Virus Corona
Bisa Sebabkan Masalah Serius saat Isolasi Mandiri, Ini Ciri dan Penyebab Sesak Napas Covid-19
Sesak napas menjadi salam satu gejala umum yang kerap dialami oleh pasien Covid-19
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Sesak napas menjadi satu di antara gejala yang kerap dialami oleh pasien Covid-19.
Gejala sesak napas yang berkelanjutan juga menjadi tanda di mana pasien harus segera dilarikan ke rumah sakit.
Dilansir dari Healthline, tidak seperti banyak kondisi lain yang dapat menyebabkan sesak napas, gejala ini dapat bertahan dan dengan cepat meningkat pada orang dengan Covid-19.
Baca juga: 2 Gejala Long Covid yang Menurut Studi Bisa Bertahan Lebih dari Setahun seusai Isolasi Mandiri
Baca juga: Selain Vitamin C dan D, Ini 5 Vitamin-Mineral untuk Kekebalan Tubuh saat Isolasi Mandiri Covid-19
Seperti namanya, gejala sesak napas merupakan gejala yang membuat pasien kesulitan mengambil napas atau membuat napas menjadi pendek dan terengah-engah.
Dada mungkin terasa terlalu sesak untuk menarik atau menghembuskan napas sepenuhnya.
Setiap napas dangkal membutuhkan usaha yang lebih besar dan membuat merasa terengah-engah.
Rasanya seperti bernapas melalui sedotan.
Pada kasus Covid-19 sesak napas bisa datang secara bertahap atau tiba-tiba, ketika sedang beraktifitas atau sedang istirahat.
Intensitas tinggi atau latihan berat, suhu ekstrem, dan ketinggian tinggi semuanya dapat menyebabkan sesak napas.
Kecemasan juga dapat menyebabkan perubahan pada laju dan pola pernapasan.
Sesak Napas dan Covid-19
Baca juga: Kenali Nekrosis Avaskular, Masalah Tulang yang Bisa Terjadi seusai Isolasi Mandiri Covid-19
Sesak napas yang terkait dengan Covid-19 biasanya terjadi beberapa hari setelah infeksi awal.
Namun, beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala ini sama sekali.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) hingga kini masih mencatat jika 31 hingga 40 persen orang dengan kasus Covid-19 mengalami sesak napas.
Rata-rata, itu terjadi di antara hari ke-4 dan ke-10 ketika masa indeksi, dan biasanya bukan gejala tunggal.