Terkini Internasional
Indonesia dan Malaysia Suarakan Kekecewaan, Tak Ada Perkembangan Perdamaian Junta Myanmar
Indonesia dan Malaysia ungkap rasa kecewa karena tak ada kemajuan perdamaian junta Myanmar, yang juga tak izinkan utusan khusus ASEAN bertemu Suu Kyi.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Rekarinta Vintoko
ASEAN sempat menunjuk Menteri Luar Negeri Kedua Brunei Darussalam, Erywan Yusof, sebagai untusan khusus di Myanmar.
Erywan Yusof telah meminta untuk diberikan akses penuh ke semua pihak, termasuk dengan Aung San Suu Kyi, ketika mengunjungi Myanmar, sehari setelah penunjukannya sebagai utusan khusus oleh ASEAN pada 7 Agustus lalu.

“Sulit untuk mengizinkan pertemuan dengan mereka yang menghadapi persidangan,” kata juru bicara junta Myanmar, Zaw Min Tun.
"Kami akan mengizinkan pertemuan dengan pejabat resmi," tambahnya tanpa memberikan perincian lebih lanjut tentang kapan Myanmar akan memberikan izin kepada utusan ASEAN untuk berkunjung.
Aung San Suu Kyi saat ini diadili atas sejumlah tuduhan sejak penggulingannya dalam kudeta militer 1 Februari.
Baca juga: Pemerintah Bayangan Myanmar Umumkan Perang Lawan Junta Militer, Panic Buying Terjadi di Yangon
Baca juga: Ajak Warga Memberontak, Pemerintah Bayangan di Myanmar Umumkan Perang Lawan Junta Militer
Wanita berusia 76 tahun itu telah menghabiskan sekitar setengah dari tiga dekade terakhir dalam berbagai bentuk penahanan.
Kasus pertama yang membuatnya diadili di ibu kota Myanmar, Naypyidaw, adalah tuduhan yang mencakup impor ilegal dan kepemilikan radio walkie talkie serta pelanggaran atas protokol Covid-19.
Aung San Suu Kyi dikatakan telah mengimpor walkie talkie tanpa izin.
Dia juga telah dituduh menerima suap dalam jumlah besar dan didakwa dengan pelanggaran terkait kerahasiaan informasi negara yang lebih serius.
Aung San Suu Kyi dapat menghadapi puluhan tahun penjara jika terbukti bersalah atas semua tuduhan.
Sejak pemerintahan Myanmar diambil alih oleh militer yang dipimpin Min Aung Hlaing, negara itu menjadi kacau.
Kudeta telah memicu protes yang ditanggapi militer dengan kekerasan, hingga lebih dari 1.100 orang tewas menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).
Upaya pendamaian dan penyelesaian konflik di Myanmar telah dilakukan oleh ASEAN melalui dialog.
Bulan lalu, junta militer sempat bersedia melakukan gencatan senjata hingga akhir tahun agar bantuan kemanusiaan dapat didistribusikan dengan aman di Myanmar.
ASEAN berkomitmen untuk memberikan bantuan sebanyak Rp 113 miliar bersama dengan pihak-pihak lain. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Myanmar lain