluka setelah Taliban mengkonfirmasi ledakan di masjid di daerah Spin Ghar, Provinsi Nangarhar.
Serangan itu terjadi selama diselenggarakannya salat Jumat di masjid tersebut.
Salah satu saksi, yang pamannya terluka dalam serangan itu, mengatakan bahwa dia melihat setidaknya 15 jasad, termasuk Imam, yang memimpin salat.
Dia mengatakan ledakan itu terjadi di dekat tempat Imam berdiri di masjid yang ramai.
Sebelumnya, juru bicara pemerintah Provinsi Nangarhar, Qari Hanif, mengungkapkan kepada kantor berita Associated Press bahwa ledakan itu tampaknya disebabkan oleh bom yang ditanam di dalam masjid.
Seorang penduduk di daerah itu, Atal Shinwari, menuturkan kepada Reuters, ledakan terjadi sekitar pukul 13.30 waktu setempat.
Sementara itu, berdasarkan kesaksian Walli Mohammed yang merupakan aktivis setempat, disebutkan bom tampaknya disembunyikan di pengeras suara.
Dalam pernyataannya kepada AFP, Mohammed mengatakan saat pengeras suara dinyalakan untuk mengumandangkan azan, perangkat tersebut meledak.