Breaking News:

Terkini Daerah

Pesilat di Klaten Latihan dari Malam hingga Akhirnya Tewas saat Dini Hari seusai Dipukuli Pelatih

Nampak 3 senior yang menyebabkan seorang pesilat tewas di Klaten hanya menunduk ketika digiring oleh pihak kepolisian.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
tribunsolo.com/mardon
Para Tersangka (kanan) yang menghajar MRS (kiri) ketika latihan, MRS merupakan pesilat asal Klaten, Jawa Tengah yang meninggal seusai dihajar oleh seniornya ketika latihan fisik. 

TRIBUNWOW.COM - Pesilat remaja asal Klaten, Jawa Tengah, MRS (15) ternyata mengikuti latihan silat untuk waktu yang cukup lama, yakni mulai dari malam pukul 19.30 WIB hingga akhirnya tewas pada dini hari pukul 03.45 WIB, pada Sabtu (3/4/2021).

Selama mengikuti kegiatan latihan, MRS menjalani serangkaian latihan fisik dan puncaknya adalah dipukuli oleh pelatihnya sendiri hingga akhirnya ia ambruk dan harus dibawa ke rumah sakit.

Korban pingsan seusai dihajar oleh seniornya yang melatih ketika pelatihan memasuki waktu dini hari.

Sosok MRS (15) pesilat cilik warga Dukuh Klengen RT 15 RW 7, Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten yang meninggal karena latihan dan kondisi pemakaman pada Minggu (4/4/2021) malam.
Sosok MRS (15) pesilat cilik warga Dukuh Klengen RT 15 RW 7, Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten yang meninggal karena latihan dan kondisi pemakaman pada Minggu (4/4/2021) malam. (TribunSolo.com/Fristin Intan)

Baca juga: Pesilat di Klaten Tewas Dihajar Senior, Instruktur Korban Biasa Pukuli Murid Pakai Tongkat Pramuka

Dikutip TribunWow.com dari TribunSolo.com, pemukulan diketahui tak hanya menggunakan tangan kosong.

Terdapat tongkat rotan dengan panjang 160 sentimeter yang juga digunakan oleh pelaku untuk memukuli korban.

Fakta itu disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Klaten, AKP Andriansyah Rihats Hasibuan, Jumat (9/4/2021).

Rihats menjelaskan, latihan dimulai pada pukul 19.30 WIB yang diawali dengan doa dan pemanasan oleh pelatih Mahmudi.

Kemudian pelatihan dilanjutkan pada pukul 23.00 yang dipimpin Ajik dengan memberikan tindakan push up sebanyak 50 kali.

Selanjutnya latihan diambil alih oleh Fendi.

Selama latihan berlangsung, korban dipukuli oleh para senior atau pelatihnya.

Ketika pukul 03.00 WIB, MRS tiba-tiba pingsan saat hendak pulang.

"Itu saat pingsan dicoba diberikan nafas buatan, namun tidak ada respon," papar AKP Andriansyah.

Korban kemudian dilarikan ke rumah sakit pukul 03.15 WIB dan dinyatakan meninggal dunia pada 03.45 WIB.

Total terdapat enam tersangka yang bertanggung jawab atas tewasnya MRS.

Tiga tersangka yang telah berumur dewasa adalah Mahmudi alias Mudi (18), Ajik Nugroho (19), Ridwan Aldi Prasetyo (20).

Mereka dijerat pasal berlapis, Pasal 80 ayat (3) jo 76 C subsider 80 ayat (1) jo Pasal 76 C UU No 35/2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

Kemudian tiga tersangka yang masih di bawah umur tidak ditahan namun diberlakukan secara diversi.

Baca juga: Pesilat di Klaten Tewas akibat Dipukuli Senior, Keluarga Korban Berpesan ke Perguruan Silat

Korban Sering Mengeluh Sakit

Sementara itu, kakak ipar korban Dona Hendrawan (27) menceritakan bagaimana MRS kerap mengeluh sakit setelah mengikuti latihan silat.

Dona bercerita, istrinya yakni kakak korban pernah dicurhati oleh MRS yang merasa nyeri di bagian dada.

"Beberapa hari yang lalu korban pernah mengeluh ke istri saya, habis latihan, korban rasakan nyeri di dada," ujar Dona, Rabu, (7/4/2021).

Baca juga: 1 Minggu Tidur, Echa sang Putri Tidur Tetap Pulas meski Tubuh Diangkat dan Dipaksa Duduk

Dona memastikan, adik iparnya itu dalam kondisi sehat dan tak mengidap penyakit apapun sebelum akhirnya meninggal.

"Korban mulai masuk perguruan silat sudah 6 bulan lalu, akhir-akhir ini korban tidak mengidap penyakit sebelum meninggal,"ucap Dona.

Keluarga korban kini mantap memilih jalur hukum untuk menyelesaikan kasus tewasnya MRS.

Pada Selasa (6/4/2021), Dona telah mendatangi Mapolres Klaten guna memenuhi panggilan penyidik.

"Tadi saya bersama istri saya dipanggil polisi untuk dimintai keterangan," ucap Dona, kepada TribunSolo.com, Selasa (6/4/2021).

Dona bercerita, dirinya diminta untuk menjadi saksi atas kasus tewasnya MRS.

Pada saat mendatangi Mapolres Klaten, Dona dan keluarga korban mantap mengambil jalur hukum.

Ia juga telah menandatangani Berita Acara Pemeriksaan atau BAP.

Kedatangan dirinya pada saat itu berstatus sebagai saksi.

"Kami memutuskan untuk kasus lanjut dan menandatangani BAP," ujar Dona.

Dona kemudian memberikan pesan kepada seluruh perguruan silat atau organisasi bela diri.

Ia menegaskan ingin mengambil proses hukum, supaya hal ini menjadi pembelajaran agar kasus MRS tidak terulang.

"Kami hanya ingin semua organisasi bela diri untuk berubah lebih baik, karena banyak yang jadi korban akibat pola organisasi yang kurang baik," harapnya. (TribunWow.com/Anung)

Artikel ini diolah dari Tribunsolo.com dengan judul Polisi Turun Tangan, Selidiki Kasus Pesilat Umur 15 Tahun Meninggal saat Latihan di Klaten, Terungkap! Penyebab Pesilat Remaja di Klaten Tewas Saat Latihan, Dipukuli Pakai Rotan, dan Kronologi Sebelum Pesilat MRS Meninggal saat Latihan di Klaten, Push Up 50 Kali & Terima Pukulan

Berita lain terkait Perguruan Silat

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Pencak SilatKlatenTewasJawa Tengah
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved