Terkini Nasional
Diminta Najwa Shihab Tidak Hilang-hilang, Menkes Budi Sadikin: Ya Aku Kan Duduk di Kursi Ini
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin diminta untuk tidak hilang-hilang dalam mengatasi persoalan kesehatan di Tanah Air.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin diminta untuk tidak hilang-hilang dalam mengatasi persoalan kesehatan di Tanah Air.
Permintaan tersebut disampaikan presenter Najwa Shihab yang mewakili para netizen dalam acara Mata Najwa, Rabu (6/1/2021).
Karena seperti yang diketahui, Menkes sebelumnya, yakni Terawan Agus Putranto jarang tampil dan berbicara ke publik.

Baca juga: Jokowi akan Jadi Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Covid-19: Saya Ingin Menunjukkan Vaksinnya Aman
Baca juga: Wapres Maruf Amin Tak akan Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac seperti Jokowi, Ini Alasannya
"Pak Menkes jangan hilang ya, kami rindu punya Menkes," ujar Najwa Shihab membacakan komentar netizen.
Menanggapi hal itu, Budi Sadikin menjawabnya dengan santai.
"Ya aku kan duduk di kursi ini," jawab Budi Sadikin.
Najwa Shihab kembali memastikan kepada Budi Sadikin untuk tidak akan menghilang saat dibutuhkan oleh masyarakat.
Meski mengiyakan permintaan Najwa Shihab, lulusan Fisika Nuklir ITB itu mengaku ada satu faktor yang membuat dirinya nantinya akan menghilang.
"Dan tidak akan hilang-hilang lagi ya Pak?" tanya Najwa Shihab.
"Insyaallah tidak, kecuali Pak Jokowi yang menghilangkan, kan yang bisa menghilangkan Pak Jokowi," kata Budi Sadikin.
Sementara itu terkait penyelesaian pandemi Covid-19, dirinya mengakui merupakan tugas berat.
Dirinya juga menyadari untuk menyelesaikan persoalan tersebut tidak bisa hanya mengandalkan Kementerian Kesehatan saja.
Baca juga: Saling Tunggu Izin Vaksinasi Covid-19, BPOM Masih Nantikan Uji Klinis Tahap Ketiga Vaksin Sinovac
"Saya di sini dua minggu saya lihat, problem ini tidak mungkin saya selesaikan sendiri, harus bersama-sama," ungkapnya.
"Tidak mungkin kementerian Kesehatan bisa ekslusif beresin ini, harus inklusif dengan teman-teman di Pandemic Talk, Kawal Covid, dokter-dokter, kepala daerah, IDI, ini harus sama-sama."
"Enggak mungkin ini bisa dibereskan dengan program-program pemerintah, tapi harus gerakan seluruh rakyat Indonesia," jelasnya menutup.
Jawab Pandangan Sinis Tak Punya Background Kesehatan
Dalam kesempatan yang sama, Budi Gunadi Sadikin juga menjawab soal pandangan sinis dari publik lantaran tidak memiliki background kedokteran atau kesehatan.
Seperti yang diketahui, penunjukkan Budi Sadikin sebagai Menkes sempat mengagetkan lantaran dianggap tidak memiliki keahlihan di bidang tersebut karena dirinya merupakan seorang lulusan Fisika Nuklir.
"Gimana cara bapak menanggapi pandangan sinis yang dilontarkan publik karena tidak memiliki background kedokteran atau kesehatan masyarakat, Bapak kan lulusan fisika nuklir," ujar Najwa Shihab membacakan pertanyaan dari netizen.
Menanggapi hal itu, Budi Sadikin menjawabnya dengan simpel.
Dirinya mulanya menanyakan tahun kelulusan Najwa Shihab dari bangku kuliah.
Budi Sadikin mengira bahwa Najwa Shihab merupakan seorang lulusan Fakultas Komunikasi.
Ia sempat tak menyangka bahwa Najwa Shihab rupanya seorang lulusan Hukum.
"Mbak Nana FKom UI lulusan tahun berapa?" tanya Budi Sadikin.
"Saya Fakultas Hukum UI Pak," jawab Najwa Shihab membenarkan.
Baca juga: Vaksinasi Dimulai Pertengahan Januari, Menkes Budi: 426 Juta Dosis untuk 181 Juta Penduduk
Setelah mendengar pengakuan Najwa Shihab, Budi Sadikin melemparkan pujian.
Menurutnya, sama seperti dirinya, pekerjaan Najwa Shihab sebagai presenter hebat juga tidak menggambarkan background kuliahnya.
"Oh Fakultas Hukum UI bisa jadi anchor berita yang hebat juga ya," puji Budi Sadikin.
"Terima kasih Pak Budi, jadi artinya fisika nuklir ITB bisa menjadi Menkes yang lebih hebat," tanya Najwa Shihab menyimpulkan.
"Kesimpulan Mbak Nana lumayan bagus," kata Budi Sadikin.
"Itu cara menjawab. Jadi cara meninggikan diri tanpa terlihat sombong ya pak," balas Najwa Shihab.
Setelah itu, Budi Sadikin menjawab lebih serius tentang persoalan tersebut.
Menurutnya, untuk menjadi seorang Menkes tidak harus mempunyai keahilan di bidang kesehatan atau kedokteran.
Dirinya pun mencontohkan bisa sukses memimpin di Bank Mandiri.
"Saya rasa wajar saja, saya waktu juga menjadi dirut Bank Mandiri semua orang bertanya kenapa lulusan ITP bisa menjadi dirut bank terbesar," ungkapnya.
"Kita kan kerja enggak sendiri, tetapi by sistem," imbuhnya.
Dirinya menegaskan bahwa yang dibutuhkan dari seorang menteri adalah bagaimana caranya bisa mengatur atau membuat kebijakan yang tepat untuk memberdayakan orang-orang didalam kementerian tersebut.
"Di Kemenkes kan 48 ribu orang, dokter-dokternya ada sangat banyak."
"Jadi selama saya bisa merajut memanfaatkan keahlihan mereka memberikan arahan jalannya kemana saya rasa bisa," jelasnya.
"Yang melakukan pekerjaan juga mereka bukan saya."
Baca juga: Ungkap Dampak Buruk Laporkan Ahok ke Polisi soal Penistaan Agama, Haikal Hassan: Hancur Lebur
Lebih lanjut, ia mengaku siap untuk terus menjadi sorotan selama beberapa waktu ke depan dalam mengatasi pandemi Covid-19.
Termasuk akan selalu disinggung tentang backgroundnya sebagai ahli Fisika Nuklir.
"Siap sama seperti juga anchor televisi bukan dari FISIP atau Fakultas Komunikasi," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 1.25.10:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)