Isu Kudeta Partai Demokrat
Immanuel Ebenezer Minta Jokowi Copot Moeldoko, Sebut Bahaya bagi Demokrasi dan Presiden
Ketua Umum Relawan Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer ikut tanggapi dualisme di tubuh Partai Demokrat.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Relawan Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer ikut tanggapi dualisme di tubuh Partai Demokrat.
Terbaru, Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko didaulat menjadi ketua umum Partai Demokrat dalam kongres luar biasa (KLB) di Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).
Dilansir TribunWow.com, Immanuel Ebenezer mengatakan bahwa Moeldoko layak untuk dicopot dari jabatannya sebagai KSP.

Baca juga: Tuding Istana Kendalikan Moeldoko jadi Ketum Demokrat Versi KLB, Herzaky: Pak Jokowi Bisa Ngatur
Baca juga: Puji Kematangan AHY Hadapi Kudeta Demokrat, Pakar Semiotika Bandingkan dengan SBY: Marahnya Berbeda
Oleh karena itu, ia meminta kepada Presiden Jokowi untuk mempertimbangkannya.
Pasalnya menurut Immanuel, secara langsung maupun tidak, sikap dari Moeldoko akan berdampak buruk pada Jokowi itu sendiri.
Termasuk juga berdampak kepada proses demokrasi di Tanah Air.
"Kita melihat bahwa dampak dari KLB Medan dengan adanya Pak Moeldoko, dengan sikap Moeldoko yang selama ini seakan-akan menolak dan mengaku tidak terlibat, ini sikap tidak konsisten yang ditunjukkan Moeldoko," ujar Immanuel, dikutip dari kanal YouTube KompasTV, Minggu (7/3/2021).
"Dan ini sangat merugikan sekali terhadap pemerintahan Jokowi."
Dari sisi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Immanuel meminta lebih kreatif dalam berpolitik tidak terus-terusan memposisikan diri sebagai korban.
"Walaupun kita lihat bahwa sandiwara politik SBY yang selama ini kita sudah ketahui tentang playing victim seakan-akan menjadi korban dan dikorbankan sudah enggak laku lagi," kata dia.
"Seharusnya Pak SBY punya kreativitas politik lah," pintanya.
Baca juga: Sebut Ali Ngabalin Tak Pantas Beri Selamat kepada Moeldoko, Andi Mallarangeng: Mestinya Sayangkan
Sedangkan dari Moeldoko, Immanuel menyebut tidak memiliki kepatuhan dan loyalitas terhadap perintah Jokowi.
"Jadi saya hanya berpendapat Presiden layak untuk mencopot Moeldoko karena sikapnya tidak konsisten, sikap yang tidak punya kepatuhan dan loyalitas terhadap perintah Presiden," jelas Immanuel.
"Presiden sudah menegaskan tidak mau mengintervensi persoalan internal partai lain."
Oleh karenanya, ia mengaku sangat mendukung Jokowi untuk mencopot Moeldoko dengan tujuan untuk membersihkan nama presiden dalam dualisme di Partai Demokrat.