Breaking News:

Virus Corona

Covid-19 Varian Delta Lebih Berbahaya, Inilah Golongan yang Paling Berisiko Terinfeksi

Seiring dengan banyaknya penularan, Covid-19 atau Virus Corona telah bermutasi dalam beberapa macam varian.

Kompas.com/ Shutterstock
Ilustrasi Covid-19 Varian Delta. Covid-19 Varian Delta Lebih Cepat dan Berbahaya, Inilah Golongan yang Paling Berisiko Terinfeksi 

TRIBUNWOW.COM - Seiring dengan banyaknya penularan, Covid-19 atau Virus Corona telah bermutasi dalam beberapa macam varian.

Satu di antara varian Covid-19 adalah varian Delta yang pertama kali ditemukan di India.

Varian Delta ini yang juga membuat lonjakan kasus Covid-19 di India dan kini sudah menyebar di berbagai negara.

Baca juga: Bukan Hanya Konsumsi Makanan Sehat, Ini Tips Jaga Kesehatan saat WFH di Masa Pandemi Covid-19

Baca juga: Bisa Dicoba Penyintas Covid-19, Ini 5 Teknik Latihan Pernapasan untuk Tingkatkan Fungsi Paru

Varian delta adalah mutasi virus corona yang saat ini paling diawasi, dengan alasan lebih menular daripada varian sebelumnya, bahkan terbukti meningkatkan risiko rawat inap dan bisa mengelabui sistem kekebalan.

Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, bahwa varian delta adalah jenis virus corona tercepat dan terkuat yang pernah ada.

Varian ini akan dengan mudah "menyerang" orang-orang yang paling rentan, terutama di tempat-tempat dengan tingkat vaksinasi Covid-19 yang rendah.

Selain di Indonesia, varian delta juga menjadi varian virus corona yang dominan di berbagai Negara lain, seperti Inggris dan Amerika Serikat.

Siapa yang paling berisiko? Belum lama ini, Inggris merilis data yang menunjukkan seberapa jauh varian delta telah menyebar - dan kelompok mana yang paling rentan terhadap mutasi virus corona ini.

Dari 95% kasus Covid-19 beruntun di inggris, menurut data terbaru dari Kesehatan Masyarakat Inggris, orang yang berusia lebih muda, yang tidak divaksinasi, dan sebagian divaksinasi (dengan banyak orang yang termasuk dalam satu atau lebih kategori tersebut) memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi, sementara orang tua masih paling berisiko meninggal akibat infeksi.

Baca juga: Memiliki Banyak Khasiat, Madu Justru Tak Disarankan WHO untuk Dikonsumsi saat Pandemi Covid-19

Baca juga: Covid-19 Varian Delta Mulai Banyak Menginfeksi Anak, Ini Peran yang Harus Dilakukan Orangtua

Berdasarkan data terbaru dari Inggris, 92.029 kasus dianalisis antara awal Februari hingga pertengahan Juni dan dikaitkan dengan varian delta.

Hampir 82.500 dari total kasus ini tercatat pada orang di bawah usia 50 tahun dan mayoritas (53.822 kasus) ditemukan pada individu yang tidak divaksinasi.

Di antara kasus-kasus dalam kelompok yang tidak divaksinasi, sebagian besar berada di kelompok usia di bawah 50 tahun (52.846 kasus) dan hanya 976 kasus di atas usia 50-an.

Meskipun demikian, data menunjukkan bahwa telah terjadi 117 kematian di antara orang-orang di Inggris yang terinfeksi varian delta, dengan mayoritas berada di kelompok usia di atas 50 tahun.

Ada delapan kematian di antara usia di bawah 50-an dengan enam di antaranya pada individu yang tidak divaksinasi dan dua lainnya pada orang yang telah menerima satu dosis vaksinasi.

Sementara itu, analisis data yang dilakukan Associated Press menunjukkan, hampir semua kasus kematian akibat Covid-19 di AS sekarang ini, terjadi pada orang yang belum divaksinasi Covid-19.

“Hampir semua kematian Covid-19 di AS sekarang terjadi pada orang yang tidak divaksinasi, sebuah demonstrasi mengejutkan tentang seberapa efektif vaksin Covid-19,” kata laporan Associated Press.

Bahkan, indikasi kematian per hari turun menjadi di bawah 300, dan kemungkinan bisa mencapai nol, jiak semua orang telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Usia 12-17 Tahun Dimulai, Berikut Kondisi Anak yang Tak Dianjurkan untuk Divaksin

Analisis Associated Press ini berdasarkan data pemerintah AS yang tersedia dari Mei menunjukkan 'terobosan', bahwa orang yang divaksinasi lengkap hanya menyumbang kurang dari 1.200 dari lebih dari 853.000 orang yang dirawat inap akibat Covid-19.

Itu berarti hanya sekitar 0,1%. Efektivitas vaksin Covid-19 Data dari Inggris menunjukkan, bahwa kasus varian delta pada orang yang telah divaksinasi satu dosis dan bahkan yang telah divaksinasi dosis lengkap, berada pada tingkat yang lebih rendah.

Dari 92.029 total infeksi yang dikaitkan dengan varian delta, hampir 20.000 tercatat pada orang yang telah menerima satu dosis vaksin Covid-19 (baik sebelum dan setelah 21 hari setelah dosis pertama) dan 7.235 infeksi dikonfirmasi pada orang yang telah menerima vaksin dua dosis.

Data tersebut berfungsi sebagai pengingat, bahwa tidak ada vaksin Covid-19 yang saat ini ditawarkan memberikan perlindungan 100 %. Meski demikian, vaksin resmi yang telah beredar saat ini terbukti efektif memberi perlindungan dari gejala parah dan risiko rawat inap.
Itu sebabnya, sangat penting untuk mendapatkan vaksinasi dosis lengkap demi mendapatkan perlindungan terbaik.

Data terpisah dari Kesehatan Masyarakat Inggris menunjukkan, bahwa dua dosis suntikan Pfizer-BioNTech atau AstraZeneca-Oxford sangat efektif terhadap rawat inap dari varian delta.

Sejauh ini Inggris telah memvaksinasi penduduknya sesuai dengan usia dan kebutuhan kesehatan.

Saat ini, semua yang berusia di atas 18 tahun ditawarkan dosis pertama, sementara yang lain berusia 30-an dan 40-an rata-rata telah menerima dosis kedua; hampir 85% orang dewasa Inggris sekarang telah menerima satu dosis vaksin dan 61,9% telah menerima dua dosis.

Ini menjadikan Inggris salah satu Negara dengan program vaksinasi paling cepat di dunia.

Baca juga: Infeksi Covid-19 Bisa Sebabkan Gangguan Ingatan atau Brain Fog, Berikut Penjelasannya

Risiko kematian bisa dicegah dengan vaksin Covid-19 Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) Rochelle Walensky mengatakan, dengan adanya program vaksinasi yang terus dijalankan, sangat terlihat penurunan dramatis dalam kematian, rawat inap, dan gejala parah pada kasus infeksi Covid-19.

Lebih lanjut, Walensky menyebutkan, vaksin Covid-19 tersedia untuk semua orang dan hampir seratus persen efektif melawan Covid-19 gejala parah dan kematian.

Artinya, hampir setiap kematian tragis akibat Covid-19, terutama di antara orang dewasa, pada titik ini sepenuhnya dapat dicegah.

“Virus corona varian delta ini menyebabkan terlalu banyak orang kehilangan keluarga akibat Covid-19.

Tapi sekarang dengan adanya vaksin Covid-19, seharusnya tidak demikian.

Kecuali jika masih banyak orang yang tidak divaksin, Covid-19 tentu akan tetap menjadi ancaman,” tegasnya.

Sehingga, menurut Jeffrey Zients, Koordinator Tanggap Virus Corona Gedung Putih, sangat penting untuk tidak menunda mendapatkan vaksinasi Covid-19, terutama orang-orang usia muda, sebelum Anda terpapar varian Delta.

Apalagi, penularan varian delta lebih efektif dan risiko tingkat keparahan penyakit juga lebih tinggi, jka dibandingkan dengan virus corona varian Alpha.

Untuk membantu mengakhiri pandemi ini, para ahli menegaskan untuk segera mendapatkan vaksinasi Covid-19 di mana pun Anda tinggal, tetap kenakan masker berlapis ganda meski Anda telah mendapatkan vaksin dosis penuh, jangan bepergian, jaga jarak, mencuci tangan, dan hindari kerumunan. (Kompas.com)

Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Siapa yang Paling Berisiko Terinfeksi Virus Corona Varian Delta?

Sumber: Kompas.com
Tags:
Virus CoronaCovid-19Mutasivarian deltaIndia
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved