Breaking News:

Virus Corona

Jangan Isolasi Mandiri, Ini 7 Kondisi Kesehatan yang Rentan Alami Keparahan akibat Covid-19

Pasien yang memiliki risiko tinggi dianjurkan untuk tidak menjalani isolasi mandiri di rumah

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
YouTube/ABC News (Australia)
Suasana rumah sakit di Filipina yang penuh karena lonjakan kasus Covid-19. Saat ini Filipina mencapai rekor dua juta kasus akibat varian Delta pada Senin (1/9/2021). Orang yang memiliki risiko tinggi keparahan Covid-19 dianjurkan untuk dirawat di lokasi isolasi terpusat. 

TRIBUNWOW.COM - Pasien yang memiliki risiko tinggi dianjurkan untuk tidak menjalani isolasi mandiri di rumah dan menjalani perawatan di tempat isolasi terpusat yang disediakan pemerintah.

Dengan menjalani isolasi terpusat, kondisi kesehatan dan vitalitas pasien akan di pantau oleh tenaga kesehatan.

Sehingga jika terjadi tanda darurat bisa segera terdeteksi dan cepat mendapat penanganan. 

Baca juga: Studi Ungkap 1 dari 7 Anak Terdampak Long Covid hingga Lebih dari 3 Bulan setelah Isoman Covid-19

Baca juga: Waspada saat Isolasi Mandiri, Covid-19 Bisa Picu Masalah Ginjal meski pada Pasien Tanpa Gejala

Karena, seperti diketahui jika gejala penyakit Covid-19 dapat sangat bervariasi.

Beberapa orang tidak memiliki gejala sama sekali, sementara yang lain menjadi sangat sakit sehingga mereka akhirnya membutuhkan bantuan untuk bernapas.

Dilansir dari Mayo Clinic, gejala yang terjadi pada pasien Covid-19 juga bisa berkembang dari waktu ke waktu. 

Untuk itu, bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri dan meski tanpa gejala, diwajibkan untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. 

Baca juga: Tidak Berefek Baik, Kenali Dampak Buruk Kesehatan jika Minum Alkohol saat Isolasi Mandiri Covid-19

Kondisi kesehatan pasien sangat berpengaruh terhadap risiko perburukan gejala, seperti usia, daya tahan tubuh, dan kondisi kesehatan bawaan atau komorbid. 

Masing-masing faktor ini dapat meningkatkan risiko gejala Covid-19 yang parah, orang yang memiliki beberapa masalah kesehatan lain ini bahkan berisiko lebih tinggi.

Berikut beberapa kondisi kesehatan yang berisiko mengalami keparahan Covid-19:

1. Orang lanjut usia (lansia)

Orang yang paling berisiko mengalami keparahan Covid-19 adalah lansia.

Lansia memiliki risiko tertinggi mengalami gejala serius saat terinfeksi Covid-19.

Di AS, sekitar 80 persen kematian akibat penyakit ini terjadi pada orang berusia 65 tahun ke atas.

Risiko bahkan lebih tinggi untuk orang tua ketika mereka memiliki kondisi kesehatan lainnya.

Lansia juga telah dikaitkan memiliki risiko mengalami badai sitokin jika terinfeksi Covid-19.

Kondisi tersebut juga berbahaya dan bisa mengalami masalah serius.

Orang yang lebih tua juga lebih mungkin menderita penyakit alzheimer dan demensia, yang dapat membuat mereka lebih sulit untuk mengingat tindakan pencegahan yang direkomendasikan untuk mencegah infeksi.

2. Masalah paru-paru, termasuk asma

Seperti diketahui jika virus yang menyebabkan Covid-19 lebih rentan menyerang paru-paru dan menyebabkan peradangan di sana. 

Karena itu, penyakit paru-paru termasuk ke dalam risiko tinggi mengalami keparahan Covid-19.

Penyakit paru-paru yang dimaksud, diantaranya adalah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), kanker paru-paru, cystic fibrosis, fibrosis paru, dan asma sedang sampai berat.

Kemudian beberapa obat untuk kondisi ini dapat melemahkan sistem kekebalan. 

Padahal, penting untuk tetap menggunakan obat pemeliharaan untuk menjaga gejala tetap terkendali. 

2. Penyakit jantung

Banyak jenis penyakit jantung dapat membuat lebih mungkin mengembangkan gejala Covid-19 yang parah.

Ini termasuk kardiomiopati, hipertensi paru, penyakit jantung bawaan, gagal jantung, penyakit arteri koroner.

Jika memiliki tekanan darah tinggi, risiko mungkin lebih tinggi jika kondisi tersebut tidak terkontrol.

3. Diabetes dan obesitas

Baik diabetes tipe 1 atau tipe 2 dapat meningkatkan risiko gejala Covid-19 yang serius.

Memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi yang dianggap kelebihan berat badan, obesitas, atau obesitas parah juga meningkatkan risiko ini.

Diabetes dan obesitas masuk tiga besar faktor risiko tinggi bukan tanpa alasan.

Diabetes dan obesitas sama-sama mengurangi efisiensi sistem kekebalan tubuh seseorang.

Orang yang mengalami obesitas juga akan mengalami masalah lain jika mereka mengalami sesak napas atau mengalami masalah pada paru-paru dan jantung jika terinfeksi Covid-19.

Bahkan diabetes juga bisa meningkatkan risiko orang terkena infeksi secara umum.

Risiko ini dapat dikurangi dengan menjaga kadar gula darah tetap terkontrol dan melanjutkan pengobatan diabetes dan insulin.

Jika mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, cobalah untuk menurunkan berat badan dengan makan makanan yang sehat dan melakukan aktivitas fisik secara teratur.

4. Kanker dan kelainan darah 

Orang yang saat ini menderita kanker memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit yang lebih parah akibat Covid-19.

Risiko ini dapat bervariasi, tergantung pada jenis kanker dan jenis perawatan yang sedang dijalani.

Anemia sel sabit adalah kondisi lain yang meningkatkan risiko gejala Covid-19 yang parah.

Kelainan bawaan ini menyebabkan sel darah merah menjadi keras, lengket dan berbentuk seperti huruf C.

Sel darah merah yang cacat ini mati lebih awal, sehingga oksigen tidak dapat diangkut ke seluruh tubuh.

Ini juga menyebabkan penyumbatan yang menyakitkan di pembuluh darah kecil.

Kelainan darah bawaan lainnya, yang disebut talasemia, mungkin juga membuat lebih cenderung memiliki penyakit parah saat terinfeksi Covid-19.

Pada thalassemia, tubuh tidak menghasilkan cukup hemoglobin dan ini mempengaruhi seberapa baik sel darah merah dapat membawa oksigen.

5. Sistem imun yang lemah

Covid-19 merupakan menyakit yang bergantung pada seberapa kuat sistem imun seseorang.

Penyakit tersebut bisa dilawan oleh sistem imun dan membuat orang tidak mengalami keparahan, sebaliknya orang dengan sistem imun lemah memiliki risiko tinggi mengalami keparahan saat terinfeksi Covid-19.

Kondisi yang melemahkan sistem imun termsuk transplantasi organ, perawatan kanker,  dan HIV/AIDS.

Bahkan penggunaan prednison jangka panjang atau obat serupa juga bisa melemahkan sistem kekebalan.

Jika memiliki sistem kekebalan yang lemah atau masuk kategori di atas, mungkin perlu mengambil tindakan pencegahan ekstra untuk menghindari virus yang menyebabkan Covid-19.

6. Penyakit ginjal atau hati kronis

Penyakit ginjal atau hati kronis juga dapat melemahkan sistem kekebalan.

Selain itu, penyalot ginjal dan hati juga dikaitkan dengan faktor risiko tinggi karena jenis obat-obatan yang akan dikonsumsi ketika terinfeksi Covid-19 akan berpengaruh negatif bagi organ tersebut. 

7. Down Sindrom

Orang dengan down sindrom lebih mungkin mengalami infeksi paru-paru secara umum.

Sehingga mereka sangat rentan terhadap infeksi Covid-19.

Mereka juga berisiko lebih tinggi memiliki banyak masalah kesehatan yang terkait dengan gejala Covid-19 yang parah, termasuk penyakit jantung, sleep apnea, obesitas, dan diabetes. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya

Tags:
Virus CoronaCovid-19isolasi mandiriIsoman
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved