Terkini Daerah
Pemilik Kos Ungkap Keseharian Pria Terapis Gay di Solo: Ganteng-ganteng, Badannya Bagus
Sebanyak enam terapis pria penyuka sesama jenis diamankan oleh pihak kepolisian seusai terbukti merupakan bagian dari bisnis prostitusi di Solo.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Pada Sabtu (26/9/2021), pihak kepolisian menggerebek sebuah indekos yang ternyata digunakan sebagai panti pijat untuk melayani para pria penyuka sesama jenis atau gay.
Indekos tersebut diketahui beralamat di Jalan Pamugaran Utama Nusukan Kecamatan Banjasari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Menurut keterangan pemilik kos, sekilas tidak nampak ada hal yang aneh pada para terapis penghuni kos tersebut.
Baca juga: Dihuni Banyak Pria Kemayu, Kos di Solo Ternyata Jadi Panti Pijat Layani Lelaki Penyuka Sesama Jenis
Baca juga: Ungkit Disumpah Pakai Quran, Yosef Tegaskan Bukan Pembunuh Tuti dan Amalia
Dikutip TribunWow.com dari TribunJateng.com, hal ini disampaikan oleh YS selaku pemilik kos.
YS sendiri ikut sebagai saksi saat pihak kepolisian melakukan penggerebekan.
Sebelum penggerebekan terjadi, YS tak pernah mencurigai para terapis gay tersebut lantaran mereka ada yang mengaku sudah menikah hingga memiliki istri hamil tua.
"Enggak curiga, mereka cerita kalau punya istri dan anak, malah ada yang hamil 8 bulan," ungkap YS kepada TribunSolo.com, Senin (27/9/2021).
"Terus cerita kalau harus kerja lebih keras, engak ada gerak-gerik gituan (kasum penyuka sesama jenis)," sambung YS.
YS menyampaikan, dirinya mengetahui sejak awal bahwa pria yang menghuni kosnya itu berprofesei sebagai terapis pijat.
Hanya saja dirinya tidak sadar jika mereka adalah terapis pijat plus-plus yang melayani para lelaki penyuka sesama jenis.
"Bilangnya tukang pijet gitu, terus pak DY (mucikari) yang menyewa kos di sini dua kamar," terang YS.
Sementara itu istri YS yakni E (50) mengaku syok dan malu atas kejadian ini.
Dirinya kaget kos miliknya justru digunakan untuk kegiatan amoral tersebut.
"Saya sendiri tidak tahu ada aktivitas seperti itu, dari polisi bilang e online pakai Twitter saya gaptek soal kayak gitu," ungkap dia membeberkan.
E bercerita, aktivitas sehari-hari para terapis nampak biasa saja seperti penghuni kos pada umumnya.