Breaking News:

Pembunuhan di Subang

Jasad Korban Kasus Subang Simpan Petunjuk Emas, Dokter Ahli Forensik Temukan Bukti Jejak Pelaku?

Secara blak-blakan, dr Hastry mengatakan tubuh korban pembunuhan di Subang menyimpan petunjuk emas dan kecurigaan adanya jejak pelaku pada kuku Amalia

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Lailatun Niqmah
YouTube/Tribunnews
Dokter ahli forensik Sumy Hastry Purwanti dalam wawancara yang diunggah kanal YouTube Tribunnews pada Senin (18/10/2021). Secara blak-blakan, dr Hastry mengatakan tubuh korban pembunuhan di Subang menyimpan petunjuk emas dan kecurigaan adanya jejak pelaku pada kuku Amalia seusai lakukan pemeriksaan sidik jari. 

TRIBUNWOW.COM – Perkembangan terbaru kasus pembunuhan Tuti Suhartini (56) dan Amalia Mustika Ratu (23) dibeberkan oleh dokter ahli forensik, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti SpF, DFM.

Sosok yang akrab dipanggil dr Hastry itu diketahui terlibat dalam proses autopsi ulang jasad ibu dan anak korban pembunuhan di Subang, Jawa Barat pada Selasa (2/10/2021).

Meskipun hasil autopsi ulang atas kedua korban pembunuhan di Subang itu belum diungkapkan secara resmi oleh pihak kepolisian, tetapi dr Hastry sudah buka suara.

Kondisi makam Amalia dan Tuti di Subang, Jawa Barat. Polisi membongkar kembali makam Tuti dan Amalia untuk autopsi ulang pada Sabtu (2/10/2021) sore.
Kondisi makam Amalia dan Tuti di Subang, Jawa Barat. Polisi membongkar kembali makam Tuti dan Amalia untuk autopsi ulang pada Sabtu (2/10/2021) sore. (TribunJabar.com/Dwiky Maulana)

Baca juga: Kini Yoris Didampingi Pengacara Ternama dalam Kasus Subang, Ini Alasan Anak Tuti Berubah Pikiran

Baca juga: Selain Pendampingan Hukum, Pengacara Yoris dan Danu Juga akan Fokus pada Hal Ini dalam Kasus Subang

Dikutip TribunWow.com dari Tribun-Bali.com, dr Hastry sempat ikut terlibat dalam proses identifikasi korban dari beberapa peristiwa besar di Indonesia, termasuk dalam tragedi bom Bali I pada 2002 lalu.

Terkait dengan kasus Subang, dr Hastry menyebutkan sudah mendapatkan petunjuk emas.

Hal itu diungkapkan dalam wawancara yang diunggah kanal YouTube Tribunnews pada Senin (18/10/2021).

Secara blak-blakan, dr Hastry menyebut bahwa Tuti dan Amalia adalah memang benar menjadi korban pembunuhan, berdasarkan proses autopsi ulang yang dilakukannya.

Dokter ahli forensik yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Jateng itu juga mengatakan tubuh korban pembunuhan di Subang menyimpan petunjuk emas.

Petunjuk tersebut yang coba ditemukan dalam proses autopsi ulang.

"Kita cari petunjuk lain di tubuh jenazah. Dari seluruh kasus pembunuhan, tubuh manusia itu menyimpan petunjuk yang luar biasa. Petunjuk emas," papar dr Hastry.

Jasad Tuti dan Amalia sebelumnya sudah pernah diautopsi di Rumah Sakit Sartika Asih, Kota Bandung tak lama setelah korban ditemukan di bagasi mobil Alphard pada 18 Agustus lalu.

Saat itu, dr Hastry tidak ikut terlibat karena sedang bertugas di wilayah Jawa Tengah.

Namun, pihaknya mengatakan sudah mengantongi hasil autopsi kedua korban yang akan mengungkap penyebab hingga waktu kematian Tuti serta Amalia.

“Untuk kasus Subang itu memang jelas kasus pembunuhan. Autopsi pertama sudah bagus, sudah baik. Saya hanya melengkapi saja dan memastikan juga, kalau dari hasil autopsi yang pertama itu bisa membuktikan waktu kematian, cara kematian, mekanisme kematian dan sebab kematian,” ujar dr Hastry.

Hasil autopsi ulang itu, nantinya akan dicocokkan dengan bukti pemeriksaan lain oleh tim yang ahli di bidangnya.

"Pengambilan tubuh jenazah itu kita periksa lagi ke ahli DNA forensik. Kalau memang butuh pemeriksaan sidik jari ke ahli fingerprint forensik. Kalau dia diracun kita ke toksikologi forensik," ungkapnya.

Muncul kecurigaan dari dr Hastry terkait kemungkinan adanya bukti jejak pelaku pada kuku Amalia seusai melakukan pemeriksaan sidik jari.

Itu bisa menunjukkan dugaan perlawanan yang sempat dilakukan gadis berusia 23 tahun itu kepada pelaku pembunuhan di Subang saat kejadian.

"Sambil memeriksa sidik jari, kita lihat juga tanda-tanda di tubuhnya. Kalau ada perlawan, misalnya mencakar, memukul atau mencubit pelaku itu terlihat dari epitel yang tertinggal di kuku korban," ujar dr Hastry.

"Jari-jarinya sekalian diambil untuk diperiksa DNAnya. Itu kita periksa lengkap," tambahnya.

Dijelaskan oleh dr Hastry, dirinya juga mencocokkan pemeriksaan primer dan sekunder dari jasad Tuti dan Amalia.

Baca juga: 2 Bulan Bikin Resah Warga, Kepala Desa Jadi Saksi Keseriusan Polisi untuk Ungkap Kasus Subang

Untuk pemeriksaan sekunder, dibutuhkan keterangan dari pihak keluarga korban untuk memastikan data yang ditemukan pada tubuh kedua korban.

"Karena identifikasi itu ada 2, primer dan sekunder. Primer itu dari gigi, sidik jari dan DNA. Kalau sekunder itu dari data medis yang saya periksa semuanya. Ada tanda tato kah, bekas operasi, tanda lahir. Itu kita cocokkan dari keterangan keluarganya," katanya.

Meskipun kasus pembunuhan ibu dan anak itu sudah berlangsung selama dua bulan, dr Hastry memastikan bahwa kepolisian akan segera mengungkap kasus tersebut.

“Benerlah pasti, polisi akan mengungkap,” katanya.

Tak berhenti di sana, dia juga mengomentari kemunculan asumsi liar hingga hal-hal mistis yang berkembang di masyarakat terkait kasus pembunuhan di Subang.

Menurutnya, segala kasus haruslah melewati beberapa pemeriksaan yang ilmiah untuk bisa diproses dalam pengadilan.

Sehingga, dirinya menyebut semua konten mistis yang melibatkan jin hingga kesurupan di media sosial itu tidak akan bisa dijadikan sebagai alat bukti.

Hinga saat ini, kepolisian sudah memanggil 54 saksi untuk jalani pemeriksaan terkait kasus pembunuhan di Subang.

Perkembangan terkini menuju pengungkapan kasus pembunuhan Tuti dan Amalia juga dibeberkan oleh Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Erdi A Chaniago.

Dikutip dari TribunJabar.id, disebutkan penyidik sedang melakukan pendalaman atas bukti-bukti konvensional yang sudah didapatkan.

Menurut Kombes Pol Erdi, proses pendalaman tersebut membutuhkan waktu karena penyidik tidak akan dengan mudah menentukan pelaku.

Kepolisian harus berlaku profesional dengan menyiapkan bukti dan petunjuk yang mendetail.

Baca juga: Pengakuan Danu soal Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Dibantah, Kades: Polisi Tidak Pernah Menyuruh

Sementara itu, dikatakan alat bukti penting dalam kasus pembunuhan Tuti dan Amalia termasuk pula rekaman CCTV di sekitar lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Jasad ibu dan anak itu ditemukan bertumpuk di bagasi mobil Alphard yang terparkir di rumah keduanya di Desa Ciseuti, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Kombes Pol Erdi mengatakan pendalaman kembali yang dilakukan penyidik adalah untuk mencocokkan petunjuk dengan bukti-bukti yang dimiliki kepolisian.

“Ini sedang kami dalami kembali secara intensif untuk adanya kesesuaian antara petunjuk-petunjuk dengan bukti-bukti yang ada,” jelas Kombes Pol Erdi A Chaniago, dikutip dari KompasTV, (1/10/2021).

Pendalaman itu disebutkan membutuhkan waktu.

Penyidik tidak akan semudah itu menunjuk tersangka pembunuhan Tuti dan Amalia tanpa bukti dan petunjuk tersebut.

Kombes Pol Erdi mengaku akan bertindak profesional dalam menentukan tersangka yang didasarkan pada bukti serta petunjuk yang sudah diterima secara mendetail.

Hasil tersebut nantinya akan dievaluasi hingga gelar perkara. (TribunWow.com/Alma Dyani P)

Berita terkait Pembunuhan di Subang lain

Artikel ini telah diolah dari Tribun-Bali.com dengan judul UPDATE Kasus Subang: Petunjuk Emas Hasil Autopsi Ulang Jasad Tuti dan Amalia, Mengarah ke Pelaku? dan TribunJabar.id dengan judul 60 Hari Kasus Subang, Fakta Baru Terungkap, Yosef Menelepon Marah-marah, Polisi Kantongi Bukti Baru?

Tags:
Pembunuhan di SubangSubangPembunuhanKasus PembunuhanTutiAmalia Mustika RatuYosefYorisDanu
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved