Breaking News:

Virus Corona

Studi Ungkap Faktor-faktor yang Bikin Pasien Long Covid Alami Masalah Kesehatan Mental

Long Covid diketahui merupakan fenomena gejala berkepanjangan pada penyintas Covid-19 yang sulit dijelaskan secara medis. 

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Rekarinta Vintoko
NHS.uk
Ilustrasi brainfog. Pasien Covid-19 rentan mengalami penurunan daya ingat bahkan dalam jangka panjang. 

TRIBUNWOW.COM - Kini Long Covid diketahui menjadi masalah yang membuat dampak besar dan telah menjadi pembahasan serius di sejumlah negara. 

Long Covid diketahui merupakan fenomena gejala berkepanjangan pada penyintas Covid-19 yang sulit dijelaskan secara medis. 

Ini terjadi pada mayoritas penyintas Covid-19, bahkan meski mereka hanya mengalami gejala ringan. 

Baca juga: Mulai Bulan Depan, Anak Usia 5-11 Tahun di AS Bisa Mendapat Suntikan Vaksin Covid-19

Baca juga: Waspada saat Isolasi Mandiri, 4 Gejala Ini Bisa Jadi Tanda Covid-19 Sudah Menyebar di Paru-paru

Gejalanya berkisar dari kesulitan bernapas, sakit kepala, kelelahan, terkait usus, kehilangan penciuman atau rasa, dan kesulitan tidur hingga kabut otak atau tekanan psikologis.

Dilansir dari News Medical Net, alasan yang mendasari belum dapat dijelaskan, namun, beberapa ilmuwan melihat ciri-ciri umum dalam kondisi lain, seperti gejala sisa dari perawatan di unit perawatan intensif yang berkepanjangan atau myalgic-encephalitis/chronic fatigue syndrome (ME/CFS).

Kebanyakan penderita Long Covid memang hanya akan merasakan gejala yang tidak mengancam nyawa. 

Tetapi gejala itu bisa sangat mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari. 

Misalnya kelelahan, insomnia, kehilangan indera penciuman, atau sakit kepala kambuhan yang akan membuat penyintas Covid-19 kesulitan melakukan aktivitasnya. 

Ketidakpastian tentang kriteria diagnostik, patofisiologi, dan pengobatan telah menyebabkan kesulitan dalam mendapatkan perawatan yang dibutuhkan pasien ini.

Ini sering berarti mereka menggunakan cara untuk mengobati diri mereka sendiri dengan coba-coba.

Baca juga: Sarankan Belajar Hidup dengan Corona, Pakar Ingatkan Kasus Covid-19 Bisa Naik Turun

Namun sejumlah negara seperti Amerika Serikat sudah mulai serius menangani pasien long Covid. 

Bahkan beberapa pasien yang benar-benar terpengaruh akan mendapat hak spesial dan sejumlah tunjangan.

Studi saat ini melihat semua faktor ini untuk mengeksplorasi kesehatan mental orang dengan Covid yang lama, dengan fokus khusus pada kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD), bersama dengan kabut otak.

Studi itu merupakan studi kualitatif yang sudah dipublikasi dalam jurnal terbuka MedRxiv pada awal Oktober lalu.

Peneliti tersebut mengandalkan wawancara dengan 21 orang yang mengaku sudah lama mengidap Covid, dari berbagai latar belakang etnis, usia, dan jenis kelamin.

Wawancara dilakukan antara November 2020 dan September 2021, pada kelompok usia 26-70 tahun.

Dua dari tiga peserta adalah perempuan, dan proporsi yang sama adalah warga kulit putih Inggris.

Semua telah terinfeksi setelah Februari 2020 dan sebelum 11 Januari 2021, dengan rata-rata 12 gejala yang berlangsung selama rata-rata 29 minggu pada tanggal wawancara.

Kelelahan adalah yang paling umum,  diikuti oleh nyeri otot dan kelemahan, sesak napas, dan kesulitan berkonsenterasi atau menjadi mudah lupa.

Diketahui juga sekitar setengah dari partisipan terkonfirmasi positif Covid-19, tetapi hanya empat yang dirawat di rumah sakit karena infeksi awal.

Namun hampir seluruhnya mengalami lebih dari satu gejala ketika masa akut infeksi.

Para peneliti menemukan lima hal yang memengaruhi kesejahteraan mental orang-orang ini dengan Covid yang lama, yaitu

1. Ketersediaan perawatan dan pengertian dari orang lain,

2. Kurangnya pilihan pengobatan,

3. Gangguan yang disebabkan oleh gejala mereka terhadap kehidupan biasa,

4. Kurangnya kejelasan tentang hasil penyakit mereka,

5. Perubahan aktivitas antara yang bisa dan tidak bisa mereka lakukan selama masa long Covid.

Banyak peserta mengatakan mereka sangat aktif sebelum penyakit mereka mulai, di tempat kerja, sosial, atau dengan berolahraga.

Namun, kelelahan dan gangguan kognitif sangat mempengaruhi kemampuan mereka untuk kembali ke pekerjaan atau rutinitas sehari-hari. Bahkan perawatan pribadi menjadi tugas besar bagi beberapa dari mereka.

Mereka juga khawatir bahwa mereka mungkin terlalu cemas tentang gejala mereka karena dokter tidak menganggapnya serius.

Beberapa mengatakan bahwa ekspresi ketertarikan cukup untuk menjaga semangat mereka tetap tinggi, bahkan jika pilihan pengobatan terbatas, karena itu berarti mereka percaya.

Dukungan praktis dari teman dan keluarga, dalam bentuk berbelanja, membicarakan sesuatu, atau dukungan umum disebut akan sangat membantu.

Sebaliknya, yang lain mengatakan bahwa setelah beberapa bulan, dukungan seperti itu berkurang, dengan keluarga mereka mulai percaya bahwa gejalanya sebagian besar ada dalam pikiran.

Kelompok dukungan sebaya merupakan sumber dukungan bagi banyak orang dan membantu mereka memahami kondisi mereka dan menemukan cara untuk mengelolanya atau mengakses layanan yang mereka butuhkan.

Namun, beberapa mengakui perlunya menyaring pesan berbahaya dari grup media sosial untuk mendapatkan manfaat dari dukungan tersebut. (TribunWow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya

Tags:
Virus CoronaCovid-19Long CovidTips KesehatanKesehatan Mental
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved