Isu Kudeta Partai Demokrat
Sayangkan KLB Pilih Moeldoko Jadi Ketum, Pengamat Khawatir Konflik Demokrat Tak Selesai Dua Tahun
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi khawatir konflik Partai Demokrat tak berakhir hingga dua tahun ke depan.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi khawatir konflik Partai Demokrat tak berakhir hingga dua tahun ke depan.
Dilansir TribunWow.com, Burhanuddin mengakui konflik Partai Demokrat disebabkan karena masalah internal.
Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube metrotvnews, Rabu (10/3/2021).

Baca juga: Sebut akan Jadi Preseden Buruk jika KLB Demokrat Disahkan, Hendri Satrio Peringatkan PDIP
Baca juga: Sebut akan Jadi Preseden Buruk jika KLB Demokrat Disahkan, Hendri Satrio Peringatkan PDIP
Burhanuddin mengaku sangat menyayangkan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat memilih Kepala Kantor Stag Presiden (KSP), Moeldoko, sebagai ketua umum.
"Yang menjadi ketua umum dari KLB di Deliserdang adalah orang yang menjabat di kekuasaan sekarang," jelas Burhanuddin.
"Jadi saya tidak menolak bahwa di internal Partai Demokrat ada masalah yang sangat serius terkait Kongres 2020 yang terkesan kejar setoran sehingga AD/ART tidak diputuskan secara bersamaan."
Menurut Burhanuddin, jika KLB diperkenankan, seharusnya orang intrnal yang dipilih sebagai ketua umum.
Karena itu, ia pun tak menampik dugaan adanya keterlibatan pemerintah dalam upaya kudeta Partai Demokrat.
Baca juga: Respons Demokrat saat Eks Kader Nangis Tersedu-sedu Ngaku Menyesal Pernah Dukung SBY: Jangan Drama
Baca juga: Demokrat Kubu KLB Beberkan Video Pernyataan SBY Ngaku Bukan Pendiri Partai: Rekamannya Utuh, Jelas
"Tapi yang saya sayangkan kenapa ketua umumnya tidak diambil dari internal," ucap Burhanuddin.
"Sehingga kesan bahwa intervensi kekuasaan bisa ditepiskan bisa diperkuat."
"Kalau sekarang kan sulit menolak kesan bahwa ada intervensi kekuasaan."
Kehadiran Moeldoko disebutnya semakin menguatkan keterlibatan pemerintah dalam upaya kudeta Partai Demokrat.
"Minimal dengan kehadiran Pak Moeldoko sebagai ketua umum KLB Deliserdang," ujarnya,
"Jadi ada hal yang sangat kompleks yang ujungnya saya khawatir persoalan ini tidak selesai setahun dua tahun."
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-3.23:
Saat Pangkat Jenderal Moeldoko Disinggung Demokrat
Di sisi lain, sebelumnya, Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengungkit bantahan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko.
Dilansir TribunWow.com, Herzaky menyebut semua kebohongan Moeldoko kini terbrongkar seusai dipilih menjadi ketua umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB).
Herzaky bahkan turut menyinggung pangkat Moeldoko sebagai seorang jenderal.
Baca juga: Balas Ucapan SBY yang Menyesal Beri Jabatan Moeldoko, Razman Arif: Ibu Megawati Lebih Menangis
Baca juga: Teruskan Pesan dari Moeldoko, Razman Arif: Tak Ada Hubungan dengan Pak Jokowi, Hilangkan Tagar KSP
Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube tvOneNews, Selasa (9/3/2021).
"Alhamdulillah kita tidak hidup di zaman Majapahit sehingga orang enggak bisa manipulasi," kata Herzaky.
"Semua bisa dicek, dikroscek dengan apa yang terjadi di 2001, 2002, 2003."
"Banyak video siapa pendiri, siapa penggagas, jadi saya enggak mau masuk perdebatan itu."
Herzaky pun yakin adanya keterlibatan pemerintah di balik pemilihan Moeldoko sebagai ketua umum Partai Demokrat versi KLB.
"Sudahlah, publik udah tahu kok, bukan hanya kami yang bicara, banyak sekali yang bicara," ujarnya.
"Apa yang dilakukan oleh GPK PD ini dan keberadaan KSP, enggak bisa itu dipisahkan."
Baca juga: Ikut KLB Partai Demokrat, Gerald Piter Ungkap 3 Kerancuan, dari KTA Moeldoko hingga Pemilihan Ketum
Baca juga: Ikut KLB Partai Demokrat, Gerald Piter Ungkap 3 Kerancuan, dari KTA Moeldoko hingga Pemilihan Ketum
Ia lantas mengungkit pernyataan Moeldoko sebelum dipilih jadi ketum Partai Demokrat.
Menurut Herzaky, bantahan Moeldoko dulu tak terbukti.
"Kok bilang 'Ini Moeldoko pribadi, bukan KSP'," ujar Herzaky.
"Ya mundur dong sejak pertama kali, pasca kami adakan press conference bilang tidak terlibat."
"Tapi kenyataannya setelah sebulan terlibat nih nyatanya."
"Sebelumnya menyangkal, kemudian muncul," sambungnya.
Karena itulah, Herzaky menganggap terpilihnya Moeldoko sebagai ketum Partai Demokrat versi KLB sebagai dagelan belaka.
Ia lantas mengungkit pangkat Moeldoko sebagai seorang jenderal.
"Kan lucu, bagi kami dagelan, Pak Moeldoko kan bintang empat, jenderal," ucap Herzaky.
"Beliau kan punya banyak staf, pinter-pinter harusnya."
"Masa cuma lewat telepon 'Apa ini sudah sesuai dengan AD/ART? Benar'. Loh, stafnya kan bisa cek bener enggak nih, sesuai aturan enggak nih, daftar hadirnya ada enggak nih."
"Kan begitu sebelum ambil keputusan yang benar, ini kan kami jadi mempertanyakan," tandasnya. (TribunWow.com)