Virus Corona
Masuk Uji Klinis, Obat Covid-19 yang Dikembangkan China Dinilai Efektif untuk Gejala Sedang
Kedua obat tersebut berbahan dasar imunoglobulin manusia dan antibodi monoklonal relatif.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Produsen vaksin China, China National Biotec Group (CNBG), anak perusahaan Sinopharm tengah mengambangkan dua obat Covid-19 dan tengah masuk tahap uji klinis.
Kedua obat tersebut berbahan dasar imunoglobulin manusia dan antibodi monoklonal relatif.
"Keduanya digunakan untuk menetralisir virus dan mengurangi viral load dalam tubuh manusia," Zhang Yuntao, wakil presiden dan kepala ilmuwan CNBG, dikutip dari Global Times, Minggu (12/9/2021).
Baca juga: Tips Isolasi Mandiri: Miliki Khasiat Berbeda, Kenali Manfaat Berbagai Vitamin bagi Pasien Covid-19
Baca juga: Mengenal Terapi Antibodi Monoklonal bagi Penderita Covid-19, Apa Bisa untuk Pasien Isolasi Mandiri?
Berdasarkan data dari penggunaan darurat obat sebelumnya dan persyaratan protokol klinis, dia menyebut jika obat tersebut efektif untuk mengobati pasien gejala ringan dan sedang.
Perusahaan mengklaim itu adalah obat Covid-19 pertama di dunia berdasarkan imunoglobulin manusia yang dikembangkan dari plasma dari pasien Covid-19 yang pulih.
Obat akan memasuki uji klinis, dan produsen bekerja sama dengan mitra internasional.
Obat baru ini mengandung antibodi penetralisir tingkat tinggi terhadap Virus Corona dengan berbagai varian barunya.
Jenis lain didasarkan pada antibodi monoklonal yang kuat terhadap varian Delta yang ditemukan oleh tim peneliti di bawah Sinopharm.
Antibodi monoklonal dapat secara efektif memblokir pengikatan Virus Corona baru ke enzim pengubah Angiotensin 2.
Enzim ini melekat pada membran sel yang terletak di usus, ginjal, testis, kantong empedu, dan jantung. Antibodi dapat mencegah virus menginfeksi sel.
Baca juga: Ini Obat dan Suplemen untuk Pasien Covid-19 Gejala Ringan dan OTG yang Isolasi Mandiri
Itu menunjukkan para peneliti dan produsen obat China berada di antara yang terdepan dalam penelitian dan pengembangan obat-obatan Covid-19, kata orang dalam industri kepada Global Times.
"Plasma konvalesen sebelumnya telah dimasukkan dalam rencana perawatan Covid-19 nasional di China," kata Zhu Jingjin, pemimpin uji klinis senior CNBG, mengataka.
CNBG juga mengatakan telah mengikuti proses penyaringan yang ketat untuk plasma yang disumbangkan.
Sebelumnya, obat itu diluncurkan pada Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) 2021.
Saat itu juga disampaikan jika pihaknya telah mendapat persetujuan untuk uji klinis pada tanggal 30 Agustus.
Selain obat baru, CNBG juga menampilkan enam produk anti-epidemi lainnya, termasuk dua vaksin terbaru yang diklaim efektif untuk memerangi mutasi dan obat Covid-19 lainnya berdasarkan antibodi monoklonal.
Pakar mencatat bahwa obat tersebut harus dibatasi untuk pasien kritis, karena mungkin memakan banya biaya, tetapi masih akan lebih murah daripada obat antibodi monoklonal.
Dia juga memperingatkan bahwa obat tersebut mungkin mengandung risiko infeksi virus lain, seperti HBV dan HIV serta penyakit menular melalui darah lainnya.
CNBG sebelumnya mengatakan telah mengikuti penyaringan ketat untuk memproses plasma yang disumbangkan.
Selain tes rutin, hampir 30 item tambahan juga akan diuji, termasuk beberapa bakteri pernapasan dan usus umum serta patogen untuk lima jenis penyakit menular seperti HIV, HBV, dan sifilis.
Perawatan inaktivasi virus juga perlu dilakukan untuk meningkatkan keamanan produk plasma. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)