Isu Kudeta di Partai Demokrat
Tak Akui KLB, Ketua DPD Demokrat Sulsel Sebut Tak Lebih dari Arisan: Orangnya Tak Hadir Kan Diulang
Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Selatan, Ni'matullah Erbe buka suara tanggapi persoalan di partainya.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Selatan, Ni'matullah Erbe buka suara tanggapi persoalan di partainya.
Dilansir TribunWow.com, Ni'matullah dengan tegas menyatakan tidak mengakui Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).
Hal itu disampaikannya dalam kalan YouTube Akbar Faizal Uncensored, Kamis (11/3/2021).

Baca juga: Jawaban Moeldoko saat Ditanya Mahfud MD soal Keterlibatan di Kudeta Demokrat: Itu Kan Urusan Saya
Baca juga: Tak Ingin jadi Kacang Lupa Kulit, Ruhut Sitompul Sedih Moeldoko Dituduh Demokrat: Jangan Halu KLB
Alasanya menurut Ni'matullah adalah tidak terpenuhinya syarat-syarat digelarnya KLB, yakni harus mengacu pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Partai Demokrat.
"Kami di Sulawesi Selatan terus terang tidak mengakui kegiatan di Sibolangit sebagai KLB," ujar Ni'matullah.
"Karena banyak sekali hal yang tidak terpenuhi," jelasnya.
Ni'matullah bahkan menyebut KLB yang memunculkan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko itu statusnya tidak lebih dari acara arisan.
Dirinya juga mempertanyakan proses pemilihan Moeldoko sebagai ketua umum Partai Demokrat dalam acara tersebut.
"Pertemuan itu menurut saya satu tingkat di bawah arisan," kata dia.
"Organisasi tingkat kabupaten saja kalau memilih ketua tidak bisa kalau yang mau dipilih tidak hadir," ucapnya.
"Arisan pun kalau dikocok keluar nama, orangnya tidak hadir kan diulang. Itu sederhannya."
Terkait proses kongres luar biasanya, Ni'matullah menyebut digelar dengan cara yang seadanya dan tidak memenuhi ketentuan-ketentuan kongres.
Baca juga: Klaim KLB Deliserdang Sah dan Konstitusional, Darmizal: Partai Demokrat AHY Langgar UU Politik
Baca juga: NgakuTak Kaget Moeldoko jadi Ketum Demokrat Versi KLB, Gatot Nurmantyo: Persis Terjadi
"Yang kedua yang namanya kongres itu ada perangkat, ada panitia, ada steering committee," ungkapnya.
"Kemudian ketika kongres berjalan ada namanya presidium sidang. Semua itu tidak terpenuhi. Sehingga kita mau pertanyakan, saya sendiri tidak mau mengakui KLB," tegasnya.
Oleh karenanya, ia menyebut hanya sebagai acara kumpul-kumpul luar biasa sebenarnya, bukan kongres luar biasa.