Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
KNKT Ungkap Detik-detik Terakhir Jatuhnya Sriwijaya Air, Sebut Ada Anomali Tuas Mesin: Seperti Macet
KNKT mengungkap laporan penyelidikan awal atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap laporan penyelidikan awal atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, awal bulan lalu.
Dilansir BBC Indonesia, dalam laporan KNKT menunjukkan adanya "anomali" pada tuas pengatur tenaga mesin (autothrottle).
Temuan KNKT menyebutkan tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri "bergerak mundur", sementara yang kanan "tidak bergerak alias macet".

Baca juga: Percakapan Terakhir Captain Afwan dengan ATC sebelum Pesawat Sriwijaya SJ-182 Jatuh, Minta Ubah Arah
Disebutkan bahwa sudah ada perbaikan beberapa kali terhadap tuas tersebut sebelum kecelakaan yang mematikan itu, tetapi penyebab pasti dari kecelakaan itu masih belum jelas, kata penyelidik KNKT.
Mereka menyatakan masih perlu penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui apakah kerusakan di tuas sebelah kiri atau kanan.
Sementara, tim penyelidik KNKT tidak menemukan masalah cuaca dalam jalur penerbangan Sriwijaya Air SJ-182.
Dikatakan data radar cuaca BMKG menunjukkan pesawat itu "tidak melintasi area awan signifikan".
Apa yang terjadi pada tuas pengatur tenaga mesin?
Temuan awal KNKT menyebutkan, Flight Data Recorder (FDR) merekam sistem autopilot aktif pada ketinggian 1.980 kaki.
Pada saat melewati ketinggian 8.150 kaki, tuas pengatur tenaga mesin (throttle) sebelah kiri bergerak mundur (tenaga berkurang), sedangkan yang kanan tetap, kata Kepala sub Komite Penerbangan KNKT, Nur Cahyo Utomo, dalam jumpa pers Rabu (10/2/2021) siang.
Sekitar pukul 14.38 WIB, pilot meminta kepada pengatur lalu lintas udara (ATC) untuk berbelok ke arah 075 derajat dan diizinkan, kata KNKT.
Baca juga: Kronologi Lengkap Jatuh dan Saat-saat Terakhir Sriwijaya Air SJ 182 Diungkap KNKT
Menurut Nur Cahyo, ATC memperkirakan perubahan arah tersebut akan membuat pesawat itu berpapasan dengan pesawat lain, maka pesawat Sriwijaya Air itu "berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki".
Tidak lama kemudian, menurut KNKT, pesawat itu berbelok ke kiri. Dan, "tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali bergerak mundur, sedangkan yang kanan masih tetap," kata Nur Cahyo.
'Pesawat miring ke kiri'
Pengatur lalu lintas udara (ATC) saat itu memberi instruksi untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki dan dijawab oleh pilot pada pukul 14.39 WIB.