Virus Corona
Dianjurkan Dikonsumsi saat Isolasi Mandiri, Ini Peranan Probiotik bagi Pasien Covid-19
Satu di antara jenis konsumsi yang bisa menjaga kekebalan tubuh adalah makanan atau minuman yang mengandung probiotik.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Satu di antara jenis konsumsi yang bisa menjaga kekebalan tubuh adalah makanan atau minuman yang mengandung probiotik.
Untuk itu sejumlah pihak juga menganjurkan mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung probiotik selama menjalani isoalasi mandiri untuk mencegah tertular Covid-19.
Melansir News-medica.net, probiotik adalah mikroorganisme hidup nonpatogen yang memberikan berbagai manfaat kesehatan bagi inang manusia.
Ini termasuk Lactobacillus dan Bifidobacterium yang biasanya juga terdapat dalam makanan fermentasi.
Baca juga: Panduan dari Pakar Cara Memenuhi Gizi untuk Pasien Covid-19 yang Menjalani Isolasi Mandiri
Masakan yang disiapkan secara tradisional sering kali merupakan makanan fermentasi seperti itu.
Bakteri yang merupakan probiotik juga bisa mengembalikan keseimbangan mikroba di usus.
Selama dua dekade terakhir, banyak penelitian dan uji klinis telah menyarankan bahwa probiotik dapat membantu memodulasi respons imun dan mengobati berbagai penyakit, terutama infeksi virus.
Dalam penelitian yang menggunakan subjek hewan, banyak temuan menunjukkan bahwa probiotik semacam itu mempertahankan sistem kekebalan inang yang sehat dan bisa membantu tubuh pulih kembali setelah infeksi virus pernapasan.
Intervensi ini tidak hanya meningkatkan kesehatan hewan, tetapi juga menurunkan viral load di paru-paru mereka dan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup.
Saat ini di dalam jurnal Nutrition Research, telah terdapat penelitian yang mengulas penggunaan probiotik dalam mencegah infeksi virus.
Mereka sampai pada daftar kasar jenis probiotik yang dapat membantu mencegah infeksi, dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh untuk mengurangi dampak infeksi virus, yang mungkin bisa terjadi pada Covid-19.
Para peneliti menunjukkan potensi kemanjuran spesies Lactobacillus untuk melindungi terhadap infeksi virus.
Perlindungan ini dikaitkan dengan aktivitas imunomodulator mereka dan umumnya juga didapat dari probiotik.
Tren yang sama diamati dalam penelitian lain yang menggunakan Lactobacillus sebagai probiotik pada tikus yang terinfeksi virus influenza.
Baca juga: 7 Cara Mengatasi Mual-mual secara Alami, Bisa Dicoba jika Alami Gejala Covid-19 saat Isolasi Mandiri
Baca juga: Bisa Dirasakan saat Isoman, Ini Penjelasan Mengapa Covid-19 Bisa Sebabkan Banyak Gejala Berbeda
Penggambaran skema dari mekanisme diduga di mana probiotik dapat membantu mengelola infeksi Covid-19 yaitu berkaitan dengan peningkatan sistem imun.
Bakteri probiotik dapat menghambat proses adsorpsi melalui ikatan langsung dengan virus dan menghambat masuknya ke dalam sel epitel.
Pengikatan bakteri probiotik pada permukaan epitel dapat menyebabkan hambatan sterik dan menghalangi perlekatan virus pada reseptor sel inang.
Bakteri probiotik melepaskan zat antimikroba (seperti bakteriosin, biosurfaktan, asam laktat, hidrogen peroksida, oksida nitrat, asam organik) dan musin usus dari sel mukosa, yang secara efektif dapat menghambat proliferasi virus.
Virus yang menyebabkan infeksi Covid-19 dapat ditularkan bahkan pada individu tanpa gejala.
Meski tanpa gejala, virus bisa bertahan di dalam tubuh selama dua minggu dan sewaktu-waktu bisa menyebabkan perburukan.
Dalam hal ini, probiotik dapat menjebak virus pada infeksi saluran pernapasan, serta menghambat pengikatan virus ke reseptor sel inang.
Probiotik dan Infeksi Covid-19
Penularan Covid-19 terjadi melalui tetesan pernapasan, dengan protein lonjakan virus yang memediasi dan mengikat reseptor sel inang, enzim pengubah angiotensin 2 (ACE2).
Ini memfasilitasi masuknya virus, dengan peradangan lokal, diikuti oleh fenomena inflamasi sistemik dan kerusakan beberapa organ.
Kerusakan ini sering dikaitkan dengan stres oksidatif dengan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan pada membran sel.
Pasien Covid-19 menunjukkan tingkat sitokin inflamasi yang tinggi dalam darah, yang berpotensi menyebabkan badai sitokin.
Ini dianggap sebagai alasan yang mendasari kerusakan multi-organ parah yang terjadi pada Covid-19 yang parah.
Covid-19 juga bisa menyerang saluran pencernaan terutama usus.
Hal itu dapat mengakibatkan peningkatan bakteri patogen di usus.
Ini, bersama dengan viral load yang berlebihan di mukosa, mengganggu fungsi penghalang epitel usus, yang bisa menyebabkan penyakit kronis.
Probiotik dapat memperbaiki disbiosis sekaligus mengurangi viral load dan peradangan.
Selain itu, aktivitas antioksidan kuat mereka mengarah yang bisa menangkal radikal bebas, bisa mengurangi kerusakan organ.
Faktor tersebut bisa disempurnakan oleh faktor lain seperti usia, gaya hidup, dan kebiasaan diet. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya