Breaking News:

Terkini Internasional

Pandemi Covid-19 Belum Selesai, Warga Singapura Ceritakan Kondisinya yang sampai Kesulitan Makan

Seorang warga Singapura ini menceritakan kisahnya sebagai pihak yang terkena dampak pandemi Covid-19, dari kehilangan pekerjaan sampai sulit makan.

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Atri Wahyu Mukti
AFP/Roslan Rahman
Singapura. Seorang warga Singapura ini menceritakan kisahnya sebagai pihak yang terkena dampak pandemi Covid-19, mulai dari kehilangan pekerjaan sampai sulit makan. 

Sebagaimana berbagai tempat lain di dunia, wabah Covid-19 juga berdampak besar bagi mereka yang memang berpenghasilan rendah dengan pekerjaan yang tidak tetap di Singapura.

Pada awal tahun ini, sebuah studi yang dilakukan selama enam bulan oleh badan amal lokal, Beyond Social Services, menemukan bahwa pendapatan rumah tangga rata-rata keluarga di Singapura telah turun dari Rp 17 juta menjadi hanya Rp 5,3 juta saja, semenjak masa pandemi.

Tak berhenti di sana, dalam studi kedua yang lebih mengkhawatirkan, yang merinci dampak wabah Covid-19 pada pihak yang menyewa rumah susun milik pemerintah antara Juli dan Desember 2020.

Studi tersebut menunjukkan bahwa kerawanan pangan semakin berkepanjangan.

Warga mengatakan kepada Beyond Social Services, bahwa mereka terkadang berusaha mengatasi kekurangan makanan dengan minum saja atau membuat olahan berbahan tepung.

Mereka juga membeli barang-barang murah yang mengenyangkan, serta mempertimbangkan pilihan makanan berdasarkan keuangan dari pada nilai gizi.

Misalnya, beberapa keluarga hanya makan satu kali sehari atau memberi anak-anak mereka krimer kopi dengan air panas, karena mereka tidak mampu membeli susu formula.

Laporan tersebut memperingatkan bahwa masalah itu nantinya dapat menimbulkan permasalahan lain di bidang kesehatan masyarakat yang serius.

Hingga berkaitan dengan peningkatan tekanan mental dan perkembangan kondisi kesehatan kronis.

Sebelumnya, Singapura menduduki peringkat sebagai negara paling aman pangan di dunia dalam Indeks Ketahanan Pangan Global pada 2019.

Namun, satu dari 10 warga Singapura mengalami kerawanan pangan setidaknya sekali selama 12 bulan, lapor sebuah studi oleh Pusat Inovasi Sosial Universitas Manajemen Singapura.

“Bagi orang Singapura biasa, makanan adalah hiburan nasional,” kata Wakil Direktur Eksekutif Beyond Social Services, Ranganayaki Thangavelu.

“Tetapi kita mungkin tidak menyadari betapa buruknya pola makan orang lain, bagaimana mereka harus membuat pilihan yang sulit untuk setiap kali makan, dan bagaimana makanan hanyalah kebutuhan untuk menopang mereka,” tambahnya.

“Ketika mereka dihadapkan pada ketidaksetaraan ini setiap hari, itu membuat mereka lelah dari waktu ke waktu.” (TribunWow.com/Alma Dyani P)

Berita terkait Singapura lain

Tags:
Covid-19SingapuraVirus CoronaPekerjaan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved