Breaking News:

Virus Corona

Termasuk Gejala Ringan, Studi Ungkap Penyintas Covid-19 dengan Kabut Otak Mengalami Peningkatan

Bahkan, masalah itu juga mengalami peningkatan pada pasien yang hanya mengalami gejala ringan. 

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
AFP via Wion News
Ilustrasi gambat CT scan otak. Para ahli memperingatkan risiko penurunan fungsi kognitif pada penyintas Covid-19. 

TRIBUNWOW.COM - Studi dari Mount Sinai Medicine yang dipublikasikan di dalam jurnal JAMA Network menyebut telah terjadi peningkatan pada penyintas Covid-19 yang mengalami kabut otak atau yang mereka sebut juga sebagai penurunan fungsi kognitif. 

Bahkan, masalah itu juga mengalami peningkatan pada pasien yang hanya mengalami gejala ringan. 

Dilansir dari Fox, disebutkan bahwa para peneliti menemukan bahwa hampir seperempat pasien Covid-19 yang menjadi pasien atau partisipan dari Mount Sinai Medicine  mengalami beberapa masalah dengan ingatan mereka.

Baca juga: Seusai Dapat Izin BPOM, IDAI Beri Rekomendasi terkait Vaksin Covid-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun

Baca juga: Bikin Peningkatan Kasus di Inggris, WHO Catat Covid-19 Varian Delta Plus AY42 Kini Ada di 42 Negara

Dan meskipun pasien yang dirawat di rumah sakit lebih mungkin mengalami kabut otak setelahnya, beberapa pasien rawat jalan juga mengalami gangguan kognitif.

"Dalam penelitian ini, kami menemukan frekuensi gangguan kognitif yang relatif tinggi beberapa bulan setelah pasien tertular Covid-19," kata Jacqueline Becker dari School of Medicine di Mount Sinai di New York, Amerika Serikat yang juga penulis dalam penelitian tersebut.

Masalah pasien yang mengalami kabut otak juga beragam dan bisa berbeda pada setiap pasien. 

Mereka mencatat sejumlah gejala yang dialami penyintas Covid-19 seperti sulit konsenterasi dan mudah lupa.

"Penurunan fungsi eksekutif, kecepatan pemrosesan, kefasihan kategori, pengkodean memori, dan daya ingat dominan di antara pasien yang dirawat di rumah sakit," 

"Pola ini konsisten dengan laporan awal yang menggambarkan sindrom dysexecutive pada penyintas Covid-19 dan memiliki implikasi yang cukup besar untuk hasil pekerjaan, psikologis, dan fungsional," tulis para peneliti.

Penelitian terpisah, yang diterbitkan pada bulan April di jurnal Lancet Psychiatry, menemukan bahwa sebanyak 1 dari 3 orang dengan Covid-19 memiliki kesehatan mental atau gejala neurologis jangka panjang.

Baca juga: Wajib Ada saat Isolasi Mandiri Covid-19, Kenali Pentingnya Vitamin C dan 7 Manfaatnya bagi Kesehatan

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit U memasukkan kesulitan berpikir atau berkonsentrasi - kadang-kadang disebut sebagai "kabut otak" - dalam daftar kondisi pasca-Covid.

"Meskipun kebanyakan orang dengan Covid-19 menjadi lebih baik dalam beberapa minggu setelah sakit, beberapa orang mengalami kondisi pasca-Covid," catat CDC di situs webnya.

"Kondisi pasca-Covid adalah berbagai masalah kesehatan baru, kembali, atau berkelanjutan yang dapat dialami orang empat minggu atau lebih setelah pertama kali terinfeksi virus penyebab Covid-19."

Studi baru termasuk data, dari April 2020 hingga Mei 2021, pada 740 pasien Covid-19 tanpa riwayat demensia.

Usia rata-rata pasien adalah 49 tahun. Fungsi kognitif dinilai untuk setiap pasien dan para peneliti menganalisis frekuensi gangguan kognitif di antara pasien.

Halaman
12
Tags:
Virus CoronaCovid-19Kabut OtakKesehatanPenyintas Covid-19Vaksinasi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved