Kasus Korupsi
Minta Hargai KPK, Deddy Sitorus soal Korupsi Nurdin Abdullah: Orang Populer Kalah sama yang Berduit
Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Deddy Sitorus buka suara soal kasus korupsi yang menjerat Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurdin Abdullah.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
"Karena orang populer juga kalah dengan orang berduit."
Tak hanya itu, ia juga membahas soal sistem Pemilu serentak di Indonesia.
Sistem pemilu tersebut, menurut Deddy, semakin membuka peluang terjadinya politik uang.
"Yang kedua, seperti kejadian dalam sistem Pemilu serentak," jelas Deddy.
"Ini juga membuat keadaan semakin rumit dan money politic semakin tinggi menurut saya."
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-6.05:
Ucapan Nurdin Abdullah sebelum Kena OTT
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengaku kaget Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurdin Abdullah, terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sebagai informasi PDIP adalah partai pengusung Nurdin Abdullah pada pemilihan Gubernur 2018 Sulawesi Selatan.
Dilansir TribunWow.com, Hasto menilai Nurdin adalah sosok orang yang baik.
Tak hanya secara pribadi, Hasto pun menyebut banyak masyarakat yang menganggap Nurdin memiliki rekam jejak dan kinerja yang baik.
Baca juga: Nominal Gaji Nurdin Abdullah, Gubernur Sulsel yang Mengaku Tidak Tahu setelah Ditangkap KPK saat OTT
Baca juga: KPK Tanggapi Bantahan Pihak Nurdin Abdullah soal OTT: Kami Miliki Data dan Informasinya
Hasto lantas menceritakan momen sebelum Nurdin ditangkap KPK.
Menurut Hasto, sebelumnya Nurdin sempat menghubungi Ketua DPD PDIP Sulsel, Andi Ridwan Wittiri.
Dalam kesempatan itu, Nurdin disebutnya akan membuktikan bahwa tak bersalah atas kasus dugaan penerimaan suap senilai Rp 2 miliar untuk proyek infrastruktur.
"Makanya kami juga sempat kaget. Beliau (Nurdin) sendiri sebelum dibawa KPK itu menghubungi Pak Andi mengatakan siap bertanggung jawab, baik di dunia dan akhirat, maupun juga bagi seluruh masyarakat," kata Hasto, dikutip dari Kompas.com, Minggu (28/2/2021).