Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
KNKT Ungkap Detik-detik Terakhir Jatuhnya Sriwijaya Air, Sebut Ada Anomali Tuas Mesin: Seperti Macet
KNKT mengungkap laporan penyelidikan awal atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu
Editor: Rekarinta Vintoko
"Ini adalah komunikasi terakhir dari SJY-182," ungkapnya. Tidak sampai semenit kemudian, seperti terekam dalam Flight Data Recorder (FDR) merekam ketinggian tertinggi SJY-182 yaitu 10.900 kaki.
Kemudian, menurut data yang dihimpun KNKT, pesawat mulai turun, autopilot tidak aktif (disengange) ketika arah pesawat di 016 derajat, sikap pesawat posisi naik (pitch up), dan pesawat miring ke kiri (roll).
"Tuas pengatur tenaga mesin (autothrottle) sebelah kiri kembali berkurang, sedangkan yang kanan tetap," ungkap Nurcahyo.
Dan, pada pukul 14.40.10 WIB, FDR mencatat autothrottle tidak aktif (disengage) dan sikap pesawat menunduk (pitch down).
"Sekitar 20 detik kemudian, FDR berhenti merekam data," ungkap KNKT.
'Anomali', perlu penelitian lebih lanjut
Namun KNKT mengaku diperlukan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah kerusakan pada salah-satu tuas otomatis itu yang menyebabkan pesawat menukik.
"Tetapi apakah yang rusak yang kiri, kita belum tahu, karena dua-duanya menunjukkan sikap yang berbeda, artinya dua-duanya mengalami anomali," kata Nur Cahyo Utomo.
"Anomali yang sebelah kiri, dia mundurnya terlalu jauh, sedangkan yang kanan, dia benar-benar tidak bergerak, seperti macet," tambahnya.
"Tapi apa yang menyebabkan anomali ini? Kita belum bisa menyimpulkan apa-apa."
"Inilah yang kita belum bisa menjelaskan sampai hari ini, apakah ada kerusakan pada tuas pengatur tenaga mesin (throttle)," ujar Nur Cahyo. "Jadi kita tidak tahu sebenarnya yang rusak yang kiri atau kanan."
Baca juga: Diservis 2 Kali sejak H-6 Kecelakaan, Autothrottle Sriwijaya Air SJ 182 Alami Keanehan sebelum Jatuh
Ditanya kenapa pilot tidak melakukan perbaikan, KNKT mengaku belum bisa memberikan jawaban.
"Mudah-mudahan kalau Cockpit Voice Recorder (CVR) sudah ditemukan, kita bisa memberikan jawaban apa yang terjadi di kokpit, bagaimana diskusi antar pilot dan apa yang mereka lakukan," katanya.
'Ada dua kerusakan yang ditunda perbaikannya'
Dalam jumpa pers, KNKT menyatakan bahwa hasil penyelidikan sementara menemukan ada dua kerusakan yang ditunda perbaikannya (Deferred Maintenance Item, DMI) sejak 25 Desember 2020.