Terkini Nasional
Pemerintah Dituding Pojokkan Islam, Ma'ruf Amin: Keislaman dan Berkebangsaan Tidak Boleh Dibenturkan
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjawab soal adanya tudingan kepada pemerintah yang disebut memojokkan umat Islam.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjawab soal adanya tudingan kepada pemerintah yang disebut memojokkan umat Islam.
Dilansir TribunWow.com, Ma'ruf Amin mengatakan bahwa pemerintah tidak pernah sama sekali memperlakukan berbeda kepada setiap umat dalam penegakan hukum.
Hal itu disampaikannya dalam acara Mata Najwa, Rabu (3/2/2021).
Baca juga: Pratikno Sebut Jokowi Tak akan Jawab Surat AHY soal Kudeta Demokrat, Mengapa?
Baca juga: Baca Bahasa Tubuh Moeldoko soal Kudeta Demokrat, Rocky Gerung: Bukan Sekadar Mencurigakan
Ma'ruf Amin juga meyakini bahwa dari umat Islam sendiri tidak merasa terpojokkan.
"Saya kira kelompok Islam tidak merasa dipojokkan, seperti yang diwakili oleh NU, oleh Muhammadiyah, kemudian oleh organisasi lain," ujar Ma'ruf Amin.
Bahkan dikatakan Ma'ruf Amin, mereka justru mendukung dan bersinergi dengan pemerintah dalam menghadapi setiap persoalan yang terjadi.
"Mereka tidak merasa diperlakukan tidak baik," katanya.
"Kemudian juga yang tergabung di Majelis Ulama, semuanya, melakukan hubungan baik, kerja sama dengan pemerintah," imbuh Ma'ruf Amin.
"Memberikan saran, pendapat, tausiyah, memberikan juga imbauan-imbauan."
Sebaliknya, menurut Ma'ruf Amin, hal itu juga direspons baik oleh pemerintah.
"Dan itu dilihat oleh pemerintah sebagai sesuatu bentuk kepedulian daripada masyarakat atau ormas-ormas Islam," ungkapnya.
Baca juga: M Qodari Sebut Isu Kudeta Demokrat Muncul karena Popularitas AHY Jauh di Bawah SBY: Sebagian Ragu
Ma'ruf Amin menegaskan pemerintah akan menindak tegas siapapun yang menganggu ketertiban dan keamanan negara.
"Jadi menurut saya, suara-suara itu dari mereka yang ingin dibiarkan melakukan apa saja yang mereka mau tanpa harus mengindahkan tata aturan dalam berbangsa dan bernegara," sambungnya.
Lebih lanjut, mantan Ketua Umum MUI itu mengatakan bahwa ajaran Islam harus bisa berjalan secara beriringan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Karena itu saya menyebut bahwa, kita dalam rangka menjalankan ajaran Islam itu harus tidak boleh dipertentangkan, antara kita melaksanakan ajaran Islam dan kita dalam melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara," terangnya.