Breaking News:

Terkini Internasional

Pemerintah Bayangan Myanmar Umumkan Perang Lawan Junta Militer, Panic Buying Terjadi di Yangon

Warga Yangon, Myanmar penuhi supermarket dan pom bensin setelah pemerintah bayangan umumkan perang defensif melawan junta.

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Lailatun Niqmah
AFP/Ye Aung Thu
Foto Panic Buying di Myanmar pada 13 Maret 2020. Terbaru, terjadi panic buying di Yangon setelah pemerintah bayangan Myanmar umumkan perang lawan junta pada Selasa (7/9/2021). 

TRIBUNWOW.COM – Supermarket dan pom bensin di Yangon dipenuhi warga yang panik setelah pemerintah bayangan Myanmar menyatakan perang defensif melawan junta pada Selasa (7/9/2021).

Dalam video yang diunggah di Facebook, Duwa Lashi La, penjabat presiden pemerintah bayangan Myanmar memperingatkan pegawai negeri untuk tidak pergi ke kantor, dilansir dari The Straits Time pada Selasa (7/9/2021).

Duwa Dashi La juga meminta warga menyimpan obat-obatan dan kebutuhan sehari-hari.

Penjabat presiden Pemerintah Persatuan Nasional (NGU), Duwa Lashi La dalam video pidato yang diunggah di Facebook pada Selasa (7/9/2021).
Penjabat presiden Pemerintah Persatuan Nasional (NGU), Duwa Lashi La dalam video pidato yang diunggah di Facebook pada Selasa (7/9/2021). (YouTube/WION)

Baca juga: Ajak Warga Memberontak, Pemerintah Bayangan di Myanmar Umumkan Perang Lawan Junta Militer

Baca juga: Junta Myanmar Setujui Usulan Gencatan Senjata ASEAN hingga Akhir Tahun

Pengumuman itu memicu panic buying dan antrean panjang kendaraan di luar stasiun pengisian bahan bakar di Yangon.

Warga Yangon terlihat membeli beras, minyak goreng, makanan kering dan obat-obatan.

Sementara para pengendara bergegas mengamankan pasokan bahan bakar.

Deklarasi Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) itu muncul seminggu sebelum pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.

NUG akan bersaing dengan junta untuk diakui sebagai perwakilan sah Myanmar.

NUG terdiri dari anggota parlemen yang digulingkan oleh kudeta militer 1 Februari lalu serta para aktivis dan intelektual masyarakat sipil yang bersekutu.

Baik NUG dan junta Myanmar telah mengecap satu sama lain sebagai teroris.

Di sisi lain, ASEAN sedang mengatur bantuan kemanusiaan untuk Myanmar dan menunjuk Menteri Luar Negeri Kedua Brunei Darussalam, Erywan Yusof sebagai utusan khusus untuk memfasilitasi dialog antara junta dan lawan mereka.

Usulan gencatan senjata oleh Erywan Yusof yang diajukan dalam konferensi video dengan Menteri Luar Negeri Myanmar, Wunna Maung Lwin juga diterima oleh pihak junta.

Baca juga: Tuduhan Dibatalkan, Junta Myanmar Bebaskan Biksu Ashin Wirathu

Baca juga: Perwakilan ASEAN Minta Temui Aung San Suu Kyi dalam Pembicaraan Konflik Junta di Myanmar

“Mereka (junta) tidak memiliki perbedaan pendapat dengan apa yang saya katakan, sehubungan dengan gencatan senjata,” ungkap Erywan Yusof dalam laporan pada Minggu (5/9/2021), dikutip dari Kyodo News.

Hal itu juga telah disampaikan secara tidak langsung kepada pihak-pihak yang menentang kudeta Myanmar.

Meskipun begitu, hingga kini belum jelas apakah pertempuran akan terjadi dan tidak ada komentar langsung dari para jenderal Myanmar.

Halaman
12
Tags:
MyanmarKudeta MiliterYangonmiliter
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved