Breaking News:

Isu Kudeta Partai Demokrat

Puji Kematangan AHY Hadapi Kudeta Demokrat, Pakar Semiotika Bandingkan dengan SBY: Marahnya Berbeda

Pakar Semiotika Acep Iwan Saidi menyampaikan pandangannya terkait persoalan di tubuh Partai Demokrat.

Capture YouTube Partai Demokrat/Instagram @agusyudhoyono
Kolase foto Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 

TRIBUNWOW.COM - Pakar Semiotika Acep Iwan Saidi menyampaikan pandangannya terkait persoalan di tubuh Partai Demokrat.

Kepemimpinan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hasil Kongres ke-V tahun 2020 mendapat tandingan dari hasil kongres luar biasa (KLB) di Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).

Dilansir TribunWow.com, Acep Iwan menyebut wajar ketika dari pihak AHY menjadi marah lantaran posisinya akan direbut.

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dalam konferensi pers, Jumat (5/3/2021).
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dalam konferensi pers, Jumat (5/3/2021). (YouTube Kompas TV)

Baca juga: Sebut Ali Ngabalin Tak Pantas Beri Selamat kepada Moeldoko, Andi Mallarangeng: Mestinya Sayangkan

Baca juga: Posisinya Nyaris Didongkel seusai KLB, AHY: KSP Moeldoko Tak Mencintai, tapi Ingin Memiliki Demokrat

Meski begitu, ia menilai AHY memiliki kematangan dalam menyikapi persoalan tersebut.

"Saya memperhatikan AHY sejak lama, sepak terjang Beliau di dalam politik," ujar Acep Iwan, dikutip dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam, Minggu (7/3/2021).

"Saya melihat bahwa ada kematangan pada AHY sebagai calon pemimpin masa depan," ungkapnya.

Acep Iwan menilai dalam dua kali konferensi pers, AHY masih bisa mengendalikan kemarahannya.

Menurutnya, hal itu terlihat dari gestur dan juga ucapan dari AHY yang bisa dikatakan masih terkendali.

"Jadi sejauh ini saya lihat pada pidatonya, di gesturnya, meskipun dia marah, memang wajar marah, tetapi saya melihat Beliau masih bisa menahan, bisa bertahan pada rasionalitas," kata dia.

"Artinya bicaranya masih terkontrol," imbuhnya.

"Kalau marah menurut saya wajar, karena bagaimana pun ada yang merebut kursinya. Saya kira siapapun akan marah, tetapi pada AHY ada ketenangan. Itu kelebihan AHY di situ,"

Dirinya lalu membandingkan dengan sang ayah Susilo Bambang Yudhoyono yang menjabat sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.

Baca juga: Pengamat Nilai Hasil KLB Demokrat Deliserdang Bakal Disahkan Kemenkumham: Sudah Ada Contoh Nyatanya

"Kalau kita bandingkan dengan Pak SBY, mungkin karena Pak SBY sudah sepuh, jadi ada kemarahan sama-sama marah, tetapi marahnya berbeda," terang Acep Iwan.

Berbeda dengan AHY, Acep Iwan menilai SBY lebih terlihat kemarahannya.

Hal itu ditunjukkan dengan munculnya ucapan-ucapan bernada sinis yang ditujukan kepada Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, yang diyakini sebagai pelaku utama gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD).

"Pak SBY karena kesepuhannya, sensitivitasnya lebih tinggi, emosinya lebih tinggi, maka keluar misalnya ungkapan Beliau tentang 'Aku minta ampun kepada Tuhan karena telah mengangkat Moeldoko," jelasnya.

"Itu adalah kemarahan yang ditahan, yang keluarnya menjadi sinisme."

Lebih lanjut, Acep Iwan mengatakan bahwa kematangan dari AHY bisa menjadi kelebihan tersendiri sebagai seorang pemimpin.

"Dan ini menurut saya adalah momentum buat AHY untuk menunjukkan bahwa dia bisa mengatasi persoalan ini sekaligus keluar dari bayang-bayang Pak SBY."

"Bisa menunjukan kepemimpinan yang sebenarnya," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 3.15:

AHY: KSP Moeldoko Tak Mencintai, tapi Ingin Memiliki Demokrat

Di sisi lain, sebelumnya, Ketua Umum Partai Demomrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyindir Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko.

Dilansir TribunWow.com, AHY menyebut Moeldoko adalah orang yang hanya ingin memiliki Partai Demokrat.

Seperti diketahui, Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Konferensi Luar Biasa (KLB) di Deliserdang, Sumatera Utara.

Baca juga: Ini Penjelasan AHY Tetap Ketum Demokrat meski Versi KLB Pilih Moeldoko, Ternyata Menyangkut Hukum

Terpilihnya Moeldoko mengakibatkan dualisme kepemimpinan Partai Demokrat.

Pasalnya, hingga kini AHY juga masih menjabat sebagai ketua umum.

Terkait hal itu, AHY lantas mengajak seluruh pengurus Partai Demokrat se-Indonesia berkumpul meski lewat panggilan video.

Dalam pidatonya, AHY menyinggung pihak-pihak yang berpura-pura mencintai Partai Demokrat.

"Mudah sekali keluar masuk partai, mudah sekali meninggalkan kita," ucap AHY, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Minggu (7/3/2021).

"Saat kita naik mereka kembali seolah-olah mencintai Partai Demokrat."

"Saya ulangi, seolah-olah mencintai," sambungnya.

Baca juga: Reaksi Mahfud MD Ditanya Sah Tidaknya KLB Demokrat yang Pilih Moeldoko Jadi Ketum: AHY Masih Resmi

AHY menambahkan, Moeldoko hanya berpura-pura mencintai Partai Demokrat.

Menurutnya, hal itu dilakukan untuk merebut posisi AHY di partai berlambang bintang tersebut.

"Katanya saudara Moeldoko itu mencintai Partai Demokrat," jelasnya.

"Katanya ada yang mengatakan, mencintai itu tidak harus memiliki."

"Yang jelas, KSP Moeldoko tidak mencintai tapi ingin memiliki Partai Demokrat," tandasnya. (TribunWow/Elfan/Jayanti)

Tags:
Isu Kudeta Partai DemokratGerakan Politik Ambil Alih Partai DemokratAgus Harimurti Yudhoyono (AHY)Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved