Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Sriwijaya Air SJ 182 Tak Meledak di Ketinggian 10 Ribu Kaki, KNKT Sebut Perlahan Turun di 250 Kaki
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengungkap fakta tentang jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
"Dari lapangan kami menemukan salah satu mesin dengan kondisi fanblade dan turbin blade yang telah rontok," ungkap Soerjanto.
"Temuan ini menunjukkan pada saat impact mesin dalam keadaan hidup dengan naik power setting atau dengan trust yang tinggi," tambah dia.
Sementara ini sudah ditemukan Flight Data Recorder (FDR) yang merupakan satu dari dua bagian black box (kotak hitam).
Bagian lainnya, yakni cockpit voice recorder (CVR) masih dalam proses pencarian.
Soerjanto berharap CVR dapat segera ditemukan agar penyebab insiden tragis itu bisa diketahui.
"Kegiatan pencarian black box saat ini sudah difokuskan di area seluas kurang lebih 90 x 90 meter persegi dari hasil triangulasi lokasi yang diawali oleh informasi posisi dari KRI Nigel," kata Soerjanto.
Lihat videonya mulai menit ke-1.00:
Black Box Terpecah Belah saat Ditemukan
Mantan investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ruth Hanna Simatupang, menganalisis penyebab pecahnya black box (kotak hitam) yang ditemukan di antara puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Apa Kabar Indonesia di TvOne, Selasa (12/1/2021).
Diketahui kotak hitam berisi cockpit voice recorder (CVR) dan flight data recorder (FDR) yang bermanfaat untuk investigasi penyebab kecelakaan.
Baca juga: Update Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air, Berikut Daftar Nama Jenazah Korban yang Teridentifikasi
Namun tim penyelam baru menemukan bagian FDR, sedangkan CVR masih dalam proses pencarian.
Menanggapi fakta tersebut, Ruth mencoba menganalisis penyebab kotak hitam itu tercerai-berai saat jatuh ke laut.
"Kalau melihat pecahan seperti itu dan dia bisa sampai terpisah dari kotak yang harusnya bersama, samping-sampingan," kata Ruth Hanna Simatupang.