Virus Corona
Mungkin Tidak Disadari, Kenali 7 Tanda Kecemasan yang Bisa Dirasakan saat Isolasi Mandiri Covid-19
Sebuah studi menyebut jika 20 persen pasien isolasi mandiri dari berbagai derajat keparahan bisa mengalami masalah mental sepeti kecemasan.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Sebuah studi menyebut jika 20 persen pasien isolasi mandiri dari berbagai derajat keparahan bisa mengalami masalah mental sepeti kecemasan.
Kecemasan juga memiliki derajat yang berbeda, bahkan pasien Covid-19 mungkin tidak menyadari jika sedang mengalaminya.
Dilansir dari Healthline, dikatakan jika kecemasan adalah respons yang sangat normal tidak hanya pada pasien Covid-19.
Di masa pandemi Covid-19 bahkan terhadap orang yang tidak terinfeksi, kecemasan disebut mengalami peningkatan.
Baca juga: Bahaya Komplikasi Pembekuan Darah pada Pasien Covid-19, Kenali Tandanya saat Isolasi Mandiri
Baca juga: Seusai Isolasi Mandiri, Studi Ungkap Penyakit Paru-paru Pasien Covid-19 Masih Bisa Terus Berkembang
Di luar pandemi Covid-19, orang-orang biasanya juga mengalami kecemasan terhadap peristiwa kehidupan yang penuh tekanan seperti pindah rumah, berganti pekerjaan, atau mengalami masalah keuangan.
Namun, ketika gejala kecemasan menjadi lebih besar daripada peristiwa yang memicunya dan mulai mengganggu hidup, itu bisa menjadi tanda masalah kecemasan.
Masalah kecemasan, terlebih jika berkepanjangan dapat melemahkan sistem imun dan membuat penyakit justru semakin parah.
Tetapi mereka dapat dikelola dengan bantuan yang tepat dari seorang profesional medis.
Mengenali gejalanya adalah langkah pertama.
Berikut beberapa gejala masalah kecemasan yang bisa terjadi saat isolasi mandiri:
1. Kekhawatiran yang Berlebihan atau overthinking
Salah satu gejala paling umum dari gangguan kecemasan adalah kekhawatiran yang berlebihan.
Kekhawatiran yang terkait dengan gangguan kecemasan tidak proporsional dengan peristiwa yang memicunya dan biasanya terjadi sebagai respons terhadap situasi normal sehari-hari.
Baca juga: Panduan Isolasi Mandiri Covid-19 untuk Ibu Hamil dari Kemenkes, Ini Syarat dan Persiapannya
Dikatakan sebagai masalah kecemasan, biasanya kekhawatiran berlebih akan berlangsung berkepanjangan dan berlangsung setiap hari.
Kekhawatiran juga harus parah dan mengganggu, sehingga sulit untuk berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas sehari-hari.
2. Merasa Gelisah
Ketika seseorang merasa cemas, bagian dari sistem saraf simpatik mereka menjadi tidak terkendali.
Ini memicu serangkaian efek ke seluruh tubuh, seperti detak jantung yang cepat, telapak tangan yang berkeringat, tangan yang gemetar, dan mulut yang kering.
Gejala-gejala ini terjadi karena otak percaya bahwa dirinya telah merasakan bahaya, dan sedang mempersiapkan tubuh untuk bereaksi terhadap ancaman tersebut.
Meskipun efek ini akan membantu dalam kasus ancaman yang sebenarnya, mereka dapat melemahkan jika rasa takut hanya ada di kepala.
3. Kelelahan atau Fatigue
Kelelahan juga merupakan gejala umum dari Covid-19, ini bahkan bisa berkepanjangan dan menjadi gejala yang paling sering dilaporkan pasien long Covid.
Faktanya, kelelahan juga bisa menjadi tanda seseorang mengalami kecemasan.
Tidak jelas apakah kelelahan ini adalah dampak dari gejala lain, seperti insomnia atau ketegangan otot, atau apakah itu mungkin terkait dengan efek hormonal dari kecemasan kronis.
Tetapi ini banyak ditemukan pada orang yang mengalami kecemasan.
Meski begitu, satu gejala ini tidak dianggap cukup untuk mendiagnosis kecemasan.
4. Kesulitan Berkonsentrasi
Banyak orang dengan kecemasan melaporkan mengalami kesulitan berkonsentrasi.
Satu studi yang melibatkan 157 anak-anak dan remaja dengan gangguan kecemasan umum menemukan bahwa lebih dari dua pertiga mengalami kesulitan berkonsentrasi.
Studi lain pada 175 orang dewasa dengan gangguan yang sama menemukan bahwa hampir 90 persen dilaporkan mengalami kesulitan berkonsentrasi.
Semakin buruk kecemasan mereka, semakin parah gangguan konsenterasi yang akan dialaminya.
5. Otot Tegang
Jika merasa otot sering tegang dalam dalam seminggu mungkin pasien sedang mengalami kecemasan.
Sayangnya tanda ini juga tidak sepenuhnya dipahami mengapa mereka dikaitkan dengan kecemasan.
Ada kemungkinan bahwa ketegangan otot itu sendiri meningkatkan perasaan cemas, tetapi mungkin juga kecemasan menyebabkan peningkatan ketegangan otot, atau faktor ketiga menyebabkan keduanya.
Menariknya, mengobati ketegangan otot dengan terapi relaksasi otot telah terbukti mengurangi kekhawatiran pada orang dengan gangguan kecemasan umum.
Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa itu sama efektifnya dengan terapi perilaku kognitif.
6. Serangan Panik
Salah satu jenis gangguan kecemasan yang disebut gangguan panik dikaitkan dengan serangan panik berulang.
Serangan panik menghasilkan sensasi ketakutan yang intens dan luar biasa yang dapat melemahkan.
Ketakutan ekstrem ini biasanya disertai dengan detak jantung yang cepat, berkeringat, gemetar, sesak napas, dada sesak, mual dan perasaan takut mati atau kehilangan kendal.
Serangan panik dapat terjadi secara terpisah, tetapi jika sering terjadi terlebih secara tiba-tiba, itu mungkin merupakan tanda gangguan panik.
7. Takut Bersosialisasi
Orang dengan kecemasan sosial mungkin tampak sangat pemalu dan pendiam dalam kelompok atau saat bertemu orang baru.
Meskipun mereka mungkin tidak tampak tertekan di luar, di dalam mereka merasakan ketakutan dan kecemasan yang ekstrem.
Sikap menyendiri ini terkadang dapat membuat orang dengan kecemasan sosial tampak sombong atau angkuh.
Tetapi gangguan ini dikaitkan dengan harga diri yang rendah, kritik diri yang tinggi, dan depresi
Beberapa tanda gejala ini adalah:
- Merasa cemas atau takut tentang situasi sosial yang akan datang
- Khawatir akan kemungkinan dihakimi atau diteliti oleh orang lain
- Takut dipermalukan atau dipermalukan di depan orang lain
- Menghindari acara sosial tertentu karena ketakutan ini
(Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)