Breaking News:

Virus Corona

Risiko Pembekuan Darah pada Pasien Covid-19 saat Isolasi Mandiri, Kenali Tanda dan Cara Mencegahnya

Pasien Covid-19 kebanyakan akan mengalami gejala ringan dan bisa sembuh tanpa menjalani perawatan khusus. 

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
clevelandclinic.org
Ilustrasi pembekuan darah. Pasien Covid-19 disebut berisiko mengalami pembekuan darah. 

TRIBUNWOW.COM - Pasien Covid-19 kebanyakan akan mengalami gejala ringan dan bisa sembuh tanpa menjalani perawatan khusus. 

Tetapi virus penyebab Covid-19 juga memiliki beragam cara untuk menyebabkan pasien mengalami penyakit yang parah. 

Di antara yang bisa menyebabkan keparahan saat terinfeksi Covid-19 adalah pembekuan darah. 

Baca juga: Termasuk Pasien Isolasi Mandiri, Studi Ungkap Setengah Penyintas Alami Long Covid hingga 1 Tahun

Baca juga: Baiknya Tidak Isolasi Mandiri, Pahami Risiko Keparahan Infeksi Covid-19 pada Pasien Obesitas

Pembekuan darah yang dapat menyebabkan berbagai penyakit yang mengancam jiwa seperti stroke, serangan jantung, dan emboli paru.

"Ini sangat menakutkan bagi pasien dan juga mengkhawatirkan bagi pusat medis,” kata Danielle Blais, PharmD, Staf Medis di Rumah Sakit Jantung Richard M. Ross Ohio State, Amerika Serikat, dikutip dari situs Wexner Medical.

Semakin lama pandemi terjadi, kini mulai banyak informasi tentang pasien yang penuh dengan gumpalan di otak, jantung, paru-paru, dan kaki mereka.

Di Los Angeles, dokter harus mengamputasi kaki kanan seorang bintang Broadway karena pembekuan yang parah.

Pengetahuan ini sangat berguna untuk melacak berbagai kemungkinan yang bisa disebabkan Covid-19 dan mencari tahu perawatan terbaik untuk mereka.

“Kami memanggil para ahli dari begitu banyak disiplin ilmu yang berbeda untuk mencari tahu cara terbaik untuk merawat pasien ini, dan kami terus belajar lebih banyak setiap hari,” jelasnya.

Sementara komunitas perawatan kesehatan masih mempelajari mengapa Covid-19 bisa mengakibatkan banyak hal termasuk pembekuan darah.

Baca juga: Jadi Efek Samping Langka Vaksin, Risiko Pembekuan Darah Lebih Tinggi jika Terinfeksi Covid-19

Tampaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan risiko pembekuan. 

Dugaan pertama adalah peradangan parah yang disebabkan Covid-19 yang disebut bisa memicu sistem pembekuan darah di dalam tubuh.

“Ketika Anda, katakanlah, jatuh dan menguliti lutut Anda, itu mengaktifkan sistem kekebalan Anda, dan salah satu cara sistem kekebalan Anda bereaksi terhadap cedera adalah dengan membuat sistem pembekuan Anda lebih aktif,” kata Matthew Exline, MD, Direktur Medis Unit Perawatan Intensif di Wexner Medical, Ohio State.

“Agak masuk akal jika tubuh Anda akan berkata, jika saya melihat infeksi, saya harus siap untuk menggumpal. Tetapi ketika infeksi meluas dan meradang seperti Covid-19, kecenderungan untuk menggumpal itu bisa menjadi berbahaya.”

Faktor kedua adalah masalah kurang gerak yang akan dialami oleh pasien Covid-19

Baik pasien yang menjalani isolasi mandiri atau di rumah sakit telah diketahui mengalami penurunan aktifitas fisik selama masa isolasi.

“Jika Anda tidak bergerak, Anda memiliki peningkatan faktor risiko pembekuan darah,” kata Exline.

Dia menyebut, kedua hal itu jika dipasangkan akan membuat risiko pembekuan darah akan semakin tinggi. 

Kemudian, pasien dengan kasus Covid-19 yang parah tampaknya sangat rentan, seperti halnya mereka yang memiliki faktor risiko kesehatan lain seperti kanker, obesitas, dan riwayat pembekuan darah.

Untuk itu pasien dianjurkan menjalani pemeriksaan darah ketika mereka selesai isolasi mandiri

Terutama jika mereka merasa memiliki faktor risiko untuk pembekuan darah.

Meski tidak sebesar pasien yang dirawa di rumah sakit, pasien yang menjalani rawat jalan atau isolasi mandiri dikatakan masih berisiko terhadap terjadinya pembekuan darah.

Sementara, pasien yang dirawat di rumah sakit, kebanyakan akan menerima tes darah untuk mengukur aktivitas sistem pembekuan mereka.

Tetapi, studi terbaru menunjukkan bahwa pasien dengan Covid-19 rentan terhadap pembekuan darah, tetapi pasien di ICU juga berisiko mengalami pendarahan.

“Penyedia layanan kesehatan harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan manfaat antikoagulasi untuk setiap pasien,” kata Exline.

Mereka yang sistem pembekuannya tidak terlalu aktif, dianjurkan diberikan perawatan untuk mencegah pembekuan seperti kaus kaki kompresi, bantal tiup untuk betis mereka atau suntikan kecil pengencer darah.

Sedangkan mereka yang memiliki sistem pembekuan darah yang lebih aktif, dianjurkan menerima pengencer darah dosis penuh jika mereka tidak berisiko tinggi mengalami pendarahan.

“Kami harus mempertimbangkan pendekatan kami dengan pengobatan, terutama karena ada data terbatas pada pasien Covid-19,” kata Tiffany Ortman, PharmD, Ahli Farmasi di Rumah Sakit Jantung Ross.

Setelah pasien meninggalkan rumah sakit, penyedia layanan kesehatan terus memantau pasien untuk gejala pembekuan dan menurunkan risiko mereka melalui obat-obatan.

Beberapa studi penelitian aktif saat ini mencoba memahami berapa lama pasien harus tetap menggunakan obat antikoagulan saat mereka pulih dari Covid-19.

Baik pasien rawat jalan ataupun yang berada di rumah sakit, dianjurkan mengenali tanda-tanda pembekuan darah, yaitu:

1. Wajah terkulai

2. Kelemahan satu lengan atau kaki

3. Kesulitan berbicara

4. Pembengkakan baru, nyeri tekan, nyeri atau perubahan warna pada lengan atau kaki

5. Sesak nafas mendadak

6. Nyeri dada atau nyeri yang menjalar ke leher, lengan, rahang, atau punggung

Dan rekomendasi untuk mereka yang terinfeksi Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri adalah untuk tetap melakukan aktivitas fisik meski hanya sesekali.

Kemudian, pasien juga wajib menjaga dirinya untuk tetap terhidrasi.

Intinya, pasien harus menjaga agar darah tetap mengalir. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Isolasi Mandiri Lainnya

Tags:
Pembekuan darahVirus CoronaCovid-19isolasi mandiriIsoman
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved