Virus Corona
Alami Nyeri Dada saat Isolasi Mandiri? Ini Beberapa Faktor yang Bisa Jadi Penyebabnya
Sejumlah pasien Covid-19 disebutkan mengalami nyeri dada ketika menjalani isolasi mandiri
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Sejumlah pasien Covid-19 disebutkan mengalami nyeri dada ketika menjalani isolasi mandiri.
Nyeri dada juga bisa jadi menjadi tanda perburukan kesehatan pasien Covid-19.
Melansir News Medical Network, sebenarnya nyeri dada bisa disebabkan karena berbagai macam hal.
Baca juga: Jaga Kesehatan Jantung saat Isolasi Mandiri, Upaya Cegah Gejala Berkepanjangan Covid-19
Baca juga: Pasien Isoman Perlu Waspada, Begini Efek Jangka Panjang jika Covid-19 Sudah Menyerang Paru-paru
Beberapa di antaranya merupakan kondisi fatal bahkan dapat mengancam jiwa.
Nyeri dada juga bisa dirasakan tiba-tiba meski awalnya tidak mengalami gejala atau bergejala ringan.
Meski banyak faktor yang menjadi penyebabnya, tetap dianjurkan bagi pasien Covid-19 yang mengalami nyeri dada untuk menghubungi dokternya dan melakukan konsultasi.
Terlebih jika nyeri dada berlangsung untuk waktu yang lama.
Ketika terinfeksi Covid-19 ada beberapa alasan yang bisa menyebabkan nyeri dada, diantaranya adalah:
1. Nyeri Otot atau Nyeri Sendi
Nyeri otot dan nyeri sendi merupakan gejala Covid-19 yang menjadi gejala umum pada infeksi meski bukan infeksi Covid-19.
Gejala ini biasanya dibarengi juga dengan nyeri dibagian lain seperti di dada dan punggung.
Dalam hal ini, rasa sakitnya bukan karena masalah jantung.
Sebaliknya, otot-otot dada dan otot-otot yang diperlukan untuk bernafas menjadi sakit, menyebabkan orang tersebut merasakan sakit di area tubuh ini.
Baca juga: Bisakah Alami Long Covid jika Terinfeksi Virus Corona setelah Vaksinasi? Simak Penjelasannya
2. Pneumonia
Pneumonia merupakan peradangan paru-paru, dalam hal ini nyeri dada adalah salah satu gejala umum.
Covid-19 juga bisa menyebabkan pneumonia dan menyebabkan nyeri dada.
3. Batuk Terus Menerus
Batuk merupakan salah satu gejala yang paling sering dialami pasien Covid-19.
Seperti pada penyakit batuk pada umumnya, batuk yang terus menerus juga bisa menyebabkan nyeri dada.
Dalam hal ini, rasa sakit akibat batuk akan mudah dibedakan dengan nyeri dada yang disebabkan hal lain.
Nyeri dada karena ini biasanya tidak berlangsung lama.
Salah satu cara meredakannya adalah dengan meminum air hangan atau berbagai jenis teh hangat.
4. Kecemasan
Kecemasan dapat terjadi karena kejadian yang tiba-tiba atau sebagai akibat dari gangguan kecemasan atau serangan panik.
Selain nyeri dada, ketika mengalami serangan panik, biasanya juga engalami ejala tambahan, seperti:
Berkeringat di tangan, sesak napas, gemetaran, pusing, detak jantung cepat.
Nyeri dada terkait kecemasan berbeda dari nyeri dada karena penyebab lain dalam beberapa hal.
Misalnya, rasa sakit biasanya memuncak dalam waktu sekitar 10 menit dan kemudian memudar.
Juga, itu dapat berkembang saat istirahat daripada selama atau setelah aktivitas.
Biasanya, nyeri dada akibat kecemasan tidak menjalar ke bagian tubuh lain, seperti punggung atau lengan.
5. Serangan Jantung
Serangan jantung adalah salah satu penyebab paling umum dari nyeri dada.
Keadaan darurat medis ini terjadi ketika ada kekurangan aliran darah ke jantung, yang dapat memiliki berbagai penyebab, termasuk penyakit arteri koroner.
Selain nyeri dada ada beberapa gejala juga yang bisa dirasakan ketika sakit jantung seperti:
Sesak napas, mual, pusing, dan berkeringat dingin, itu bisa terjadi sebelum atau setelah nyeri dada terjadi.
Kadang-kadang mungkin untuk membedakan nyeri dada yang disebabkan oleh serangan jantung karena nyeri sering menjalar ke lengan, rahang, atau punggung.
Jenis rasa sakit yang disebabkan oleh serangan jantung dapat bervariasi, tetapi cenderung muncul sebagai perasaan tertekan atau sensasi diremas.
Beberapa orang dengan long Covid juga dilaporkan mengalami nyeri dada.
Tetapi tidak banyak kasus yang dilaporkan seperti pada keluhan lain seperti kelelahan, nyeri sendi, kabut otak, dan sakit kepala. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)