Gempa Bumi
Curhat Warga Korban Gempa di Malang, Tak Tersentuh Bantuan: Belum Ada Bapak Pejabat Meninjau
Warga korban gempa bumi di Dusun Sidodadi Galangdowo, Desa Jogomulyan, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang belum mendapat bantuan dari pemerintah.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Warga korban gempa bumi di Dusun Sidodadi Galangdowo, Desa Jogomulyan, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, belum mendapat bantuan dari pemerintah.
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan seorang warga setempat, Seladi, dikutip dari tayangan di kanal YouTube Surya TV, Minggu (11/4/2021).
Diketahui gempa bumi melanda sejumlah kabupaten/kota di Jawa Timur yang disertai gempa susulan pada Sabtu (10/4/2021).

Baca juga: Data Gempa Bumi di Jawa Timur: Wilayah Terdampak, Identitas Korban Jiwa, hingga Penyebab Bencana
Rumah warga Dusun Sidodadi Galangdowo mengalami kerusakan yang cukup parah sehingga masyarakat harus mengungsi.
Tampak sejumlah rumah ambruk dan tidak dapat ditinggali.
"Sampai saat ini belum ada bantuan dari bapak kita yang menangani bencana ini," kata Seladi.
"Kemudian yang di sini membutuhkan sembako, tenda, alas tidur. Itu semua enggak ada. Tenda pun warga sendiri yang mendirikan," katanya.
Tidak hanya belum menerima bantuan, lokasi tersebut bahkan belum ditinjau pejabat maupun relawan penanganan gempa setempat.
"Jadi belum ada dari bapak-bapak kita pejabat yang meninjau lokasi gempa yang seperti ini, sampai merata dengan tanah," jelas Seladi.
Sejauh ini hanya satu petinggi dusun yang datang ke lokasi tersebut.
"Kalau di desa lainnya, TNI-Polri itu sudah membantu," kata Seladi membandingkan.
Baca juga: Kadelan Meratap, Bagian Rumah Hasil Merantau di Brunei Hancur Tak Bersisa karena Gempa 2 Menit
Ia mengungkapkan aparat sudah dikerahkan untuk menangani dampak bencana gempa bumi di kawasan lain.
"Tujuannya masyarakat sini mohon segera dibantu, baik tempat maupun sembako dan lain sebagainya, karena tempatnya ya seperti ini," ucap Seladi.
Selain itu, dusun itu diketahui terletak cukup jauh dari pasar, sehingga sulit mengakses sembako.
Seladi mengungkapkan di dusun tersebut sebanyak 40 hingga 50 rumah rusak parah.
Di sekitar rumahnya sendiri ada 12 rumah yang rusak parah.
Seladi mengungkapkan bahkan ada warga yang enggan menempati rumah karena takut akan ambruk.
Ia menyebutkan sejauh ini warga bergotong-royong untuk membangun tenda pengungsian.
"Kalau tadi saya cek sekitar 40-50 rumah (rusak) parah. Ada yang di sana yang orangnya dibawa ke Surabaya karena enggak berani menempati," kata Seladi.
"Tenda dibikin sendiri karena belum ada bantuan. Yang dibutuhkan ya sembako, selimut, alas tidur dan lain sebagainya. Tenda terutama yang rumahnya enggak ada," tambahnya.
Lihat videonya mulai dari awal:
Bagian Rumah Warga Tulungagung Hancur Tak Bersisa
Kadelan (53), warga Dusun Jabon, Desa Jabon, Kecamatan Kalidawir, Tulungagung, merasakan imbas gempa yang terjadi Sabtu (10/4/2021) pukul 14.00 WIB.
Dilansir TribunWow.com, seluruh dinding dapurnya ambruk akibat gempa, satu-satunya yang tersisa adalah dinding bagian timur.
Kadelan mengaku dapur itu dibangunnya secara susah payah dari hasil merantau di Brunei Darussalam.
Baca juga: BMKG Akui Gempa di Malang Berkekuatan Cukup Besar: Ada Susulan tapi Mengecil
Mengetahui hasil kerja kerasnya tujuh tahun lalu itu kini hancur, Kadelan tampak sedih.
“Kerja di Brunei hanya uangnya untuk membangun dapur. Sekarang ambruk kena gempa,” ungkap Kadelan, dikutip dari Surya.co.id.
Warga pun membantu Kadelan menyingkirkan puing-puing rumah yang hancur.

Kadelan menuturkan, pada saat kejadian dirinya sedang bekerja di sawah.
Diketahui keseharian Kadelan adalah sebagai buruh tani di lahan milik orang lain.
Tiba-tiba guncangan hebat melanda, bahkan air di sawah mengenai wajahnya.
“Waktu gempa, air di sawah itu seperti dilemparkan dengan kuat, kena muka saya," ungkap Kadelan.
Baca juga: 6 Orang Tewas Akibat Gempa Magnitudo 6,1, Satu Korban Tertimpa Bongkahan Batu Besar
Kadelan langsung terpikir istrinya, Kasih (49), serta ayahnya yang sakit dan tak bisa berjalan.
Pria paruh baya itu segera mendesak pulang.
"Saya bilang sama lima teman saya, ayo pulang periksa rumahnya sendiri-sendiri,” ungkapnya.
Kadelan pulang menggunakan sepeda motor.
Di tengah jalan ia bertemu istrinya yang hendak menyusul.
Baca juga: Berdempetan Antre Eskalator, Begini Suasana Panik Pengunjung Mal Terbesar di Surabaya saat Gempa
Kadelan langsung merasakan firasat buruk.
Ia juga melihat sepanjang jalan warga berjongkok karena takut jatuh akibat gempa.
“Begitu ketemu istri di tengah jalan mau menyusul, saya sudah tahu ada sesuatu terjadi di rumah," lanjutnya.
Firasatnya benar, ternyata dinding dapur sudah hancur.
Dinding sebelah timur yang masih berdiri sekalian dirobohkan karena khawatir akan membahayakan.
Istri dan ayahnya berhasil selamat dari peristiwa itu.
“Untung rumah utama tidak ikut ambruk. Padahal usianya jauh lebih tua,” ungkap Kadelan.
Saat membongkar puing-puing, Kadelan menemukan berbagai peralatan elektronik masih bisa diselamatkan, seperti kulkas, penanak nasi, juga barang berharga seperti sepeda.
“Itu yang aneh, semua barang yang masih punyai nilai ternyata tidak kena puing-puing. Semua masih bisa dipakai,” katanya. (Tribunwow.com/Brigitta)