Breaking News:

Terkini Nasional

Penampakan Belasan Orang Gelar Ruwatan di Gedung KPK, Pakai Topeng Firli Bahuri hingga Bawa Sesajen

Hal ini mereka lakukan menanggapi polemik 75 pegawai KPK yang tak lulus asesmen tes wawasan kebangsaan (TWK) dalam alih status menjadi ASN.

Editor: Lailatun Niqmah
Tribunnews.com/ Rizki Sandi Saputra
Belasan orang yang tergabung dalam Rakyat Peruwat KPK mendatangi gedung Anti-Corruption Learning Center (ACLC) atau gedung KPK lama di jalan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/5/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Sejumlah orang tampak mendatangi Gedung Anti-Corruption Learning Center (ACLC) KPK atau gedung KPK lama, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/5/2021).

Tujuan belasan orang itu adalah untuk menggelar aksi ruwatan.

Hal ini mereka lakukan menanggapi polemik 75 pegawai KPK yang tak lulus asesmen tes wawasan kebangsaan (TWK) dalam alih status menjadi ASN.

Baca juga: Di Balik Layar Mata Najwa, Pegawai KPK Buka-bukaan Ungkit Utang Budi Firli Bahuri: Jangan Zalim

Berdasarkan pantauan Tribunnews.com di lokasi, massa mulai melakukan aksinya sekira pukul 15.37 WIB.

Tampak sejumlah orang yang datang memakai topeng berkarakter wajah, satu di antara mereka menggunakan topeng berwajah Ketua KPK Firli Bahuri.

Tak hanya topeng bergambar Firli, topeng bergambar sejumlah anggota Dewan Pengawas (Dewas) KPK pun dikenakan peserta aksi.

Adapun beberapa wajah anggota Dewas KPK itu yakni Tumpak Hatorangan, Syamsuddin Haris, Albertina Ho, dan Harjono.

Baca juga: Sudah Dinonaktifkan, Penyelidik KPK Bongkar Keberadaan Harun Masiku: 2 Bulan Lalu Sudah di Indonesia

Selain menggunakan topeng, mereka juga membawa sesajen yang ditaruh dalam piring-piring plastik.

Sesajen yang dibawa mulai dari rokok, teh, kopi, bunga 7 rupa serta membawa dupa.

Aksi dimulai dengan dibakarnya dupa di pintu masuk Gedung ACLC KPK. Massa yang menggunakan topeng wajah petinggi KPK duduk di belakang sesajen tersebut seraya ditaburi bunga 7 rupa.

Perwakilan massa yang menggelar aksi ruwatan tersebut, Pudol mengatakan, tujuan aksi ruwatan itu digelar untuk menghilangkan roh-roh jahat yang mengerubungi internal KPK.

Sebab katanya, saat ini lembaga antirasuah itu sedang dalam keadaan darurat dimana kebijakan yang dibuat KPK telah didominasi kepentingan penguasa.

"Aksi meruwat KPK sendiri untuk menghilangkan roh-roh jahat dari berbagai kalangan, utamanya pemerintah dan orang-orang di belakanganya terhadap KPK, oleh karena itu saatnya nyalakan tanda bahaya," kata Raihan Pudol kepada awak media usai aksi digelar, Jumat (28/5/2021).

Baca juga: Ungkit Respons Presiden soal Penonaktifan 75 Pegawai KPK, Saor Siagian: Firli Seenak-enaknya

Dalam kesempatan yang sama, peserta aksi lainnya Sinta Amsari mengatakan kondisi KPK saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Terlebih kata dia sejak adanya keputusan kalau sebanyak 51 pegawai KPK yang tak lulus TWK dipecat dan tidak lagi terselamatkan.

Seluruh pegawai KPK yang dipecat itu kata Sinta harus diberikan keadilan karena menurutnya hasil seleksi menggunakan mekanisme TWK adalah tidak wajar.

"Karena jika kita melanggengkan perlakuan seperti itu sama saja membiarkan rezim ini bertindak sewenang-wenang dan menghilangkan perlahan orang yang berintegritas," ucapnya.

Dalam aksi itu juga para massa terlihat membawa poster-poster bertuliskan rasa kekecewaannya kepada para pimpinan KPK.

Terlihat kondisi disekitaran lokasi sangat kondusif, sebab aksi yang digelar berlangsung damai dan menerapkan protokol kesehatan.

Firli Bahuri Dianggap Seenaknya

Di sisi lain, sebelumnya, pegiat anti-korupsi, Saor Siagian buka suara soal kontroversi penonaktifan 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dilansir TribunWow.com, Saor justru menyoroti Ketua KPK, Firli Bahuri.

Ia menganggap Firli memiliki agenda khusus hingga sengaja memberhentikan pegawai KPK yang dianggap kompeten.

Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube tvOneNews, Rabu (26/5/2021).

Ketua KPK Firli Bahuri saat Merilis Perkara Dugaan Suap Dalam Pengadaan Bantuan Sosial Untuk Wilayah Jabodetabek Tahun 2020. Terbaru, KPK buka suara soal kejelasan nasib Novel Baswedan dan 74 pegawai KPK lainnya yang tak lolos tes TWK, Selasa (11/5/2021).
Ketua KPK Firli Bahuri saat Merilis Perkara Dugaan Suap Dalam Pengadaan Bantuan Sosial Untuk Wilayah Jabodetabek Tahun 2020. Terbaru, KPK buka suara soal kejelasan nasib Novel Baswedan dan 74 pegawai KPK lainnya yang tak lolos tes TWK, Selasa (11/5/2021). (Instagram/@official.KPK)

Baca juga: Soal Penonaktifan 75 Pegawai KPK, Novel Baswedan di Mata Najwa: Ini Menghina dan Keterlaluan

Baca juga: Begini Pengakuan Penyidik KPK yang Dinonaktifkan meski Tengah Buru Politisi PDIP Harun Masiku

Saor menilai, hasil tes wawasan kebangsaan (TWK) tak ada hubungannya dengan pekerjaan mereka di KPK.

"Yang berbahaya, begitu mereka ini tes wawasan kebangsaan kan mereka enggak ada kerjaan," ujar Saor.

"Padahal pekerjaan ini kan soal teknis, mereka kompeten, mengapa pekerjaan dicabut?"

Ia lantas menyinggung pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menentang pemecatan pegawai KPK.

Menurut Saor, Jokowi perlu menunjukkan sikap tegas jika benar-benar menolak pemecatan pegawai lembaga antirasuah tersebut.

"Oleh karena itu panglima sebagai aparatur sipil negara mengatakan jangan sampai ada satu pun orang dirugikan," kata Saor.

"Tapi ketua BKN dan komisioner mengatakan sudah koordinasi presiden."

"Apakah dengan demikian presiden double standard di belakang beda, tapi di depan beda?"

"Itulah mengapa kami mengklarifikasi apa arti imbauan presiden ini," sambungnya.

Lebih lanjut, Saor kemudian menyinggung sikap Firli Bahuri sebagai ketua KPK.

Ia menduga, Firli Bahuri memiliki agenda khusus atau bahkan memanfaatkan kekuasannya.

"Kalau tidak ini berbahaya, Firli abuse of power atau dia seenak-senaknya menafsirkan undang-undang," tukasnya.

Simak videonya berikut ini mulai menit ke-2.05:

(Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra/TribunWow.com/Jayanti)

Berita terkait KPK

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pakai Topeng Berwajah Firli Bahuri dan Bawa Sesajen, Belasan Orang Gelar Ruwatan di Depan Gedung KPK

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)Gedung KPKTes Wawasan Kebangsaan (TWK)Firli Bahuri
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved