Terkini Internasional
Aksi Biarawati Menangis dan Berlutut di Depan Militer Myanmar, Siap Mati demi Lindungi Demonstran
Biarawati yang berlutut dan menangis di depan militer Myanmar berkata, dia siap mati demi melindungi demonstran.
Editor: Claudia Noventa
"Saya berpikir tentang korban yang jatuh di negara ini. Jadi, saya khawatir dengan orang-orang di Myitkyina," ujar dia.
Saat pihak berwenang mencapai pohon banyan, Ann Roza menerangkan, dia langsung memohon mereka untuk berhenti.
Dengan menangis keras, dia meminta kepada tentara dan polisi untuk membunuhnya. Aparat sempat berhenti beberapa lama.
"Suster, jangan terlalu khawatir. Kami tak akan menembak mereka," kata salah satu aparat yang mendekatinya.
Baca juga: Uni Eropa Jatuhkan Sanksi ke Myanmar, Buntut 18 Pengunjuk Rasa Anti-kudeta Tewas
Baca juga: Situasi Myanmar Memanas hingga Kedubes RI Digeruduk Pendemo, Sorot Usul Menlu Retno Marsudi
Mendengar jawaban itu, Ann Roza menyatakan, dia khawatir karena massa bisa terbunuh dengan senjata yang lain.
Dalam pikirannya, Ann Roza tidak percaya dengan omongan itu karena dia sudah sering mendengar orang ditembak mati.
Dia membawa para pengunjuk rasa itu ke klinik dan mengobati mereka. Ada salah satu yang hampir ditangkap karena terjatuh.
Dengan sigap, Ann Roza segera mencegahnya karena diyakini orang itu bakal diseret dan dibawa entah ke mana.
"Saya mereka (militer) bukanlah penjaga masyarakat. Kami tidak nyaman dan terjadi penangkapan brutal," jelasnya.
Suster Ann Roza dengan lantang mengkritik aparat yang tak segan-segan membunuh demonstran yang tak mereka sukai.
"Tidak ada yang bisa melindungi warga Myanmar. Mereka harus saling membela dan menolong," tutupnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Suster yang Berlutut di Depan Militer Myanmar Siap Mati demi Lindungi Demonstran