Breaking News:

Konflik di Afghanistan

Dilanda Kemiskinan dan Kelaparan, Keluarga di Afghanistan Terpaksa Jual Bayinya Seharga Rp 7 Juta

Keluarga di Afghanistan terpaksa melepaskan bayi perempuannya untuk ditukar dengan uang senilai Rp 7 juta karena mengalami kemiskinan dan kelaparan.

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Elfan Fajar Nugroho
YouTube/BBC News
Keluarga di Afghanistan melepaskan bayi perempuannya untuk ditukar dengan uang senilai sekitar Rp 7 juta, kepada seorang pria yang tinggal di dekat rumahnya, karena menderita kelaparan dan kemiskinan. 

“Ini adalah langkah penting untuk memerangi pengangguran,” kata Dawn mengutip pernyataan Zabihullah Mujahid.

Baca juga: Laporan Rahasia Terungkap, Bank Sentral Afghanistan Sudah Kehabisan Uang sebelum Kemenangan Taliban

Baca juga: Tukang Cukur di Afghanistan Khawatirkan Dampak Aturan Potongan Rambut Pria oleh Taliban

PBB telah memperingatkan hampir 23 juta warga Afghanistan terancam kelaparan karena konflik, kekeringan dan penurunan ekonomi, yang mempengaruhi mata pencaharian dan akses masyarakat atas makanan saat musim dingin.

Dilansir dari The Guardian, jumlah tersebut meningkat hampir 35 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

“Afghanistan sekarang berada di antara krisis kemanusiaan terburuk di dunia,” kata Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia, David Beasley.

“Musim dingin ini, jutaan warga Afghanistan akan dipaksa untuk memilih antara migrasi dan kelaparan,” tambahnya.

Beasley juga mengatakan bahwa Afghanistan sedang menghitung mundur untuk menghadapi bencana.

Pengambilalihan Taliban pada Agustus lalu, telah berkontribusi pada pergolakan ekonomi.

Itu karena miliaran dolar dalam pembayaran bantuan asing, yang menyumbang 40 persen dari produk domestik bruto negara itu telah berhenti, dan hampir Rp 141,5 triliun aset bank sentral Afghanistan dibekukan.

Dalam laporan PBB disebutkan bahwa setengah dari semua warga Afghanistan, akan menghadapi krisis pangan parah antara November 2021 dan Maret tahun depan.

Ketika keputusasaan tumbuh, jumlah pengemis di seluruh kota-kota besar Afghanistan, termasuk anak-anak, telah meningkat.

Baik masyarakat perkotaan dan pedesaan, untuk pertama kalinya menderita tingkat krisis pangan yang sama.

Saat ini, uang tunai sebagian besar tidak tersedia di Afghanistan.

Sementara banyak pegawai pemerintah menunggu gaji yang belum dibayar.

Di ibu kota Kabul, pengemis terlihat hampir di setiap sudut jalan. (TribunWow.com/Alma Dyani P)

Berita terkait Konflik di Afghanistan lain

Tags:
AfghanistanPerserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)TalibanKota HeratAshraf GhaniPandemiCovid-19
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved