Terkini Nasional
Dugaan Rasisme ke Pigai, Refly Harun: Yang Dihina Pendukung Jokowi Barangkalai Langsung Ditangkap
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menanggapi soal dugaan rasisme yang ditujukan kepada Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
Oleh karenanya, Refly Harun berharap ada kesadaran dari aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti kasus dugaan ujaran rasisme tersebut.
"Mudah-mudahan aparat penegak hukum memahami dan kemudian ada sense of justice di sana," harapnya.
"Yang saya inginkan bahwa kalau memang penegak hukum baik inisiatif menganggap ini sebuah pelanggaran hukum maka penegak hukum itu sendiri yang memiliki kesadaran tanpa perlu didorong-dorong."
"Tetapi kalau Natalius Pigai sendiri yang merasa terhina sebaiknya Natalius sendiri yang mengadukan," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 15.42
Tolak Vaksin Pemerintah, Natalius Pigai Pilih Beli di Luar Negeri
Di sisi lain, sebelumnya, Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, secara terang-terangan tidak ingin disuntik vaksin Covid-19 yang diumumkan pemerintah saat ini.
Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Karni Ilyas Club, Minggu (17/1/2021).
Dilansir TribunWow.com, Pigai mulanya membahas soal pertanyaan apakah vaksinasi itu menjadi hak atau kewajiban bagi setiap warga negara.

Baca juga: Khawatirkan Diskriminasi Vaksin Covid-19, Haris Azhar: Menteri Dikasih yang Bagus, Dilapisi Emas
Baca juga: Muncul Wacana Sertifikat Vaksin Covid-19 Jadi Syarat Perjalanan, Benarkah? Ini Kata Kemenkes
Dirinya menyebut bahwa vaksinasi merupakan sebuah hak yang oleh bisa ditentukan masing-masing pribadi.
Dalam kesempatan itu, Pigai juga mengaku tidak menolak untuk disuntikkan vaksin.
Dirinya juga menghargai langkah dari pemerintah dalam memberikan layanan kesehatan bagi warga negaranya.
"Artinya saya tidak menolak dan kita respek adanya keinginan baik pemerintah di dalam pelayanan kesehatan," ujar Natalius Pigai.
"Tapi jangan salah langkah, jangan memaksa," imbuhnya.
Setelah itu, wartawan senior Karni Ilyas menanyakan soal pilihan vaksin apa yang akan sebenarnya diinginkan.