Breaking News:

Terkini Nasional

Natalius Pigai Dilaporkan Balik karena Dianggap SARA, Refly Harun: Saya Sendiri Tidak Mendukung

Pakar hukum tata negara Refly Harun membahas upaya pelaporan terhadap Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
Tribunnews.com/Theresia Felisiani
Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai mendaftarkan diri sebagai calon pimpinan (capim) KPK pada Kamis (4/7/2019) di Kantor Setneg, Jakarta. 

"Soal rasisme terhadap orang Papua, itu bukan baru," jelas Natalius Pigai.

Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai jadi korban kasus dugaan rasisme oleh Ketua Relawan Pro Jokowi-Maruf Amin (Pro Jamin), Ambroncius Nababan
Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai jadi korban kasus dugaan rasisme oleh Ketua Relawan Pro Jokowi-Maruf Amin (Pro Jamin), Ambroncius Nababan (Youtube/Official iNews)

Ia memaparkan pada sidang BPUPKI tahun 1945 Mohammad Hatta menyampaikan pandangan antropologis yang menyebut orang Papua berbeda DNA dengan orang Melayu.

Maka dari itu potensi terjadi konflik saudara pada masyarakat yang akan datang sangat besar.

Saat itu diputuskan Papua belum menjadi bagian dari masyarakat Indonesia.

"Dalam perjalanannya, tesis dan usulan Hatta ini terbukti," kata Pigai.

Ia memberi contoh sejumlah perlakuan rasis yang diterima masyarakat Papua, baik saat berada di Papua maupun di daerah lain.

Baca juga: Prajurit TNI yang Gugur di Papua Berencana untuk Menikah, sang Ayah: Pacaran Lebih dari 5 Tahun

"Pada 1970-an, Ali Murtopo dedengkot CSIS menyatakan orang Papua kalau mau hidup cari saja di Pasifik," ucap aktivis HAM ini.

"Tahun 1980-an, gubernur Jawa Tengah pernah mengusir orang Papua. Tapi karena gubernur Papua yang hebat, dia bilang, 'Kalau kamu mengusir orang Papua, saya akan mengusir orang transmigrasi'. Akhirnya tidak jadi," paparnya.

Pigai memberi contoh lain ketika pemimpin daerah lain mengusir masyarakat Papua dari wilayahnya.

Ia menyebut pernyataan itu bahkan pernah disampaikan Luhut Binsar Panjaitan pada 1996.

"Tahun 1995 gubernur DIY pernah mengusir orang Papua. Tahun 1996 Luhut mengatakan, 'Cari pulau sendiri di negara Pasifik'," tutur Pigai.

Selain itu, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono pernah menyampaikan pernyataan serupa.

"Tahun 1999 Hendropriyono pernah mengatakan 2 juta orang pindahkan saja ke Manado," ungkap Pigai.

Ia mengaku sebagai aktivis HAM, terutama yang berasal dari Papua, ingin mengubah pandangan masyarakat agar memperlakukan masyarakat Papua dengan setara.

"Jadi dalam perjalanan historiografi Papua, pandangan-pandangan rasisme Papua-fobia dikeluarkan oleh pimpinan. Maka cara pandangan saya adalah mengubah mindset dan karakter berpikir rasis, segregatik, dan diskriminatif," tandasnya. (TribunWow.com/Brigitta)

Tags:
Natalius PigaiRefly HarunSARAAmbroncius NababanKomnas HAM
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved