Terkini Nasional
Prabowo Subianto Disebut Kurang Merakyat Tidak seperti Jokowi, Dahnil Anzar: Tentu Perlu Diperbaiki
Pengamat Politik Adi Prayitno memberikan sedikit perbandingan antara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik Adi Prayitno memberikan sedikit perbandingan antara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir TribunWow.com, Adi Prayitno menyebut ada satu aspek penting dari Jokowi yang tidak dimiliki oleh Prabowo.
Dirinya mengatakan Prabowo kurang merakyat atau kurang dekat dengan masyarakat.
Hal itu disampaikan dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam, Selasa (23/2/2021).

Baca juga: Sebut Anies hingga Ganjar Sulit Saingi Prabowo, Pengamat Bandingkan dengan Jokowi saat Pimpin DKI
Baca juga: Punya Elektabilitas Tertinggi sebagai Capres 2024, Prabowo Subianto Mengaku Tak Pernah Besar Kepala
Pada kesempatan itu, Adi Prayitno mengatakan ada variabel yang dipakai oleh rakyat sebagai calon pemilih.
Dirinya menambahkan, untuk bisa mengambil hati rakyat, selain butuh popularitas dan elektabiltas tetapi juga perlu adanya kedekatan dengan rakyat itu sendiri.
"Kepuasan kinerja terhadap menteri memang menjadi variabel yang sering dilihat oleh publik sebagai preferensi untuk memilih," ujar Adi Prayitno.
"Tapi ingat, bahwa ada sentimen psikologis, seperti merakyat itu menjadi preferensi pilihan politik," imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, Prabowo saat ini menjadi tokoh yang memiliki elektabilitas tertinggi sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
Di satu sisi, Jokowi sendiri sudah tidak bisa maju lagi lantaran sudah dua kali periode.
Namun mengingat kemenangan Jokowi di dua kali periode tersebut, menurut Adi Prayitno tidak terlepas sifat merakyat yang dimiliki oleh Presiden asal Solo Jawa Tengah itu.
Sebaliknya, di satu sisi, Prabowo sendiri tidak memiliki aspek tersebut.
"Kita ingat Jokowi 2014 dan 2019 yang paling diingat masyarakat karena dia merakyat, suka blusukan, tidak berjarak kepada masyarakat," ungkapnya.
"Prabowo misalnya dengan tingkat kepuasan kinerja cukup baik, popularitas dan elektablitas baik, tapi saya melihat ada psychological barrier," imbuhnya.
"Ada jarak psikologi yang kemudian menjadi minusnya. Misalnya Prabowo agak sedikit berjarak dengan masyarakat, kalau ketemu tidak bisa salaman langsung, misalnya," jelas Adi Prayitno.
Baca juga: Respons PDIP dan Gerindra soal Survei Capres 2024: Prabowo Teratas, Disusul Ganjar, Anies, Ahok
Baca juga: Ungkit Pilpres 2014-2019, Refly Harun soal Sikap Pasif Prabowo seusai Jadi Menteri: Masih Perkasa