Breaking News:

Terkini Nasional

Sambangi Komisi III DPR, Keluarga Laskar FPI Pertanyakan Barang-barang yang Hilang: KTP pun Tak Ada

Komisi III DPR menggelar rapat dengar pendapat umum dengan keluarga enam laskar Front Pembela Islam (FPI) yang tewas dalam kasus penembakan di Tol Jak

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
Capture YouTube DPR RI
Keluarga laskar FPI yang tewas ditembak menghadiri rapat dengar pendapat umum dengan Komisi III DPR RI, Kamis (10/12/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Komisi III DPR menggelar rapat dengar pendapat umum dengan keluarga enam laskar Front Pembela Islam (FPI) yang tewas dalam kasus penembakan di Tol Jakarta-Cikampek.

Dilansir TribunWow.com, rapat tersebut disiarkan melalui kanal YouTube DPR RI, Kamis (10/12/2020).

Diketahui enam laskar FPI yang sedang mengawal Habib Rizieq Shihab tewas dalam insiden penembakan di Tol Jakarta-Cikampek KM 50, Senin (7/12/2020) dini hari.

Jenazah keenam dari laskar FPI meninggalkan RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (8/12/2020).
Jenazah keenam dari laskar FPI meninggalkan RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (8/12/2020). (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Baca juga: Komisi III Rapat dengan Keluarga Laskar FPI yang Tewas, Keberadaan Habib Rizieq Disorot: Ke Mana?

Penembak diketahui adalah anggota polisi yang membela diri karena diancam laskar FPI tersebut menggunakan senjata api dan senjata tajam.

Setelah jenazah para laskar FPI dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk diautopsi, para korban dikembalikan ke keluarga masing-masing.

Wakil Komisi III DPR Desmond J Mahesa kemudian menanyakan tentang barang pribadi milik para pendukung Habib Rizieq tersebut.

"Pada saat jenazah diserahkan, ada yang diserahkan HP atau yang lain?," tanya Desmond J Mahesa.

Ayah Luthfil Hakim, Daynuri, menjelaskan pihak keluarga tidak mendapat barang-barang pribadi setelah anaknya dievakuasi.

"Saya ingin menyampaikan KTP pun tidak ada, apalagi HP atau tasnya. Biasanya anak saya bawa tas kecil untuk HP dan lain-lainnya," ungkap Daynuri.

Baca juga: Buktikan Laskar FPI Pakai Senjata Api dan Tajam di Tol Cikampek, Polisi: Ada Jelaga di Tangan Pelaku

Ia menyebutkan pakaian yang dikenakan Luthfi juga tidak dikembalikan.

Senada dengan Daynuri, saudara perempuan Muhammad Suci Khadavi, Anandra, memberikan keterangan serupa.

Ia menjelaskan tidak ada barang pribadi milik saudaranya yang dikembalikan ke keluarga.

"Kami keluarga tidak diberikan barang-barang Khadavi. Handphone, tas, dompet tidak ada sama sekali," papar Anandra.

Ia mengaku sempat menanyakan hal itu kepada petugas yang menangani jenazah Khadavi, tetapi tidak mendapat jawaban.

"Kemarin saya sempat tanyakan apakah ada barang-barang yang diberikan, agar kami bisa tahu handphone-nya," terangnya.

"Karena di handphone-nya itu juga pasti ada foto kami keluarga dan lainnya," lanjut Anandra.

Saudara perempuan Muhammad Reza, Septi, menjelaskan keluarganya juga tidak mendapat barang-barang korban setelah insiden penembakan.

"Untuk barang Reza, tidak ada yang dipulangkan," kata Septi.

Lihat videonya mulai menit 8.50:

Polisi Ungkap Ada Bukti CCTV Rekam FPI Serang Aparat

Pihak kepolisian menyebut telah memiliki bukti rekaman kamera pengintai atau CCTV yang merekam momen terjadinya serangan dari anggota laskar ormas Front Pembela Islam (FPI).

