Breaking News:

Virus Corona

Sejumlah Negara dengan Tingkat Vaksinasi Tinggi Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19, Ini Kata Kemenkes

Prediksi tentang adanya gelombang lonjakan kasus Covid-19 ketiga tidak bisa mencegah bencana tersebut terjadi di berbagai negara.

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Youtube FMB9ID_IKP
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam dialog Update Percepatan Vaksinasi Covid-19 yang ditayangkan dalam Youtube FMB9ID_IKP pada Selasa (27/7/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Prediksi tentang adanya gelombang lonjakan kasus Covid-19 ketiga tidak bisa mencegah bencana tersebut dan kini telah terjadi di berbagai negara.

Kini, sejumlah negara bahkan dengan tingkat vaksinasi yang tinggi mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Hal itu juga disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia yang banyak memantau Covid-19. 

Baca juga: India Laporkan Kasus Covid-19 Varian AY.4.2, Ini Sejumlah Negara yang Telah Diserang Delta Plus

Baca juga: Keduanya Wajib Dijalani, Satgas Covid-19 Jelaskan Perbedaan Isolasi Mandiri dan Karantina

Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) per 26 Oktober 2021, kata Nadia, eskalasi tajam terjadi pada kasus baru Covid-19 maupun angka kematian.

"Di regional Eropa berkontribusi sekitar lebih dari 50 persen total penambahan kasus baru dan sekitar 14 persen dari total kematian baru," kata Nadia, dalam konferensi pers daring, Rabu (27/10/2021), dikutip dari Kompas.com.

Padahal negara-negara di Eropa dikenal memiliki tingkat vaksinasi yang tinggi. 

Adapun negara-negara yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 adalah Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Turki, dan Ukraina.

Nadia menyampaikan bahwa penyebab naiknya kasus Covid-19 di sejumlah negara termasuk karena kebijakan pelonggaran protokol kesehatan di negara-negara tersebut. 

"Terutama terjadinya penurunan kepatuhan terhadap kesehatan termasuk penggunaan masker, cuci tangan, dan jaga jarak," ungkap Nadia.

Seperti di Inggris dan di Amerika di mana dua negara itu tidak lagi mewajibkan penggunaan masker kepada orang yang sudah divaksin lengkap atau dua dosis vaksin.

Baca juga: Wabah Covid-19 Meningkat, China Lockdown 4 Juta Warga di Kota Lanzhou, Perintahkan Tinggal di Rumah

Melanjutkan, dia menjelaskan bahwa kondisi di Indonesia berbeda dengan negara-negara yang sedang dilanda badai Covid-19 itu.

Nadia menyebut bahwa di Indonesia, situasi pandemi terus mengalami perbaikan.

Secara nasional terjadi penurunan kasus baru mingguan hingga 23 persen dan penurunan jumlah kematian sebesar 16 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Meski begitu, di Indonesia juga sudah terlihat adanya kenaikan kasus kembali setelah sebelumnya terus turun.

Tercatat ada 105 kabupaten/kota yang sempat mengalami kenaikan kasus.

"Kami ingin mengingatkan saat ini ada 105 kabupaten kota di 30 provinsi yang terlihat ada tren peningkatan kasus konfirmasi dalam tujuh minggu terakhir," ucap Nadia.

Nadia yang juga menjabat sebagai juru bicara pemerintah untuk vaksinasi Covid-19 berharap agar masyarakat belajar dari pengalaman sejumlah negara.

Dia mengatakan bahwa mendapat vaksinasi lengkap saja belum cukup untuk menghambat laju penularan Covid-19.

Menurutnya, vaksinasi harus diimbangi dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

Nadia pun meminta masyarakat tidak lengah meski situasi pandemi menunjukkan perbaikan. Ia memengingatkan, semakin tinggi tingkat pergerakan masyarakat, maka makin tinggi pula risiko interaksi dan penularan virus.

"Namun sekali lagi risiko ini bisa kita minimalisasi jika kita semua patuh taat dan disiplin dan menjalankan protokol kesehatan dan tetap selektif dan bijak saat beraktivitas," kata Nadia.

Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Selain di negara-negara Eropa, lonjakan kasus Covid-19 juga terjadi di Asia terutama China dan Singapura. 

China kembali dihantam bagai Covid-19 setelah sebelumnya juga merelaksasi aturan pembatasan kegiatan setelah tingkat vaksinasinya cukup tinggi. 

Hal itu serupa dengan Singapura yang sebelumnya mengatakan akan berdamai dengan Virus Corona. 

Namun, selama beberapa pekan ini, kasus Covid-19 di Singapuran terus meningkat dan sejalan dengan angka kematiannya. 

Hal itu dianggap tak wajar oleh pemerintah setempat dan akan segera diselidiki. 

“Kementerian Kesehatan sedang menyelidiki lonjakan kasus yang tidak biasa ini yang terjadi dalam waktu relatif singkat,” sambung Kementerian Kesehatan Singapura, dikutip dari Reuters via Kompas.com.

Padahal 84 persen penduduk China sudah mendapat vaksin Covid-19 dan itu merupakan yang tertinggi di Dunia.

Pada Rabu (27/10/2021), untuk pertama kalinya negara kota tersebut melaporkan 5.324 kasus Covid-19 terbaru dalam sehari.

Mereka juga melaporkan 10 kematian baru akibat Covid-19 pada tanggal yang sama. 

Kasus itu cukup tinggi untuk negara berpenduduk tidak lebih dari 6 juta jiwa. 

Pihak otoritas Singapura mengatakan kasus pada hari itu memang cukup tinggi dan telah dianggap tak wajar.

“Sebagian besar banyak kasus positif Covid-19 yang terdeteksi oleh laboratorium penguji dalam beberapa jam di siang hari,” kata Kementerian Kesehatan Singapura.

Kementerian tersebut menambahkan, pihaknya juga akan memantau dengan cermat tren kasus Covid-19 di Singapura selama beberapa hari ke depan.

Pekan lalu, Singapura memutuskan untuk memperpanjang pembatasan sosial selama sebulan untuk menahan penyebaran Covid-19(Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya

Artikel ini diolah dari Kompas.com yang berjudul Kemenkes Sebut Kasus Covid-19 Meningkat Tajam di Sejumlah Negara dan Singapura Selidiki Lonjakan Covid-19 yang Luar Biasa

Sumber: Kompas.com
Tags:
VaksinasiCovid-19KemenkesSiti Nadia TarmiziInggrisAmerika Serikat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved