Reshuffle Kabinet
Masa Jabatan Tinggal 3 Tahun, Jokowi Nekat Reshuffle? Burhanuddin Muhtadi: Risikonya Tinggi
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menanggapi isu reshuffle kabinet.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menanggapi isu reshuffle kabinet.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Prime Talk di Metro TV, Selasa (20/4/2021).
Dikabarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan segera mengumumkan perombakan Kabinet Indonesia Maju.

Baca juga: Sebut Prabowo Subianto dan Nama-nama Ini Tak Mungkin Direshuffle Jokowi, Pengamat: Haram Hukumnya
Walaupun begitu, belum dipastikan kapan pengumuman akan disampaikan.
Selain itu, reshuffle kabinet kedua kalinya ini berlangsung di saat masa jabatan presiden tinggal tiga tahun.
Apalagi tidak hanya dua nomenklatur yang disetujui untuk dirombak.
Namun Burhanuddin berpandangan berbeda.
Ia mengingatkan setelah masa jabatan berakhir akan ada pemilihan presiden 2024.
"Justru kalau misalnya tidak dilakukan bongkar pasang sekaligus memanfaatkan perubahan dua nomenklatur tadi, risikonya makin tinggi," kata Burhanuddin Muhtadi.
"Waktu makin dekat dengan 2024," lanjutnya.
Maka dari itu, Burhanuddin berpandangan sebaiknya reshuffle sekalian dilakukan pada beberapa pos sekaligus sebelum telanjur mendekati. 2024.
Baca juga: Ini Celah PAN Masuk Reshuffle Kabinet, Qodari Ungkap Sosok Menteri yang Dekat Jokowi Mungkin Diganti
"Time is ticking, kalau misalnya reshuffle dimanfaatkan hanya sekadar untuk mengisi dua pos perubahan nomenklatur," jelas Burhan.
"Karena praktis kesempatan untuk melakukan reshuffle, terutama untuk dua kementerian lain yang dianggap tidak sesuai ekspektasi itu menjadi semakin mepet waktunya dengan perhelatan 2024," lanjutnya.
"Justru kalau ingin reshuffle sekalian saja memanfaatkan perubahan nomenklatur tadi," tambah dia.
Ia mengakui kini banyak perdebatan alot antara pemerintah dengan partai koalisi pendukung.