Breaking News:

Terkini Daerah

Pernikahan Berujung Maut, Pemkab Sragen Beri Reaksi Tegas soal Keluarga Tewas setelah Acara Hajatan

Reaksi keras Pemerintah Sragen soal meninggalnya keluarga tewas akibat Covid-19 di Kalijambe, Sragen.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Mohamad Yoenus
Tribun Solo
Ilustrasi pemakaman dengan aturan Covid-19. Pernikahan berujung petaka terjadi Desa Wonorejo, Kecamatan Kalijambe, Sragen pada 24 Oktober 2020. 

Sementara itu Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen masih enggan menyatakan bahwa hajatan itu sebagai klaster baru penyebaran Covid-19.

Menurut Kepala Dinkes Sragen, Hargiyanto, klaster masih sebatas klaster keluarga.

"Belum bisa dikatakan sebagai klaster hajatan," kata Hargiyanto Rabu (11/11/2020).

Hargiyanto menuturkan, pemeriksaan bagi tamu undangan pernikahan sudah dilakukan di Teknopark Sragen pada Selasa (10/11/2020).

Kronologi Kejadian 

acara pernikahan itu rupanya dihadiri oleh ratusan orang.

Dua hari setelah acara pernikahan pada 26 Oktober 2020, mempelai perempuan berinisial LD (28) tiba-tiba saja merasa sesak napas.

Ia mengeluh sesak nafas saat ngunduh mantu di Kabupaten Wonogiri.

Akibatnya, LD harus dirawat di RSUD dr Moewardi Solo.

Namun sayang seminggu menjalani perawatan, LD meninggal pada Kamis (5/11/2020).

"Hasil swabnya dia positif terkena virus Corona," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto kepada TribunSolo.com, Rabu (11/11/2020).

Tatag mengatakan, sebelum acara pernikahan mempelai perempuan sebenarnya sudah merasakan gejala Covid-19.

Lantaran akan menikah, dia tidak menghiraukan gejala tersebut.

"Tapi saat dalam perjalanan menuju pesta pernikahan di rumah mempelai pria dia tidak sanggup menahannya lagi," jelasnya.

Keluhan yang dialami LD rupanya juga dirasakan oleh kedua orang tuanya, yakni positif Covid-19.

Halaman
1234
Tags:
SragenJawa TengahPernikahanCovid-19Wonogiri
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved