Terkini Nasional
Ungkit Momen Penggerudukan Rumahnya saat Pilkada DKI 2017, SBY: Oleh Orang yang Dekat Penguasa
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mempertanyakan penegakan keadilan hukum di Tanah Air.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mempertanyakan penegakan keadilan hukum di Tanah Air.
Dilansir TribunWow.com dalam kanal YouTube Partai Demokrat, Rabu (24/2/2021), SBY mengaku banyak mendapatkan fitnah.
Menurutnya fitnah tersebut didapat bukan saat masih menjabat sebagai presiden, melainkan sebagai warga negara biasa.

Baca juga: Sebut Gerakan Ambil Alih Partai Demokrat Belum Berhenti, SBY: Saya Harus Turun Gunung
Baca juga: Singgung Moeldoko dalam GPKPD, SBY Sebut Tak Berintegritas: Sangat Menganggu dan Merugikan Jokowi
Dikatakannya bahwa kejadian itu terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017, di mana sang putra Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maju dalam pemilihan tersebut.
Bahkan menurutnya, bukan hanya fitnah melainkan sampai adanya tindakan penggerudukan masa yang terjadi di rumahnya.
"Dulu di tahun 2017, ketika tengah digelar Pilkada Jakarta dan AHY menjadi salah satu calonnya, rumah saya di kuningan digeruduk oleh ratusan masa," kata SBY.
Ia mengaku sudah melaporkan kejadian itu dan menyakini siapa dalang dari aksi penggerudukan tersebut.
Hanya saja sampai sekarang tidak pernah terungkap.
"Sebenarnya banyak yang tahu siapa penggerak dari aksi penggrudukan itu namun hingga kini keadilan tidak pernah datang," imbuhnya.
Menurutnya, perlakukan buruk kepada dirinya kembali berlanjut jelang pemungutan suara Pilkada DKI 2017.
Hanya saja lagi-lagi ia mengaku tidak mendapatkan keadilan yang diharapkan.
"Satu hari menjelang pemungutan suara Pilkada Jakarta 2017 saya kembali mendapatkan fitnah yang kejam yang dilakukan oleh seseorang yang dekat penguasa," ungkapnya.
"Ketika saya gunakan hak saya untuk mengadukan pemfitnah itu ke pihak kepolisian, keadilan yang saya harapkan juga tidak pernah dibahas."
Baca juga: Soal GPKPD, SBY Tegaskan Partai Demokrat Tak Diperjualbelikan: Tidak Bermoral, Tidak Halal dan Nista
Tidak berhenti di situ, Presiden ke-6 RI itu mengaku juga pernah mendapatkan perlakukan buruk lainnya yang dirasa begitu menyakiti hati.
"Kemudian pada bulan Desember 2018, ketika saya tengah menghadiri kegiatan Partai Demokrat di Pekanbaru, ratusan bendera dan baliho yang ada foto saya dan foto alrahumah Ibu Ani (Yudhoyono) direbahkan, dirobek-robek dan dibuang ke selokan-selokan," kata SBY.