Seperti yang diketahui akibat insiden baku tembak yang terjadi di Jalan Tol Jakarta Cikampek Kilometer 50 pada Senin (7/12/2020), 6 anggota Laskar FPI tewas.

Keenam orang tersebut ditembak oleh anggota kepolisian setelah lebih dulu melakukan penyerangan menggunakan senjata tajam dan senjata api kepada aparat kepolisian.

Baca juga: Buntut Baku Tembak Laskar FPI dan Polisi, Kapolri Idham Azis Minta 4 Tempat Ini Dijaga Ketat

Dikutip dari TribunJakarta.com, bukti CCTV yang merekam aksi penyerangan itu kini tengah disimpan oleh pihak kepolisian.

"Nanti akan kita kasih lihat bukti CCTV-nya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus kepada wartawan, Selasa (8/12/2020).

Sejumlah CCTV lain masih terus dikumpulkan oleh pihak kepolisian terkait insiden baku tembak tersebut.

"Ada, ada (CCTV). Ini kan lagi kita bongkar, pelan-pelan dulu. CCTV ada beberapa, masih kita kumpulkan," ujar dia.

Sedangkan terkait asal usul senjata, hal tersebut juga menjadi fokus penyelidikan aparat kepolisian.

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran bersama Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman menunjukan barang bukti saat menggelar rilis kasus dugaan penyerangan anggota polisi oleh pendukung Front Pembela Islam (FPI) di Gedung Direskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Senin (7/12/2020). Pada rilis tersebut Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran Fadil Imran menyebutkan bahwa pada peristiwa penyerangan tersebut polisi terpaksa menembak karena merasa terancam oleh beberapa orang dari kelompok pendukung FPI yang menyebabkan 6 orang dari kelompok FPI meninggal dunia.
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran bersama Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman menunjukan barang bukti saat menggelar rilis kasus dugaan penyerangan anggota polisi oleh pendukung Front Pembela Islam (FPI) di Gedung Direskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Senin (7/12/2020). Pada rilis tersebut Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran Fadil Imran menyebutkan bahwa pada peristiwa penyerangan tersebut polisi terpaksa menembak karena merasa terancam oleh beberapa orang dari kelompok pendukung FPI yang menyebabkan 6 orang dari kelompok FPI meninggal dunia. (Tribunnews/Jeprima)

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat memastikan akan mengungkap siapa pemiliki senpi tersebut.

"Tentang senjata api itu masih kami selidiki, dan kami akan jelas sudah banyak senjata api kami akan cari tahu siapa pemiliknya," ujar Tubagus, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/12/2020).

Dilansir Tribunnews.com, Tubagus menuturkan, senpi itu digunakan oleh pengikut Habib Rizieq untuk menyerang para polisi.

Ia kini menegaskan akan mengungkap informasi detail terkait senpi tersebut.

"Penyidikan tidak selesai sampai di sini. Kami akan telusuri siapa pemilik senjata api, bagaimana cara memperolehnya dan lain sebagainya, dikaitkan yang terlibat di dalamnya dalam peristiwa tersebut," tandasnya.

Di sisi lain, pihak FPI membantah memiliki senjata api.

Dikutip dari Kompas.com, Sekretaris FPI Munarman mengatakan, FPI tidak pernah memiliki senpi.

"Tidak benar. Laskar FPI tidak pernah memiliki senjata api," kata Munarman kepada Kompas.com, Senin siang.

Munarman justru meminta pihak kepolisian bertanggungjawab atas tewasnya 6 simpatisan pimpinan FPI Muhammad Rizieq Shihab.

"Tentu hal tersebut harus ada pertanggungjawaban secara hukum," sambungnya. (TribunWow.com/Brigitta/Anung)

Tags:
Komisi III DPR RIFPIPengikut Rizieq Shihab Tewas
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved