Breaking News:

Virus Corona

Ibu Hamil Terinfeksi Covid-19, Waspada 4 Kondisi Berikut saat Isolasi Mandiri di Rumah

Di tengah tingginya kasus Covid-19, peningkatan kasus pada ibu hamil juga disebutkan bertambah.

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
ahaparenting
Ilustrasi ibu hamil. Di tengah tingginya kasus Covid-19, peningkatan kasus pada ibu hamil juga disebutkan bertambah, ini kondisi yang harus diwaspadai. 

TRIBUNWOW.COM - Sama seperti dengan orang lainnya, ibu hamil juga berisiko terhadap paparan Covid-19

Di tengah tingginya kasus Covid-19, peningkatan kasus pada ibu hamil juga disebutkan juga bertambah.

Dilansir dari NHS.uk, ibu hamil memiliki risiko yang sama dengan orang dewasa lainnya terhadap paparan Covid-19. 

Baca juga: Bisa Ganggu Nafsu Makan saat Isoman Covid-19, Ini 7 Jenis Hal yang Baik Dikonsumsi saat Mual

Terkait tingkat keparahan yang dialami ibu hamil juga masih dikatakan memiliki risiko yang sama. 

Tetapi Pusat Layanan Kesehatan di Inggris (NHS) memasukkan ibu hamil ke dalam kategori risiko sedang, terhadap potensinya terhadap perburukan kesehatan. 

Karena terdapat sejumlah ibu hamil yang daya tahan tubuhnya menurun ketika kehamilan.

Itu sebabnya ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk lebih memproteksi dirinya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Selain itu pemberian vaksin terhadap ibu hamil dengan usia kandungan lebih dari 28 minggu (pada trimester ke-3), dengan sebelumnya berkonsultasi dengan dokter kehamilan.

"Untuk masalah Covid-19 pada ibu hamil memang harus kita sikapi serius, karena ibu hamil memiliki daya tahan tubuh yang lebih rentan jika dibanding orang dewasa biasanya," kata Konsultan Kesehatan di Alodokter, dr. Jeffry Kristiawan dalam tayangan Youtube TANYAKAN DOKTER, Selasa (20/7/2021). 

Selain ibu yang terinfeksi Covid-19, kandungan ibu juga berisiko mengalami gangguan kesehatan.

Terlebih jika kondisi ibu memburuk ketika terinfeksi Covid-19

Dia juga menerangkan bahwa hingga kini belum ada bukti yang menjelaskan bahwa sang anak bisa tertular Covid-19 ketika di dalam kandungan. 

"Namun, berdasarkan data, belum ditemukan ada Covid-19 di dalam ketuban ibu atau di air susu ibu (ASI)," jelasnya. 

Bahkan, ketika ibu terinfeksi Covid-19 antibodi yang tercipta pada ibu bisa tersalurkan kepada bayi melalui plasenta.

Justru, hal yang perlu diwaspadai ibu adalah kondisi kesehatannya sendiri. 

Karena jika ibu mengalami perburukan kesehatan, itu bisa berdampak kepada bayi yang ada di kandungannya. 

"Misalnya jika ibu sesak, saturasi oksigen atau kadar oksigen dalam darahnya turun, janinnya juga bisa berbahaya," ujarnya. 

Untuk itu dia meminta ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 untuk benar-benar mengetahui derajat gejala yang dialaminya. 

Seperti diketahui infeksi Covid-19 dibagi ke dalam beberapa kriteria sesuai dengan derajat gejalanya yaitu tanpa gejala, gejala ringan, dan gejala berat. 

Gejala ringan yang bisa terjadi ialah demam, batuk, nyeri sendi, mual-muntah, hingga diare.

Bagi ibu yang mengalami gejala tetapi belum terkonfirmasi Covid-19, dia juga menyarankan untuk melapor kepada tenaga kesehatan seperti puskesmas atau dokter kandungan. 

Nanti dokter akan melakukan screening atau tes Covid-19 untuk memastikan apakah positif Covid-19 atau tidak.

Langkah awal menjadi penting untuk segera mendapat penanganan medis. 

Dokter juga akan menentukan apakah pasien bisa melakukan isolasi mandiri, perlu isolasi terpusat atau mendapat perawatan.

Jika mendapat rekomendasi untuk melakukan isolasi mandiri, dr. Jeffry menyebut ada beberapa tanda vital yang perlu diperhatikan.

Baca juga: Dianjurkan Dikonsumsi saat Isolasi Mandiri, Ini Peranan Probiotik bagi Pasien Covid-19

Baca juga: Masih Batuk setelah Hari Terakhir Isoman, Bisa Dinyatakan Sembuh Covid-19? Ini Kata Dokter Tirta

1. Saturasi Oksigen Menurun

Pasien Covid-19 perlu memiliki alat yang bernama oximeter untuk mengukur saturasi oksigen atau kadar oksigen dalam darah. 

"Pada Covid sering sekali terjadi happy hypoxia, artinya penurunan kadar oksigen dalam darah yang tidak dirasakan," jelasnya. 

Rasa sesak napas yang biasa dirasakan ketika kadar saturasi oksigen menurun, kerap tak dirasakan pada pasien Covid-19

Untuk diketahui kadar saturasi oksigen normal berkisar 95% hingga 100%. 

Sedangkan di bawah 95% sudah dianggap memiliki masalah pernapasan. 

"Semisal kurang dari 94 persen jadi mungkin 93, 92 atau mungkin lebih rendah lagi ini juga kalian harus hati-hati," ujarnya.

Ketika kadar dalam oksigen tubuh si ibu berkurang, kadar oksigen yang diterima calon bayi juga bisa berkurang. 

Alat oximeter untuk mengukur saturasi oksigen di dalam tubuh
Alat oximeter untuk mengukur saturasi oksigen di dalam tubuh (insider.com via Tribunnews.com)

2. Kondisi Janin 

Ibu hamil yang menjalani isolasi mandiri perlu mengecek kondisi janinnya secara berkala. 

Terlebih bagi ibu hamil yang sudah berada di trimester ke-2 dan timester ke-3. 

"Anda harus cek detak jantung janinnya secara berkala mungkin dua sampai tiga kali dalam sehari," kata dr. Jeffry.

Alat yang bisa digunakan untuk mengecek detak jantung janin bernama fetal doppler. 

Detak jantung janin yang normal berada di anga 110 hingga 160 per menit, jika berada di bawah atau di atasnya ibu perlu waspada. 

"Atau ketika kehamilan sudah lumayan gede, 7 bulan misalnya atau 28 minggu ke atas kalian juga harus pantau gerakan janinnya," jelasnya. 

"Gerakannya minimal kalau dalam sehari 10 sampai 12 kali sudah cukup, atau setiap jam ada satu gerakan, kalau seperti itu sebagian besar kondisi janin masih bagus."

Tetapi jika terlihat penurunan gerakan janin yang sangat signifikan atau gerakan janin sama sekali tidak terasa dalam satu hari dan biasanya aktif bergerak ibu perlu mengecek kepada dokter.

3. Suhu Tubuh Tinggi

Salah satu tanda kondisi gawat terhadap orang yang terinfeksi Covid-19 ialah suhu tubuh yang meninggi dan tidak sembuh meski sudah diberi obat.

"Mungkin di atas 38 (derajat celcius) atau 39 bahkan, sudah minum paracetamol tidak membaik juga, ini sebaiknya kalian hati-hati," jelasnya.

Untuk itu dia juga menganjurkan untuk memiliki alat pengukur suhu tubuh ketika infeksi Covid-19

4. Alami Gejala Berat

Perkembangan kesehatan ibu ketika menjalani isolasi mandiri juga perlu dipantau. 

Ibu yang mengalami perburukan kesehatan atau mengalami gejala berat perlu segera melapor dan mencari pertolongan medis. 

Gejala berat yang bisa muncul pada pasien Covid-19 adalah sesak napas, napasnya berat, merasa selalu lemas, bahkan mengalami penurunan kesadaran. 

"Kalian harus usaha lapor, atau telpon dokter kalian supaya dapat pertolongan segera," ujarnya. 

Terkait protokol kesehatan untuk menjalani isolasi mandiri, ibu hamil dan pasien Covid-19 lainnya memiliki protokol yang sama. 

Ibu hamil yang menjalani isolasi mandiri perlu menjalani masa isolasi selama 10 hari ditambah tiga hari tanpa gejala. 

Makan-makanan bergizi seimbang juga perlu dikonsumsi ibu hamil. 

Tidak ada pembatasan makanan khusus tetapi ibu hamil perlu memperhatikan kondisinya sendiri dan jangan memakan makanan yang bisa memperburuk kesehatannya.

"Misalnya lagi batuk makan gorengan," jelasnya.

Kemudian, ibu hamil juga bisa mengkonsumsi obat-obatan secukupnya untuk meringankan gejala.

Namun bagi ibu hamil, sebelum mengkonsumsi obat-obatan perlu berkonsultasi dahulu terhadap dokternya dan memastikan obat yang dikonsumsi tidak berpengaruh terhadap kehamilan. 

Suplemen yang digunakan juga sama seperti yang dianjurkan pemerintah dan pasien bisa berkonsultasi dahulu jika ingin memastikan dosis suplemen yang aman bagi ibu hamil. 

"Itu juga nggak bagus kalau over vitamin juga ya, kalau vitamin kalau bisa ada vitamin C, D, dan zinc," ujarnya.

Terakhir dia berpesan bagi ibu hamil agar tidak terlalu khawatir dan stres selama masa kehamilan di tengah pandemi Covid-19

Simak tips selengkapnya dari dr. Jeffry di:

(Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Isolasi Mandiri Lainnya

Tags:
Virus CoronaCovid-19isolasi mandiriTips Isolasi MandiriIbu hamil
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved