Isu Kudeta Partai Demokrat
Jawaban Jhoni Allen soal Keberadaan dan Langkah Moeldoko setelah Jadi Ketum Demokrat, Capres 2024?
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko terus menjadi pembicaraan setelah terlibat dalam kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
Alasan lainnya disebut karena menilai Partai Demokrat sudah jauh dari nilai-nilai demokrasi.
Hal itu ditandai dengan tugas dan kewenangan Ketua Majelis Tinggi Partai yang dijabat oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Kedua, Ketua Majelis Tinggi, kewenangannya pertama membuat rancangan anggaran dasar anggaran rumah tangga yang disahkan dalam Kongres atau Kongres Luar Biasa, menentukan siapa calon ketua umum Pada kongres atau KLB," tambahnya.
"SBY selalu mendengungkan keadilan, tetapi faktanya AD/ART Tahun 2020 ini adalah mengambil keadilan-keadilan hak-hak daripada kader Demokrat dari Sabang sampai Merauke, di mana hak untuk kedaulatannya diamputasi dalam pasal AD/ART itu, bahkan calon ketua umum menjadi kewenangan Ketua Majelis Tinggi," urai Jhoni.
Darmizal Bantah Pemilihan Moeldoko sebagai Ketum Hasil Aklamasi
Di sisi lain, penggagas Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat, Darmizal mendapat cecaran dari pembawa acara Najwa Shihab.
Momen tersebut terjadi dalam acara Mata Najwa, Rabu (10/3/2021).
Dilansir TribunWow.com, Darmizal membantah pernyataan dari Najwa Shihab yang menyebut terpilihnya Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko merupakan hasil aklamasi.

Baca juga: Tak Akui KLB, Ketua DPD Demokrat Sulsel Sebut Tak Lebih dari Arisan: Orangnya Tak Hadir Kan Diulang
Baca juga: Salim Said Bingung soal Dualisme Demokrat, Karni Ilyas: Jadi yang Diperebutkan Pepesan Kosong?
Menurutnya, terpilihnya Moeldoko sebagai Ketum Demokrat didapat secara demokratis, yakni melalui voting.
Lebih lagi, dikatakannya bahwa Moeldoko tidak maju sendirian calon, melainkan ada lawannya, yakni Marzuki Alie.
"Tadi saya ingin ralat pendapat Nana, bahwa KLB ini memilih Pak Moeldoko secara aklamasi, sebetulnya itu salah," ujar Darmizal.
"Pak Moeldoko terpilih berdasarkan suara terbanyak, ketika dua pasang calon maju, yaitu Marzuki Alie dan Pak Moeldoko," ungkapnya.
"Marzuki Alie langsung ada di tempat untuk bertanding dengan Pak Moeldoko."
Meski membenarkan fakta tersebut, Najwa Shihab menyoroti proses pemilihannya yang terbilang cukup singkat.
Terlebih proses voting yang dilakukan juga terkesan hanya formalitas.