Terkini Daerah
Kronologi Ayah Tewas Dianiaya Anak di Semarang, Bermula dari Salah Paham Berlanjut Adu Jotos
Nur Awan Agus Santoso (54), seorang ayah warga Tegal Sari Perbalan RT 03 RW 04, Kecamatan Sandisari, Kota Semarang, meregang di tangan anak kandung.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
Pada saat itu, pelaku menanyakan nota kepada ayahnya karena pemilik warung meminta setoran penjualan.
"Pengakuan anaknya bapaknya itu ya diajak kerja," ungkap Bambang.
"Dan yang dipasrahi (dipercaya) pemilik warung adalah anaknya bukan bapaknya."
"Daripada bapakku gak kerjo mending tak ajak kerjo (daripada bapakku tidak kerja mending saya ajak kerja)," imbuhnya.
Korban diketahui sudah lama bercerai dengan istrinya dan hanya dikaruniai satu orang anak yakni pelaku atau Shandi.
Sementara itu, berdasarkan keterangan ketua RT tempat korban tinggal, Alimin, korban memang dikenal memiliki perangai buruk semasa hidupnya.
Korban dikenal kerap membuat kisruh saat mabuk.
Bahkan pelaku sempat diusir dari rumah oleh korban, dan tak jarang keduanya berkelahi satu sama lain.
"Sebenarnya anaknya (pelaku) baik tapi orangtuanya (korban) begitulah kalau minum," tutur Alimin.
Saking seringnya membuat onar, warga sekitar pasti menutup rumah mereka ketika korban mulai mabuk-mabukkan.
"Di sini sering ribut," ungkap sang ketua RT.
"Makanya kalau dia (korban) minum warga pada tutup pintu semua," tuturnya.
Alimin menambahkan, tak jarang korban mengajak ribut siapapun ketika dalam kondisi mabuk. (TribunWow.com)
Artikel ini telah diolah dari TribunJateng.com dengan judul Shandi Semarang Aniaya Ayah Kandung Hingga Meninggal: Berawal Nota Penjualan Penyet Lamongan, dan Mengapa Tetangga Bela si Anak Penginjak Kepala Bapak? Terungkap Catatan Jelek Semasa Hidup