Terkini Internasional
Uni Eropa Jatuhkan Sanksi ke Myanmar, Buntut 18 Pengunjuk Rasa Anti-kudeta Tewas
Polisi Myanmar telah menindak para pengunjuk rasa anti-kudeta dengan melepaskan granat kejut, gas air mata, dan tembakan ke udara
Editor: Lailatun Niqmah
Menteri-menteri Uni Eropa juga telah memutuskan untuk menahan beberapa bantuan pembangunan.
Dubes Myanmar di PBB yang Dipecat Ikrarkan Perlawanan
Aksi berdarah pada hari Minggu (28/02) terjadi beberapa hari setelah seruan dramatis dari duta besar Myanmar untuk PBB Kyaw Moe Tun, yang secara terbuka memutuskan hubungan dengan junta yang berkuasa saat berpidato di depan Majelis Umum PBB.
Dia mengatakan bahwa dia berbicara atas nama pemerintah sipil Aung San Suu Kyi yang digulingkan dan menyerukan intervensi internasional untuk membantu mengakhiri kudeta.
"Kami membutuhkan tindakan sekuat mungkin lebih lanjut dari komunitas internasional untuk segera mengakhiri kudeta militer," kata Moe Tun, Jumat (26/02).
Pada hari Sabtu (27/02), lebaga penyiaran Myanmar melaporkan bahwa diplomat tersebut telah dipecat karena dia telah "mengkhianati negara dan berbicara untuk organisasi tidak resmi yang tidak mewakili negara dan telah menyalahgunakan kekuasaan dan tanggung jawab seorang duta besar."
"Saya memutuskan untuk melawan selama saya bisa," tegas Kyaw Moe Tun kepada kantor berita Reuters di New York. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sedikitnya 18 Pendemo di Myanmar Tewas, Uni Eropa Siap Jatuhkan Sanksi