Breaking News:

Pembunuhan di Subang

Kasus Subang Disebut Pembunuhan Berencana, Kriminolog Beri Saran hingga Ungkap Hambatan Penyelidikan

Yesmil Anwar menyebutkan bahwa kasus Subang adalah pembunuhan berencana, sehingga lebih sulit dalam proses penyelidikan, terlebih terdapat hambatan.

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Lailatun Niqmah
Tribun Jabar/Dwiky Maulana Vellayati
Polisi berpakaian biasa mendatangi lokasi kejadian perampasan nyawa ibu dan anak di Dusun Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Minggu (3/10/2021). Yesmil Anwar menyebutkan bahwa kasus Subang adalah pembunuhan berencana, sehingga lebih sulit dalam proses penyelidikan, terlebih terdapat hambatan yang dialami oleh kepolisian. 

Terungkap bahwa Danu sempat memasuki Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus tersebut dan bahkan diminta untuk membersihkan bak mandi di lokasi.

Alasan di balik keputusan Danu untuk masuk ke rumah Tuti dan Amalia dibeberkan oleh kuasa hukumnya, Achmad Taufan.

Disebutkan bahwa terdapat oknum dari Banpol (Bantuan Polisi) yang meminta Danu untuk membersihkan bak mandi yang berada di TKP kasus Subang.

Hal itulah yang mendasari kliennya itu berani menerobos garis polisi yang sudah terpasang di lokasi kejadian sejak 18 Agustus lalu untuk masuk ke TKP.

"Pemeriksaan terakhir, terkait ada oknum dari Banpol, Danu memang masuk ke dalam rumah betul dan membersihkan bak mandi," ucap Achmad di Subang, Minggu (31/10/2021).

Achmad Taufan menjelaskan peristiwa tersebut terjadi sehari setelah jasad Tuti dan Amalia ditemukan oleh pihak berwenang.

Dia pun menilai kepolisian perlu melakukan penyelidikan menyeluruh atas oknum tersebut.

"Itu kejadiannya waktu tanggal 19 Agustus 2021 Danu masuk ke TKP, sehingga, menurut kami itu harus diusut tuntas, saya bersyukur penyidik lebih fokus di situ," ujarnya.

Tak hanya itu, Achmad Taufan juga mengapresiasi pihak kepolisian yang juga menyelidiki soal Danu yang memasuki TKP dalam pemeriksaan terakhir pada Jumat lalu.

Pihaknya ingin agar masalah tersebut terungkap agar tidak merugikan kliennya dalam proses penyelidikan kasus Subang.

"Jelas kalo itu harus dibongkar, karena dapat merugikan Danu sendiri nantinya," kata Achmad.

Terkait dengan sosok Banpol yang diceritakan oleh Danu, Achmad Taufan mengatakan bahwa kliennya itu mengenal sang oknum.

Sebagaimana dikutip dari TribunJabar.id, Banpol atau bantuan polisi identik dengan seseorang yang bertugas membantu kepolisian secara sukarela.

Achmad Taufan juga menyebut bahwa berdasarkan kesaksian Danu, sosok tersebut sering berada di Polsek Jalancagak pada kesehariannya.

“Kalau dalam pernyataan Danu tadi mengenal ya,” ungkap Achmad Taufan.

Dalam keterangan Danu yang dibeberkan oleh Achmad Taufan, kliennya itu diminta menjaga TKP kasus Subang oleh Yoris dan keluarga korban, sehari setelah jasad Tuti dan Amalia ditemukan.

Ketika itu, Danu memantau TKP di sekitar SMA di Jalancagak.

Namun, Danu melihat seseorang mendatangi TKP dan langsung menghampirinya.

Sebagai bukti dari pengakuannya itu, Danu bahkan sempat mengambil foto oknum yang masuk ke TKP tersebut.

“Sempet foto juga Danu, foto oknumnya dan menghampiri beliau gitu,” ujar Achmad Taufan.

Dari keterangan kliennya, oknum tersebut membuka pintu dengan kunci yang dibawanya. (TribunWow.com/Alma Dyani P)

Berita terkait Pembunuhan di Subang lain

Artikel ini telah diolah dari TribunJabar.id dengan judul Kriminolog Unpad Sebut Ada yang Kurang dari Polisi dalam Ungkap Kasus Amalia Subang, Polisi Fokus Penyelidikan ke Sosok yang Menyuruh Danu Membersihkan Kamar Mandi di TKP, Apa Motifnya?, Agen Intelejen BIN ke Polres Subang di Kasus Amalia saat Periksa Danu, Dugaan Konspirasi?

Tags:
KriminologPembunuhan di SubangSubangDanuYosefTutiAmalia Mustika Ratu
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved