Terkini Internasional
Tuduhan Dibatalkan, Junta Myanmar Bebaskan Biksu Ashin Wirathu
Ashin Wirathu yang dijuluki ‘Buddhist bin Laden’ karena perannya dalam membangun kebencian agama di Myanmar dibebaskan oleh junta.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM – Junta Myanmar umumkan pembebasan Ashin Wirathu, seorang biksu yang dipenjara November lalu saat pemerintahan Aung San Suu Kyi.
Dilansir dari DW, Ashin Wirathu dijuluki sebagai ‘Buddhist bin Laden’ oleh majalah Time karena perannya dalam membangun kebencian agama di Myanmar.
Biksu tersebut dibebaskan setelah tuduhan terhadapnya dibatalkan.

Baca juga: Junta Myanmar Setujui Usulan Gencatan Senjata ASEAN hingga Akhir Tahun
Baca juga: Perwakilan ASEAN Minta Temui Aung San Suu Kyi dalam Pembicaraan Konflik Junta di Myanmar
“Dia masih menerima perawatan medis di Rumah Sakit militer,” ungkap juru bicara militer, Mayor Jenderal Zaw Min Tun kepada situs berita online People Media pada Senin (6/9/2021), dikutip dari DW.
"Kasusnya ditutup dan dia dibebaskan malam ini," tambahnya.
Namun, belum jelas mengapa tuduhan terhadap Wirathu dibatalkan dan mengapa dia dirawat di rumah sakit fasilitas militer.
Ashin Wirathu sebelumnya dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan ujaran kebencian, penghinaan dan ungkapan ketidakpuasan kepada pemerintahan Aung San Suu Kyi pada Mei 2019.
Dia menjadi buronan dan baru menyerahkan diri pada November tahun lalu.
Wirathu sudah dikenal di Myanmar karena retorika nasionalisnya yang anti-Islam.
Sebagian besar ditujukan terhadap kelompok minoritas Rohingya yang tidak memiliki kewarganegaraan.
Wirathu sempat dilarang berkhotbah pada tahun 2017 oleh Dewan Biksu Nasional sebagai otoritas Buddhis tertinggi di Myanmar, selama satu tahun karena ujaran kebenciannya.
Facebook juga menutup akun sang biksu pada 2018.
Wirathu dianggap pro-militer dan pernah menuduh pemerintahan Aung San Suu Kyi melakukan korupsi.
Baca juga: Myanmar Kian Memanas, Pabrik China Dibakar karena Dinilai Dukung Kudeta, Lebih dari 30 Orang Tewas
Baca juga: Pasukan Keamanan Myanmar Bunuh 12 Orang Tak Bersenjata dalam Aksi Protes, Termasuk Anak 13 Tahun
Pemerintahan Myanmar saat ini telah direbut oleh militer setelah penggulingan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari dan menewaskan lebih dari seribu orang.
Militer menuduh adanya penyimpangan dalam pemilihan yang dimenangkan oleh Partai Liga Nasional untuk Demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi pada November 2020.