Terkini Internasional
Keluarga Jepang yang Simpan Jasad selama 6 Minggu Batal Dihukum, Ternyata Punya Masalah Mental
Keluarga Jepang di Inggris sembunyikan mayat kerabat selama enam minggu, namun pengadilan memutuskan tak akan menuntut karena adanya masalah mental.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Atri Wahyu Mukti
Operasi polisi besar-besaran diluncurkan di Helmsley setelah penemuan jasadnya, dengan anggota kepolisian forensik memeriksa properti itu selama berhari-hari pada September 2018.
Penduduk setempat menggambarkan keluarga Yasutake sebagai ‘penyendiri’.
Banyak di antara mereka tidak menyadari bahwa Rina tinggal di rumah tersebut karena tidak pernah terlihat di kota.
Baca juga: Mantan Perawat Jepang Campur Infus dengan Disinfektan, Diduga Bunuh 20 Pasien dalam 2 Bulan
Baca juga: 2 Terpidana Mati Jepang Tuntut Negara karena Pemberitahuan Eksekusi Mendadak, Sebut Tak Manusiawi
Sandiford mengatakan hukuman apa pun setelah persidangan akan terbatas pada perintah pengawasan atau pembebasan mutlak, Selasa (9/11/2021).
Tuduhan yang mereka hadapi merupakan tindak pidana menurut common law, yang dalam beberapa kasus dapat diancam dengan pidana penjara paling lama seumur hidup, atau denda yang tidak terbatas atau keduanya.
Namun, hakim Morris memutuskan bahwa dakwaan akan dibiarkan dalam arsip, dengan pengertian bahwa ketiga terdakwa akan menerima pemeriksaan kesejahteraan atau kunjungan oleh layanan sosial atau polisi.
Ketiga terdakwa disebutkan menyetujui perintah tersebut.
“Sudah diketahui bahwa jika kasus ini diadili, penuntut tidak akan menghalangi juri memberikan vonis tidak bersalah dengan alasan gangguan mental,” tambah Hakim Morris.
Tahun lalu, penghormatan diberikan kepada Rina setelah penemuan jasadnya.
Seorang mantan teman sekelasnya, Sarah Matthews, menggambarkannya sebagai 'remaja pekerja keras' dan 'artis luar biasa'.
Matthews mengatakan dia menghadiri sekolah asrama independen Queen Mary, untuk anak perempuan di perkebunan Duncombe Park dekat Helmsley, bersama Rina dari September 1980 hingga Juli 1986.
“Saya berbagi asrama selama dua tahun dengan Rina dan murid lain. Rina adalah seorang remaja pekerja keras dengan masa depan akademis yang cerah, dia adalah seniman yang luar biasa dan gadis yang cantik,” ujarnya.
Menurut Matthews, Rina adalah sosok yang pendiam dan rajin belajar, tetapi juga mempunyai selera humor yang bagus.
Dia berpartisipasi dalam semua aspek kehidupan sekolah.
“Saya sangat terkejut dan sedih dengan kematiannya.”
Matthews mengaku bahwa Rina sangat pintar di sekolah dan memenangkan beasiswa pada 1986 di Wycombe Abbey School di Buckinghamshire, dalam mata pelajaran sejarah, Inggris, Latin dan Yunani.
“Rina dan keluarganya tinggal di Nunnington, North Yorkshire, sebelum pindah ke Helmsley pada 1998”, tambahnya. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Jepang lain