Breaking News:

Terkini Internasional

Potong Rambut Putrinya Tanpa Izin, Seorang Ayah Gugat Sekolah Rp 14 Miliar

Seorang ayah gugat sekolah karena rambut putrinya dipotong oleh seorang guru tanpa izin sebesar Rp 14 miliar dengan tuduhan diskriminasi rasial.

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Atri Wahyu Mukti
inat.com
Ilustrasi rambut anak. Seorang ayah gugat sekolah karena rambut putrinya dipotong oleh seorang guru tanpa izin, sebesar Rp 14 miliar dengan tuduhan diskriminasi rasial. 

TRIBUNWOW.COM – Seorang ayah dari gadis berusia tujuh tahun yang rambutnya dipotong oleh seorang guru tanpa izin orangtua, menggugat pihak sekolah dan dua anggota staf lainnya sebesar Rp 14 miliar.

Jimmy Hoffmeyer mengajukan gugatan ke distrik tempat sekolah berada, pustakawan, dan asisten guru di Michigan, negara bagian Amerika Serikat.

Dilansir dari SKY News, gugatan Jimmy Hoffmeyer mengatakan hak konstitusional putrinya telah dilanggar.

Ilustrasi sekolah di China. Kementerian Pendidikan China umumkan pembatasan pemberian ujian tertulis dan pekerjaan rumah bagi siswa pada Senin, (30/8/2021).
Ilustrasi sekolah. (YouTube/Al Jazeera English)

Baca juga: Pengungsi Afghanistan Pelaku Rudapaksa dan Bunuh Gadis 13 Tahun Austria Ditemukan di Inggris

Baca juga: Seorang Pria di Austria Simpan Jasad Ibunya selama Setahun demi Dapatkan Uang Tunjangan

Dia juga membuat tuduhan diskriminasi rasial, intimidasi etnis dan penderitaan emosional yang disengaja serta penyerangan.

Gugatan diajukan di pengadilan federal pada Selasa lalu di Grand Rapids terhadap Sekolah Dasar Ganiard di Mount Pleasant.

Hoffmeyer adalah pria campuran kulit hitam dan putih, insiden yang menimpa putrinya itu terjadi pada Maret lalu.

Hoffmeyer mengatakan putrinya Jurnee yang juga merupakan ras campuran, tiba di rumah dengan sebagian besar rambut di satu sisi kepalanya telah dipotong.

Jurnee mengatakan teman sekelasnya yang telah melakukannya di bus sekolah.

Pihak keluarga membawanya ke salon untuk menata ulang rambut Jurnee, sementara keluhan juga telah diajukan kepada sekolah.

Dua hari setelah insiden di bus, Jurnee kembali dari sekolah dengan potongan rambut di sisi lain juga.

“Saya bertanya apa yang terjadi dan berkata ‘Saya pikir saya sudah mengatakan kepadamu bahwa tidak ada anak yang boleh memotong rambutmu’,” kata Hoffmeyer menjelaskan ucapannya kepada Jurnee saat itu.

Namun, Jurnee mengatakan jika rambutnya dipotong oleh gurunya.

“Guru memotong rambutnya agar rata,” kata Hoffmeyer, dikutip dari BBC pada Jumat (17/9/2021).

Baca juga: 30 Tahun Kabur dari Penjara, Narapidana di Australia Serahkan Diri karena Pandemi Covid-19

Baca juga: Viral Kepala Sekolah Makan Sisa Makanan Siswa untuk Peringatkan Pemborosan, Tuai kritikan Warga

Hoffmeyer mengungkapkan jika gadis yang memotong rambut Jurnee di bus berkulit putih, begitu pula dengan gurunya itu.

Merasa tak terima, dia telah meminta putrinya keluar dari sekolah.

Sementara itu, dewan sekolah setempat, di Mount Pleasant, mengatakan penyelidikan independen tidak menemukan bias rasial.

Investigasi oleh distrik sekolah menyimpulkan pada Juli lalu, sementara guru dianggap telah melanggar kebijakan sekolah tetapi dia tidak bertindak dengan bias rasial.

Kebijakan sekolah dilanggar ketika rambut Jurnee dipotong, menurut penyelidikan.

Dia ditegur tetapi diizinkan untuk mempertahankan pekerjaannya di sekolah dasar itu.

Dua staf lain yang mengetahui kejadian itu tetapi tidak melaporkannya, sudah meminta maaf.

Gugatan tersebut mengklaim distrik sekolah telah gagal melatih, memantau, mengarahkan, mendisiplinkan, dan mengawasi staf mereka dengan benar.

Pihak sekolah juga mengetahui atau seharusnya mengetahui bahwa mereka terlibat dalam perilaku yang tidak baik serta kurangnya kedisiplinan pada karyawan. (TribunWow.com/Alma Dyani P)

Berita terkini internasional lain

Tags:
SekolahMichiganAmerika SerikatRasialisme
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved