Breaking News:

Virus Corona

Ada Apa dengan Medsos Dinkes Banten? dr Tirta Beri Pujian Satire: Gambarnya Kepala Daerahnya Semua

Dokter Tirta memberikan pujian bernada satire saat menyoroti akun media sosial milik Dinas Kesehatan Provinsi Banten.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
YouTube Tirta PengPengPeng
Influencer sekaligus tenaga kesehatan, dr. Tirta Mandira Hudhi membahas isi sosmed milik Dinas Kesehatan Provinsi Banten @dinkes_provbanten, Kamis (15/7/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Influencer sekaligus tenaga kesehatan, dr. Tirta Mandira Hudhi memberikan pujian satire kepada akun media sosial (medsos) milik Dinas Kesehatan Provinsi Banten @dinkes_provbanten.

Ia menyoroti bagaimana cara akun tersebut memberikan edukasi terkait Covid-19.

Dokter Tirta bahkan menobatkan feed sosmed @dinkes_provbanten sebagai yang paling rapi dibandingkan yang lain.

Influencer sekaligus tenaga kesehatan, dr. Tirta Mandira Hudhi membahas isi sosmed milik Dinas Kesehatan Provinsi Banten @dinkes_provbanten, Kamis (15/7/2021).
Influencer sekaligus tenaga kesehatan, dr. Tirta Mandira Hudhi membahas isi sosmed milik Dinas Kesehatan Provinsi Banten @dinkes_provbanten, Kamis (15/7/2021). (YouTube Tirta PengPengPeng)

Baca juga: Anggap Pemerintah Hamburkan Uang, dr Tirta Sindir Aksi Sia-sia Semprot Disinfektan ke Jalan

Kerapihan tersebut lantaran hampir semua unggahannya yang terdiri dari beberapa gambar, semua dimulai dengan foto kepala daerah mereka.

Gubernur Banten Wahidin Halim, dan Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy.

Awalnya, dr. Tirta membandingkan beberapa akun medsos dinas kesehatan sejumlah provinsi seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Berbeda dengan Dinkes Prov Banten, akun sosmed dinkes yang lain memiliki konten edukasi Covid yang lebih variatif, beragam, dan menarik.

"Yang Banten gambarnya kepala daerahnya semua," kata dr. Tirta.

"Keren lho, feednya rapi, gambarnya kepala daerah gubernur dan wagub," ucapnya.

"Jadi kalau lihat itu rapi."

"Dinkes Prov Banten itu paling rapi, rapi banget," sambungnya.

"Jadi kita nobatkan Dinkes Prov Jateng ini photo feed Instagram edukasi Covidnya paling rapi," puji dr. Tirta.

Di akhir pujiannya, dr. Tirta mengucap kalimat candaan yang belakangan ini sering digunakan oleh para warganet seusai memuji pemerintah, yakni 'bismillah komisaris'.

Feed Instagram Dinas Kesehatan Provinsi Banten
Feed Instagram Dinas Kesehatan Provinsi Banten, dicapture Jumat (16/7/2021) (Instagram/@dinkes_provbanten)

"DKI, Jateng, Jogja, Jatim, lewat semua," kata dr. Tirta.

"Paling bagus Prov Banten, bismillah komisaris," lanjutnya.

Berdasarkan pemantauan TribunWow.com, isi konten sosmed @dinkes_provbanten yang menampilkan foto kepala daerah mereka, hanya menyertakan update kasus Covid-19 dan peta sebaran Covid-19 di Provinsi Banten.

Sedangkan pada akun dinkes provnisi lain seperti Jawa Timur memuat informasi yang lebih beragam, seperti tips isolasi mandiri, tips mengurangi stres hingga tips-tips lainnya.

Begitu pula dengan sosmed Dinkes DKI Jakarta yang menampilkan informasi beragam seputar Covid-19.

Baca juga: Dokter Tirta Bantah Pasien Covid Hanya Meninggal di RS: Ada Isoman Meninggal Kenapa Enggak Diangkat

Simak videonya mulai menit awal:

dr Tirta Ingatkan Covid-19 Bisa Sembuh Sendiri

Sebelumnya diberitakan, dr. Tirta akhirnya buka suara soal penggunaan obat Ivermectin untuk pasien Covid-19.

Dirinya mengingatkan bahwa Covid-19 adalah penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya atau dikenal dengan sebutan self limiting disease.

Ia juga menegaskan tidak ada satu pun obat yang dapat membunuh Covid-19.

Influencer sekaligus tenaga kesehtan, dr. Tirta Mandira Hudhi Hudhi akhirnya buka suara soal penggunaan obat Ivermectin untuk pasien Covid-19, Rabu (7/7/2021).
Influencer sekaligus tenaga kesehtan, dr. Tirta Mandira Hudhi Hudhi akhirnya buka suara soal penggunaan obat Ivermectin untuk pasien Covid-19, Rabu (7/7/2021). (Instagram/@dr.tirta)

Baca juga: Polisi Tangkap Oknum Penjual Obat Ivermectin di Jakarta, Dijual dengan Harga Rp 475 Ribu per Kotak

Hal tersebut disampaikan oleh dr. Tirta lewat akun Instagram miliknya @dr.tirta, Rabu (7/7/2021).

Awalnya, dr. Tirta mengungkit referensi dari jurnal-jurnal internasional yang sampai saat ini belum ada yang merekomendasikan penggunaan Ivermectin untuk pasien Covid-19.

"Membutuhkan penelitian lebih lanjut," kata dia.

"Jadi kalau ada isu yang mengatakan atau beberapa pejabat mengatakan Ivermectin sebagai obat Covid, itu harus direvisi ulang."

"Karena kejadiannya, beberapa peneliti di dunia masih men-statment-kan bahwa Ivermectin itu adalah obat untuk cacing yang perlu diuji klinis lebih lanjut," lanjutnya.

Dokter Tirta menambahkan, obat-obatan untuk pasien Covid-19 hanya bisa mengurangi gejala dan aktivitas virus saja.

"Jangan lupa, Covid-19 adalah self limiting disease yang obat-obatnya rata-rata hanya mengurangi aktivitas virus dan mengurangi gejala," kata dr. Tirta.

"Tidak ada satu pun obat yang membunuh virus."

"Jangan mengglorifikasi," pungkasnya.

Efek Jangka Panjang Ivermectin

Sementara itu, Dekan Fakultas Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam menegaskan bahwa sampai saat ini obat Ivermectin belum disimpulkan sebagai obat untuk menyembuhkan pasien Covid-19 karena masih masuk tahap uji klinik.

Kendati demikian, ia tak memungkiri sudah ada penelitian dan studi seputar fungsi Ivermectin untuk mengobati pasien Covid-19.

Dokter Ari juga menyampaikan bahwa Ivermectin memiliki beragam efek jangka panjang penggunaan.

Baca juga: Berhasil Sembuhkan Pasien Covid Pakai Ivermectin hingga Oralit, Susi: Kadang Harus Ambil Keputusan

Baca juga: Bisa Dipakai untuk Covid, BPOM Ingatkan Ivermectin adalah Obat Keras yang Ada Risiko Efek Samping

Hal itu disampaikan dr. Ari dalam konferensi pers Penggunaan dan Pengawasan, Peredaran Ivermectin, Jumat (2/7/2021).

Ia menyebut, obat Ivermectin saat ini sudah tergolong langka dan sulit dicari.

"Kalaupun ada, menjualnya (dijual) dengan harga yang tinggi," kata dr. Ari.

Dokter Ari menjelaskan, dalam studi-studi yang telah dilakukan, Ivermectin digunakan kepada pasien Covid-19 sebagai obat untuk mencegah bukan menyembuhkan.

Kemudian, ia menyampaikan efek ringan jangka panjang dari penggunaan Ivermectin adalah diare, rasa kantuk, hingga mual muntah.

Lalu pada pasien yang memiliki kondisi tertentu seperti gangguan liver, Ivermectin memiliki dampak parah untuk penggunaan jangka panjang.

"Bisa terjadi perburukan fungsi hati," kata dr. Ari.

"Sejatinya obat ini kerjanya lokal, untuk membunuh larva dan cacing yang ada di rongga usus," pungkasnya.

(TribunWow.com/Anung)

Sebagian artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Apa Itu Self Limiting Disease?"

Berita lain terkait Covid-19

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Virus Coronadr TirtaCovid-19Dinas KesehatanBanten
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved